Komisi IV DPRD Bandarlampung Soroti Kenaikan Anggaran Penanganan Stunting

Bandarlampung (LW): Komisi IV DPRD Kota Bandar Lampung menyoroti alokasi anggaran penanganan stunting di Kota Tapis Berseri pada tahun 2025 yang mencapai Rp 10 Miliar. Anggaran ini mengalami kenaikan sekitar Rp 4 miliar dibandingkan dengan tahun 2024 yang hanya sebesar Rp 6 Miliar.

Ketua Komisi IV DPRD Bandar Lampung, Asroni Paslah, meminta agar data terkait angka stunting di kota tersebut dapat dipastikan, apakah mengalami penurunan atau justru peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

“Ini yang kita ingin tahu, data pasti angka stunting di Bandar Lampung ada berapa, apakah meningkat atau turun dari tahun sebelumnya,” ujar Asroni saat dikonfirmasi, Rabu (5/2).

Asroni juga mempertanyakan apakah kenaikan anggaran ini sebanding dengan penurunan angka stunting, serta bagaimana alokasi anggaran tersebut didistribusikan dan apakah sudah tepat sasaran.

“Kalau anggarannya bertambah, apakah jumlah angka stunting juga bertambah, lalu alokasinya bagaimana, apakah sudah tepat sasaran,” lanjut Asroni.

Sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Bandar Lampung, Asroni menekankan pentingnya penggunaan anggaran yang tepat sasaran untuk menangani masalah stunting. Ia juga mengingatkan bahwa penanganan stunting merupakan perhatian khusus Ketua Umum Gerindra sekaligus Presiden RI, Prabowo Subianto.

“Yang jelas alokasi anggarannya tentu harus tepat sasaran, karena penanganan stunting memang menjadi perhatian Pak Presiden Prabowo Subianto,” ungkap Asroni.

Lebih lanjut, Asroni menyarankan agar anggaran tersebut dikolaborasikan dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang juga menjadi inisiatif Presiden untuk menurunkan angka stunting di Indonesia.

“Alangkah baiknya jika anggaran itu dikolaborasikan dengan program MBG,” tambahnya.

Asroni mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk Dinas Kesehatan dan BKKBN, untuk memverifikasi data dan alokasi anggaran dalam penanganan stunting di Bandar Lampung.

“Kami akan koordinasi dengan dinas kesehatan dan BKKBN untuk menanyakan data stunting, termasuk alokasi anggarannya. Karena kalau anggaran yang ada dikolaborasikan dengan makan bergizi gratis, saya rasa ini akan lebih efektif dan tepat sasaran,” tutupnya. (LW)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *