Sinopsis Uttaran Hari Ini, Sabtu 30 April 2016 : Episode 223. (Jangan Lupa Baca Episode Sebelumnya). Seseorang memanggil Ichcha saat Ichcha sedang berdoa di kuil,”Ibu guru”.
Ichcha berbalik, ia merasa bingung, Ichcha berkata, “Maaf, aku tidak mengenalimu”,
“Aku adalah Vishnu, aku tau, kau tidak ingat denganku. Kita pernah bertemu 14 tahun yang lalu, kau menunjukkan jalan yang benar kedalam hidupku”,
“Artinya kau pernah berada di penjara Satara?”,
“Ya, berkat dirimu, inilah aku sekarang”,
“Aku benar2 minta maaf, aku sama sekali tidak mengenalimu, mungkin karena aku terlalu sibuk memikirkan kehidupanku sendiri”,
“Aku bisa mengerti dan aku juga punya sedikit saran, kau mencemaskan Meethi bukan?”.
Ichcha bertanya,”Kau mengenal Meethi?”,
“Sebenarnya aku lah orang yang menyelamatkannya dari musibah kebakaran pada malam itu”,
“Aku tidak bisa membalas kebaikanmu ini. Kau telah melakukan kebaikan besar kepadaku”,
“Jangan berkata seperti itu. Apapun yang aku lakukan, aku tidak bisa membalas apa yang telah kau berikan kepadaku bertahun2 yang lalu. Bagaimanapun, aku tidak bisa membalas hutang budiku kepadamu. Malam itu aku melihat Meethi dan menyadari dia adalah putrimu. Ibu guru, kau selalu menginginkan yang terbaik untuk semua orang, tapi mengapa hal buruk bisa terjadi padamu?”.
Ichcha kemudian mengundang Vishnu untuk berkunjung ke rumahnya, Vishnu bersedia dengan senang hati. Vishnu memberitahu Ichcha,”Aku adalah pelayan di kuil ini, pendeta memberiku kamar di belakang kuil. Kita akan sering bertemu mulai saat ini” .
Pulang dari kontes busana yang diadakan kampusnya, Meethi memisahkan diri dari Mukhta dan duduk sendirian di suatu tempat. Vishnu menghampiri Meethi, ia menahan tangan Meethi ketika Meethi ingin meminum minuman kaleng (sepertinya kaleng bir).
Meethi berkata, “Beraninya kau menyentuhku, lepaskan tanganku!”,
“Aku akan menghentikanmu setiap kau melangkah ke arah yang salah” jawab Vishnu. Vishnu kemudian meremukkan minuman kaleng Meethi dan membuangnya.
Meethi semakin marah dan berkata, “Beraninya kau membuang minumanku! Siapa yang memberikanmu hak untuk melakukan itu?”,
“Ini bukan masalah hak, aku akan menghentikanmu setiap kau melakukan hal yang salah. Ini sudah larut malam, pulanglah. Aku akan membawamu seperti kemarin, tapi kali ini tanpa kobaran api”.
Ichcha berbalik, ia merasa bingung, Ichcha berkata, “Maaf, aku tidak mengenalimu”,
“Aku adalah Vishnu, aku tau, kau tidak ingat denganku. Kita pernah bertemu 14 tahun yang lalu, kau menunjukkan jalan yang benar kedalam hidupku”,
“Artinya kau pernah berada di penjara Satara?”,
“Ya, berkat dirimu, inilah aku sekarang”,
“Aku benar2 minta maaf, aku sama sekali tidak mengenalimu, mungkin karena aku terlalu sibuk memikirkan kehidupanku sendiri”,
“Aku bisa mengerti dan aku juga punya sedikit saran, kau mencemaskan Meethi bukan?”.
Ichcha bertanya,”Kau mengenal Meethi?”,
“Sebenarnya aku lah orang yang menyelamatkannya dari musibah kebakaran pada malam itu”,
“Aku tidak bisa membalas kebaikanmu ini. Kau telah melakukan kebaikan besar kepadaku”,
“Jangan berkata seperti itu. Apapun yang aku lakukan, aku tidak bisa membalas apa yang telah kau berikan kepadaku bertahun2 yang lalu. Bagaimanapun, aku tidak bisa membalas hutang budiku kepadamu. Malam itu aku melihat Meethi dan menyadari dia adalah putrimu. Ibu guru, kau selalu menginginkan yang terbaik untuk semua orang, tapi mengapa hal buruk bisa terjadi padamu?”.
Ichcha kemudian mengundang Vishnu untuk berkunjung ke rumahnya, Vishnu bersedia dengan senang hati. Vishnu memberitahu Ichcha,”Aku adalah pelayan di kuil ini, pendeta memberiku kamar di belakang kuil. Kita akan sering bertemu mulai saat ini” .
Pulang dari kontes busana yang diadakan kampusnya, Meethi memisahkan diri dari Mukhta dan duduk sendirian di suatu tempat. Vishnu menghampiri Meethi, ia menahan tangan Meethi ketika Meethi ingin meminum minuman kaleng (sepertinya kaleng bir).
Meethi berkata, “Beraninya kau menyentuhku, lepaskan tanganku!”,
“Aku akan menghentikanmu setiap kau melangkah ke arah yang salah” jawab Vishnu. Vishnu kemudian meremukkan minuman kaleng Meethi dan membuangnya.
Meethi semakin marah dan berkata, “Beraninya kau membuang minumanku! Siapa yang memberikanmu hak untuk melakukan itu?”,
“Ini bukan masalah hak, aku akan menghentikanmu setiap kau melakukan hal yang salah. Ini sudah larut malam, pulanglah. Aku akan membawamu seperti kemarin, tapi kali ini tanpa kobaran api”.