Bandarlampung (LW): Wakil Ketua Badan Sosialisasi MPR RI Taufik Basari mengingatkan pentingnya rasa toleransi dibentuk sejak dini. Sikap terbuka dan menghormati perbedaan yang ada di antara sesama, menurutnya akan memberikan dampak positif bagi tumbuh kembang anak di lingkungannya.
“Toleransi digunakan untuk menghargai perbedaan ras dan agama, mau belajar dari orang lain, menjembatani perbedaan budaya, latar belakang, dan menolak sterotipe yang tidak adil. Orangtua perlu membekali hal seperti ini untuk anak-anak kita,” ungkap Taufik saat menggelar sosialisasi empat pilar kebangsaan di Teluk Betung Barang (24/11) lalu.
Ras, agama, suku bangsa, gender, usia, budaya, politik, sosial ekonomi, tempat tinggal, pakaian, bahkan makanan bisa memicu antipati dari orang-orang yang intoleran, orang-orang yang takut pada mereka yang tampak berbeda atau hidup dengan cara berbeda. Secara acak, aksi intoleransi yang semakin nyata menurut Taufik, telah membuat banyak orang semakin ketakutan dan tidak bahagia.
“Di sekolah, toleransi sebenarnya sudah selalu diajarkan dan berusaha ditanamkan sejak dini. Bahkan jauh hari sebelum kita lahir, para bapak bangsa sudah menanamkan nilai toleransi lewat berbagai cara mulai dari menelurkan Pancasila sebagai dasar negara, hingga membangun berbagai simbol kerukunan. Tapi itu semua sepertinya belum cukup. Buktinya masih ada saja kasus intoleransin baik dalam skala kecil maupun besar,” beber Taufik.
Karena itu, menurutnya, orangtua diharapkan dapat turut berperan dalam menumbuhkan wawasan tentang indahnya keberagaman pada anak sejak dini. Sebab sejatinya, sikap dan kepribadian anak dibentuk pertama kalinya melalui keluarga dan lingkungan. (*)