Bandarlampung (LW): Pelaksanaan new normal dinilai tergesa-gesa. Jika pemerintah akan melaksanakan new normal, sebaiknya masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan.
Hal itu terungkap dari Bincang dan Baca Puis virtual zoom Koalisi Masyarakat Puisi Sumatera Selatan, Minggu (7/6) dimulai 19.30 dan berakhir 22.45 WIB.
Acara yang dipandu Anwar Putra Bayu ini menghadirkan pembicara tunggal dr. Zulkhair Ali, dan pembaca puisi di antaranya Tarech Rasyid, Suyadi San, Isbedy Stiawan ZS, Victor Pogadev (Rusia) Hartinah Ahmad (Singapura), Zefri Ariff (Brunei Darussalam), dan lain-lain.
Zulkhair menegaskan, selayaknya pemerintah memberlakukan new normal jika jumlah yang terpalar Covid-19 terus melandai.
“Akan tetapi jika masih terus bertambah sebaiknya pemberlakuan new normal ditunda,” kata ketua IDI Sumatera Selatan yang juga penyair itu.
Menanggapi belajar-mengajar, ia mengutip pernyataan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, sebaiknya tahun ajaran baru dimulai Desember 2020.
“Itu pun apabila pandemi ini telah menurun tajam,” tegas dia.
Sementara peserta lainnya menilai pemerintah tampak kalah menghadapi pandemi Covid 19 ini. Akibatnya tampak gagap, dan kebijakan yang dibuat terasa tergesa-gesa.
Penyair Lampung Isbedy Stiawan ZS membacakan puisi “Pada Waktunya Sunyi (1)” dan “Pada Waktunya Sunyi (3)” pada pembuka setelah diskusi, dan menutup acara.
Lalu pembaca lain ialah Tarech Rasyid dengan puisi religius, Suyadi San, Victor Pogadev, Anwar Putra Bayu, Zullhair Ali, Zefri Ariff, Ritawati Jassin, Hartinah Ahmad, dan musisi Giok Ali dengan satu lagu baru dicipta tentang corona.
Sementara penyair senior Eka Budianta sangat mengapresiasi kegiatan yang dinilainya sangat bagus dan hendaknya ada kelanjutan.
Acara ini selesai pada pukul 22.45 WIB. Para penyair/pembaca puisi dan peserta tamu terlibat hingga akhir acara. (LW)