Isbedy Siapkan 2 Buku Puisi Tahun Ini

Bandarlampung (LW): Penyair Isbedy Stiawan ZS menyiapkan dua buku puisi pada tahun 2022 ini.

Isbedy menjelaskan, sebetulnya 1 buku puisinya sudah daftar tunggu penerbit Dunia Pustaka Jaya berjudul “Masuk ke Tubuh Anak-anak”.

Sedangkan kedua buku bertajuk “Mendaur Mimpi Puisi yang Hilang” dijadwalkan beredar Februari, sementara “Nuwo Badik, dari Percakapan dan Perjalanan” pada Maret 2022. Kedunya diterbitkan Siger Publisher.

“Buku puisi saya ini sudah mendapatkan ISBN dari Perpustakaan Nasional RI. Sampul buku dengan lukisan  Acep Zamzam Noer dan Syamsurizal juga sudah siap,” kata Isbedy berjuluk Paus Sastra Lampung, Selasa (11/1).

Buku “Nuwo Badik, dari Percakapan dan Perjalanan” salah satunya puisi tentang nuwo (rumah) badik, yakni pusat perajin badik di Uluan Nughik Tulangbawang Barat yang baru diresmikan Bupati Umar Ahmad awal Desember 2021.

“Soal puisi badik saya memang terinpirasi dari melihat perajin badik di Tubaba. Tetapi puisi adalah fiksi dan gabungan dari kisah, imaji, filosofi, maupun sejarah yang telah saya serap,” jelas Isbedy.

Karena itu, dia berharap, buku “Nuwo Badik….” kalau memungkinkan bisa diluncurkan di Tubaba. “Di area Nuwo Badik biar terasa estetis dan mistis,” katanya.

Buku puisi “Nuwo Badik, dari Percakapan dan Perjalanan” diawali dengan esai Endri Kalianda, “Sang Legenda”.

“Lukisan sampul depan karya pelukis asal Metro, Syamsurizal. Desain cover dan layout isi Devin Nodestyo,” ujar Isbedy lagi.

Mengenai kumpulan puisi “Nuwo Badik”, pengampu Lamban Sastra ini menjelaskan, hidup adalah sebuah percakapan, juga perjalanan. Dalam perjalanan akan ada percakapan (dialog) dan itu bisa menjadi catatan atau kenangan untuk sampai pada nuwo (rumah dalam bahasa etnis Lampung). Rumah yang dirindu, rumah yang pasti dituju.

Nuwo Badik, adalah rumah perajin alat/senjata tajam khas masyarakat suku Lampung. Dari rumah badik ini, pengembaraan pada kisah keris ciptaan Mpu Gandring yang menewaskan pembuat keris dan Tunggul Ametung demi Ken Dedes yang cantik.

“Dari soal badik, buku ini juga menghimpun puisi-puisin lain yang lahir hasil amatan, runungan, imajinasi dari berbagai percakapan dan perjalanan. Tapi aku bukan Ken Arok!” katanya.

Kumpulan puisi “Mendaur Mimpi Puisi yang Hilang” dengan desain sampul dan layout isi digarap Gufran An’ars. Sedangkan lukisan pada sampul dari karya penyair cum perupa Acep Zamzam Noer.

“Jadi dua desain buku dan dua perupa saya berdayakan untuk memerkuat kehadiran buku saya ini,” kata dia.

Mengenai puisi-puisi dalam “Mendaur Mimpi”, Isbedy mengatakan, mimpi adalah bunga  tidur. Sebagai bunga ia bisa mekar dan layu. Ia juga akan datang atau pergi tanpa kita minta.

“Seperti imaji-imaji yang datang atau minta didaur ulang. Dijadikan puisi yang acap pula menghilang,” ungkapnya.

Ditambahkan, inilah puisi-puisi dalam mendaur mimpi puisi yang hilang. “Agar jadi kenangan, agar abadi. Dan dicari gunanya,” ucap Isbedy.

Ia berpesan, bagi peminat puisi-puisi Isbedy, dapat memesan lewat HP/WA 0821-7852-2158. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *