Lampungway.com – Seorang Siswa bernama Shahrukh Khan (16) selamat dari Berondongan Peluru yang dilakukan Pasukan Taliban di Ruang Kelas. Mereka memberondong tembakan ke arah siswa yang sedang mengikuti sesi bimbingan karir di Sekolah Umum Angkatan Darat Peshawar, Pakistan.
Shahrukh Khan menceritakan, sekelompok orang bersenjata api mengenakan seragam militer menyerbu masuk dan melepaskan tembakan ke arah para siswa.
“Seseorang berteriak kepada kami untuk bersembunyi di bawah meja. Kemudian salah satu dari mereka berteriak, ‘Ada begitu banyak anak-anak di bawah bangku, pergi dan dapatkan mereka.’ ”
Didorong naluri untuk tetap hidup, Shahrukh segera menyelinap ke bawah bangku dan berpura-pura mati. Pemandangan mengerikan terlihat di depan matanya, saat tubuh teman-temannya hancur berlumuran darah karena timah panas kelompok Taliban, teman-temanya tewas tak berdaya.
Dalam Kengerian itu, Khan sempat melihat ada orang yang datang mendekat.
“Saya melihat sepasang sepatu bot hitam besar datang ke arah saya, orang ini mungkin berburu siswa yang bersembunyi di bawah bangku,” kenang Khan.
Selang beberapa waktu, Khan melihat kemungkinan untuk berpindah tempat, ia mencoba merangkak ke balik pintu ruang kelas untuk berlindung dari para penyerang. Jantungnya berdegup kencang, Ketakutan dahsyat memenuhi dirinya sehingga ia baru sadar kalau kakinya telah tertembak setelah merasakan sakit dikaki dan ada darah yang mengalir.
Setelah menyadari bahwa Ia terluka, rasa sakit mulai membuatnya hampir tidak mampu bertahan. Dengan mata yang terpejam, kan merasakan tubuhnya mulai mengigil karena banyak kehilangan darah.
“Saya melipat dasi dan memasukannnya ke dalam mulut agar saya tidak berteriak. Pria dengan sepatu besar terus mencari siswa dan menembakan peluru ke tubuh mereka,” tuturnya, seperti dikutip dari Dailymail, Rabu (17/12/2014).
“Saya berbaring diam seperti yang saya bisa lakukan dengan menutup mata, menunggu-nunggu penuh ketakutan akan ditembak lagi. Tubuhku menggigil,” aku Khan.
Pasca Penyerangan tersebut, Khan mengalami trauma berat. Anggota Taliban bersepatu bot hitam terus membayang-bayangi pikiranya. Ia merasa insiden berdarah waktu itu membawa lonceng kematian untuknya.
“Saya melihat kematian begitu dekat dan saya tidak akan pernah melupakan sepatu bot hitam mendekati saya. Saya merasa seolah-olah itu adalah kematian yang mendekati saya,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, lebih dari 100 orang tewas dalam serangan tersebut. Sebagian besar dari mereka anak-anak berusia di bawah 18 tahun.