Bandarlampung (LW): Ketua Komisi IV DPRD Kota Bandar Lampung, Asroni Paslah, mengungkapkan keprihatinannya terkait maraknya tawuran dan perang sarung yang terjadi di Kota Bandar Lampung selama bulan Ramadan. Menurut Asroni, kejadian tersebut sangat meresahkan masyarakat dan merusak suasana kondusif yang seharusnya tercipta selama bulan suci.
Asroni Paslah, yang juga menjabat sebagai Ketua Gerindra Kota Bandar Lampung ini mengatakan bahwa tindakan kekerasan seperti tawuran antar remaja dan perang sarung harus segera ditangani dengan serius oleh pihak berwenang, termasuk aparat keamanan dan pemerintah daerah. “Aksi tawuran ini sangat meresahkan, apalagi di bulan Ramadan yang seharusnya menjadi waktu untuk meningkatkan kualitas ibadah dan menjaga kedamaian. Kita tidak bisa membiarkan kejadian seperti ini terus terjadi,” ujarnya.
Terkait hal tersebut, insiden tawuran yang melibatkan sekelompok remaja kembali terjadi pada Kamis, 13 Maret 2025, dini hari. Peristiwa tawuran antar kelompok remaja ini berlangsung di bawah flyover Mall Boemi Kedaton (MBK), Bandar Lampung. Tim Walet dari Satuan Samapta Polresta Bandar Lampung berhasil mengamankan empat remaja yang terlibat dalam tawuran tersebut.
Kepala Subbagian Humas Polresta Bandar Lampung, AKP Agustina Nilawati, menyampaikan bahwa selain menangkap empat remaja yang terlibat tawuran, pihak kepolisian juga menyita barang bukti berupa sebilah celurit panjang dan dua gir motor bertali kain. “Tim Walet membubarkan aksi tawuran dua kelompok remaja. Yang berhasil ditangkap ada empat orang, yang semuanya masih berstatus pelajar SMA di Bandar Lampung,” terang AKP Agustina Nilawati.
Keempat remaja yang diamankan oleh polisi berinisial RT (17), HW (17), LA (16), dan RM (16). Mereka semua merupakan pelajar dari sekolah menengah atas yang berada di Kota Bandar Lampung. Kejadian ini menambah daftar panjang aksi kekerasan yang melibatkan remaja di kota tersebut, dan menjadi sorotan utama bagi pemerintah dan aparat keamanan.
Menanggapi hal ini, Asroni Paslah menekankan bahwa pemerintah kota dan aparat kepolisian harus lebih proaktif dalam menangani masalah tawuran dan kekerasan remaja. Ia berharap agar ada pendekatan yang lebih komprehensif, mulai dari peningkatan patroli rutin oleh aparat, hingga program pembinaan bagi para remaja agar mereka tidak terjebak dalam perilaku negatif.
Menurut Asroni, pendidikan karakter dan peningkatan pengawasan di lingkungan sekolah juga sangat penting untuk mengurangi angka tawuran di kalangan pelajar. “Kami dari DPRD Kota Bandar Lampung mendukung langkah-langkah yang diambil oleh Polresta Bandar Lampung dalam memberantas tawuran. Namun, perlu ada kerjasama yang lebih erat antara aparat keamanan, pemerintah, dan pihak sekolah untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak kita,” tuturnya.
Perang Sarung Menambah Masalah
Selain tawuran antar kelompok remaja, perang sarung juga menjadi fenomena yang tak kalah meresahkan selama bulan Ramadan. Asroni menyebutkan bahwa perang sarung yang sering terjadi di malam hari menambah masalah sosial yang perlu segera diatasi. “Perang sarung itu selain mengganggu ketenangan masyarakat, juga bisa berpotensi menimbulkan kecelakaan atau bahkan korban jiwa. Oleh karena itu, kami sangat berharap aparat penegak hukum dapat lebih tegas dalam menindak pelaku,” tegasnya.
Perang sarung, yang biasanya terjadi di kalangan remaja, sering kali berujung pada keributan dan kerusakan fasilitas umum. Meskipun terdengar seperti sebuah tradisi atau kegiatan yang tidak berbahaya, namun faktanya perang sarung bisa berujung pada tindak kekerasan yang lebih serius. Asroni meminta masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam menjaga keamanan dan ketertiban, khususnya selama bulan Ramadan yang penuh berkah ini.
Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kota Bandar Lampung ini juga menegaskan bahwa pihaknya akan terus memberikan dukungan penuh kepada pemerintah dan kepolisian dalam menjaga ketertiban selama bulan Ramadan. “Kami akan terus memantau perkembangan ini dan memberikan masukan yang konstruktif. Keamanan dan ketertiban di kota ini harus menjadi prioritas utama, terutama saat Ramadan yang penuh dengan kegiatan ibadah,” pungkas Asroni.
Dengan semakin maraknya tawuran dan perang sarung yang terjadi belakangan ini, Asroni berharap masyarakat bisa lebih bijak dalam menghadapi situasi tersebut, dan bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih aman, damai, dan kondusif, terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri. (LW)