Tulangbawang (LW): Bersama kementerian koordinator bidang pembangunan manusia dan kebudayaan RI, Calon DPD RI Farah Nuriza Amalia memaparkan strategi penurunan stunting di kampung KNPI Kecamatan Gedung Aji, Kabupaten Tulangbawang, Rabu (21/6).
Hadir sekaligus membuka acara tersebut Asisten 1 bidang Pemerintahan dan Kesra Pemkab Tuba Dr. Akhmad Suharyo M.Si dan turut hadir juga Deputi bidang koordinasi peningkatan kualitas kesehatan dan pembangunan kependudukan, Y.B Satya Sananugraha.
Farah Nuriza yang menjabat Wakil Ketua KNPI Bidang anak jalanan dan terlantar itu menjelaskan, prevalensi stunting di Provinsi Lampung telah berkurang 3,2% dari tahun 2021, yakni 18,5% ke tahun 2022 menjadi 15,2%, dan prevalensi tahun 2022 ini tergolong dalam kategori masalah kesehatan masyarakat “sedang” (10-<20%), menurut WHO.
Namun, Provinsi Lampung berada di urutan ke-32 provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi (nomor 3 terendah di Indonesia/34 provinsi).
Menurutnya faktor stunting bisa terjadi karena rendahnya kualitas dan jumlah asupan gizi pada masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun, bisa terjadi karena faktor lingkungan dan faktor pola asuh.
Yang dikhawatirkan adalah dampak stunting pada anak yang mengakibatkan 5 gangguan kesehatan.
“Karena stunting, postur anak akan pendek sebab pertumbuhan massa otot terganggu, lalu anak mudah sakit,” katanya.
Kemampuan nak jadi kurang/tingkat kecerdasannya rendah, lalu produktifitas rendah saat beranjak dewasa dan dapat berisiko terkena penyakit degeneratif seperti obesitas, jantung hingga hipertensi.
Farah juga menjelaskan tentang dampak stunting pada pilar penting yang lain, seperti keluarga dan negara.
“Pada keluarga, stunting menyebabkan biaya kesehatan menjadi mahal karena sering sakit, biaya pendidikan mahal karena tinggal kelas 1-2 kali serta pendapatan lebih kecil 20% saat dewasa dan sudah berkeluarga,” tuturnya.
Selain itu, dampak stunting dalam bangsa dan negara dapat mengakibatkan biaya kesehatan membengkak karena menanggung anak dan orang dewasa sakit, biaya pendidikan meningkat karena menanggung biaya untuk anak yang tinggal kelas.
“Lalu menurunnya kualitas sumber daya manusia (SDM) karena tidak mampu bersaing, menghambat pertumbuhan ekonomi dan produktifitas pasar kerja karena generasi yang lemah dan tidak produktif dan menyebabkan pendapatan negara berkurang akibat generasi yang penghasilannya rendah,” lanjut Farah.
Farah mengatakan beberapa poin penting dalam mencegah stunting. Pertama, upaya pencegahan stunting terfokus untuk ibu hamil. Lalu, pencegahan stunting pada anak 0-24 bulan yang memerhatikan betul bagaimana ibu menyusui anak usia 0-6 bulan dan ibu menyusui anak usia 6-24 bulan.
Kemudian pencegahan stunting juga terfokus pada pemberian ASI terbaik bagi bayi, berikut ini tipsnya:
• ASI mengandung zat gizi lengkap dan mudah diserap dengan sempurna
• Mengandung sel darah putih, zat kekebalan enzim, hormon dan protein yang cocok buat bayi
• ASI Eksklusif: ASI saja dari lahir sampai usia 6 bulan. Pemberian makanan/minuman selain ASI sebelum 6 bulan dapat mengurangi produksi ASI, meningkatkan risiko infeksi, alergi, serta mengurangi ikatan kasih saying ibu dan bayi
• Berikan ASI yang pertama keluar dan berwarna kekuningan (kolostrum)
• Susui sesering mungkin, sesuai keinginan bayi paling tidak 8 kali sehari
• Jika bayi tidak bangun lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui
• Susui dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian setelah payudara terasa kosong
• Susui anak dalam kondisi menyenangkan, nyaman dan penuh perhatian
• Dukungan suami dan keluarga penting dalam keberhasilan ASI Eksklusif
Farah juga menjelaskan pentingnya mencegah stunting yang mengedepankan air bersih. Seperti:
• Memastikan akses ke air bersih untuk mencegah diare, tifus, disentri, kolera, dll
• Jarak sumber air dengan jamban atau pembuangan sampah minimal 10 meter
• Tidak ada genangan air di sekitar sumber air dan dilengkapi saluran pembuangan air tidak ada kotoran dan lumut pada lantai/dinding sumur
• Sumber mata air terlindungi dari bahan pencemar
• Sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus dijaga bangunannya agar tidak rusak
• Ember penampung air dilengkapi dengan penutup dan gayung bertangkai, dijaga kebersihannya
• Lantai sumur sebaiknya kedap air (diplester) dan tidak retak, bibir sumur dan dinding sumur harus diplester dan sumur ditutup
Selain itu, ada juga pencegahan stunting atas jamban sehat sebagaimana berikut ini:
• Manfaat jamban sehat:
• Lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau
• Tidak mencemari sumber air dan tanah
• Tidak mengundang datangnya lalat/kecoa/serangga yang dapat menularkan penyakit: diare, kolera, disentri, tifus, kecacingan dan saluran pencernaan
• Lalu bagaimana jamban sehat bisa mencegah penyakit?
• Pembuatan jamban sehat, sehingga lalat tidak dapat menyentuh kotoran manusia dan sumber air
• Pengelolaan air minum mulai dari sumber sampai siap minum
• Mengolah makanan dengan benar serta menutup makanan
• Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir saat akan makan
• Persyaratan jamban sehat :
• Mencegah penyebaran bahan berbahaya akibat pembuangan kotoran manusia
• Mencegah faktor pembawa untuk menyebarkan penyakit pada pemakai lingkungan sekitar. (*)