Bandarlampung (LW): Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Letjen TNI (Purn) H.B.L Mantiri resmi menutup pelatihan Jiwa, Semangat dan Nilai-nilai 1945 (JSN 45) yang diikuti para guru, veteran dan profesional Lampung, Sabtu (23/11).
Pelatihan yang berlangsung sejak 18-23 November tersebut, diikuti 30 Calon Sosialisator se- Provinsi Lampung.
Dalam kesempatannya, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Letjen TNI (Purn) H.B.L Mantiri berharap, Calon Sosialisator dapat berperan aktif dalam mensosialisasikan kembali Jiwa dan semangat nilai-nilai 45 ke tengah masyarakat, maupun para siswa di sekolah masing-masing.
“(Jiwa dan semangat) Ini harus ditularkan ke masyarakat maupun anak didik kita, agar ke depan, bangsa ini memiliki karakter diri dan tentunya dapat meneruskan jiwa dan semangat pejuang terdahulu,” ucap Ketum.
Senada, Kadep Pewarisan JSN’45 Mayjen TNI Mar (Purn) Nono Sukarno mengatakan, calon sosialisator JSN 45 Lampung nantinya dapat mewariskan JSN 45 kepada masyarakat terutama para generasi muda penerus bangsa. Menurutnya, saat ini banyak masyarakat yang belum memahami tentang veteran. “Veteran RI adalah WNI yang pernah bergabung dalam angkatan bersenjata resmi dan pernah berperang melawan tentara negara luar. Nah, kalau tentara tetapi belum pernah berperang dengan negara luar, maka belum tentu veteran,” katanya.
Dijelaskan Nono, Veteran RI terbagi menjadi beberap jenis, yaitu Veteran Pejuang Kemerdekaan RI (tahun 1945-1949), Veteran Pembela Kemerdekaan RI, Veteran Perdamaian RI dan Veteran Anumerta yang gugur dalam peperangan.
Untuk Veteran Pembela Kemerdekaan RI sendiri terbagi menjadi tiga yaitu Veteran Pembela Trikora (tahun 1961-1963) yang terlibat dalam operasi Trikora mengusir penjajah Belanda di Irian Barat. Kemudian Veteran Pembela Dwikora (1964-1966) melawan Malaysia dan Veteran Seroja yang berperang membebaskan Timor Timur dari Portugis (1975-1976).
Adapun Veteran Perdamaian RI adalah WNI yang berperan aktif dalam pasukan internasional di bawah PBB dalam rangka melaksanakan misi perdamaian dunia. “Veteran Pejuang dan Pembela Kemerdekaan jumlahnya terus berkurang karena rata-rata sudah usia lanjut, sedangkan Veteran Perdamaian banyak yang berusia muda dan masih aktif berdinas di militer, saat pulang ke tanah air, mereka juga termasuk veteran,” terangnya.
Meskipun sudah berusia lanjut, kata Nono, para veteran selalu bersemangat untuk menyosialisasikan JSN 45 yang di dalamnya memuat nilai-nilai rela berkorban, pantang menyerah dan cinta tanah air. Hal inilah yang perlu ditanamkan kepada para generasi muda.
“Melalui sosialisasi JSN 45 ini, kami berharap masyarakat tahu dan paham bahwa kemerdekaan diraih dengan penuh perjuangan yang dilakukan oleh para veteran,” katanya.
Diketahui, di akhir pelatihan JSN 45 tersebut, dilakukan pos test dan pembagian sertifikat bagi para Sosialisator. (LW)