Bandarlampung (LW): Deddy Wijaya Candra, salah satu caleg DPRD Provinsi Lampung PDI Perjuangan digadang kuat bakal duduk di kursi DPRD Provinsi Lampung dari Dapil Kota Bandarlampung. Ya, pemuda keturunan Tionghoa ini belakangan juga santer disebut-sebut bakal mengisi bursa Bakal Calon Walikota Bandarlampung.
Matang di berbagai organisasi sejak remaja membuat Deddy punya pandangan politik yang cukup unik. Bung Deddy, begitu ia akrab disapa, tumbuh di banyak organisasi macam Majelis Buddhayana Indonesia, Gemabudhi, Persatuan Umat Buddha Indonesia, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI).
Sederet pengalaman itu pada akhirnya membuat Deddy dipinang PDI Perjuangan. Pun dirinya saat ini diberi mandat untuk menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua Bidang Pemuda, Olahraga dan Pariwisata DPD PDI Perjuangan Lampung. Selain dari pada ia pengagum sosok presiden RI pertama Ir Soekarno.
Pengalaman ditambah basis suara yang dipunya mau tak mau membuatnya mesti terjun ikut bertarung dalam pesta demokrasi. Meski begitu, Bung Deddy mengaku tak punya ambisi, sebab kata dia ambisi justru membuat seseorang lupa bahwa yang terpenting adalah berguna bagi masyarakat luas.
“Saya tidak punya ambisi, tapi punya cita-cita. Bagi saya cita-cita lah yang membuat seseorang ingin mencapai sesuatu hal yang baik dan saya ingin berguna bagi Masyarakat Lampung, tanah tempat saya dilahirkan,” ujar Deddy, di Bandarlampung, Selasa (4/7).
Misinya jelas, memberikan pendidikan politik ke semua lapisan masyarakat. Sebab itu, ia tak mau berfokus menyapa hanya di basis massa yang dipunya.
“Saya tidak pernah membeda-bedakan, mulai dari pemuda, orang tua, tokoh masyarakat sampai pedagang pasar saya sambangi,” kata dia.
Pada akhirnya, kata Deddy, masyarakat merindukan sosok pemimpin yang bukan cuma pintar tapi lebih peka terhadap berbagai permasalahan di lapangan.
“Artinya para pejabat baik itu di legislatif maupun eksekutif harus mulai berpikir untuk membuat aturan-aturan yang memang bisa berguna bagi masyarakat. Jangan lagi ada kebijakan populis yang pada akhirnya malah merugikan,” tukasnya. (Red)