Berita Lampung Terkini
Berita  

Koran Australia Gambarkan Tangan Jokowi Berlumuran Darah

Tangan Jokowi berlumuran darah

Lampungway.com – Berbagai macam cara Media Australia melontarkan sindiran pedas untuk Indonesia sebagai bentuk kekecewaaan terhadap kebijakan Pemerintah Indonesia dalam mengeksekusi mati para terpidana Narkoba. Salah satu contoh yang teranyar adalah Sebuah Koran Terkenal di Australia, The Courier Mail, yang membuat judul serta foto ilustrasi halaman utama yang terbilang kontroversial, pada edisi Rabu (29/4/2015). Bagaimana tidak, Media yang berbasis di Brisbane tersebut memasang gambar Presiden Jokowi dengan tangan yang berlumuran Darah. Ditambah judul utama bertuliskan “Bloody Hands” yang artinya “tangan yang berlumuran darah”.

 

Koran Kontroversi itu membahas kebijakan Jokowi mengenai perintah eksekusi mati terhadap 8 narapidana yang dua di antaranya merupakan warga Negara Australia. Sementara foto ilustrasi yang ditampilkan untuk judul berita utama itu adalah, Presiden RI Joko Widodo tengah tersenyum semringah sembari menunjukkan telapak tangan kanannya berlumuran darah.
Foto ilustrasi itu beratar belakang bendera nasional Indonesia, yang dari ujung kiri sisi merahnya mengalir cairan merah seperti darah. Surat kabar ini mengusung sub-judul yang tertulis “Edisi Spesial Pukul 4 Pagi: Suara tembakan regu penembak ramaikan pulau eksekusi”. Berikut Gambar pada Halaman Koran Kontroversi itu.
Koran Australia Kontroversi
Isinya kurang lebih menggambarkan kegiatan duo terpidana Bali Nine Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Kegiatan yang diliput termasuk menyantap menu KFC sebelum eksekusi, dan saling memberi semangat pada tujuh terpidana lainnya.
Selama dua hari sebelum eksekusi, para terpidana melaksanakan beberapa sesi doa bersama, dipimpin oleh Chan yang sudah menjadi pastur. Detik-detik sebelum eksekusi, keluarga Chan dan Sukumaran dipantau masih meminta belas kasih kepada Presiden Joko Widodo untuk memberikan pengampunannya. Adik Andrew Chan, Michael, mengatakan tidak ada kata terlambat untuk pengampunan dari presiden, sebab eksekusi ini akan menghadirkan duka di tengah keluarga seumur hidupnya.
“Ini tidak akan menyelesaikan permasalahan narkoba. Besok, minggu depan, bulan depan, ini tidak akan menghentikan apapun,” ucap Chinthu, saudara lelaki Myuran. “Tolong jangan biarkan ibu dan saudara-saudara saya harus menguburnya,”
Pihak keluarga menggambarkan perpisahan tersebut sebagai “penyiksaan” dan meminta Presiden Joko Widodo untuk berpikir ulang mengenai pelaksanaan eksekusi itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *