Lampungway.com. Lembaga Sensor Film (LSF) Republik Indonesia bekerjasama dengan Tapis Blogger adakan Talkshow bertema “Budaya Sensor Mandiri, Bijak Membentuk Generasi, kegiatan tersebut berlangsung di G’ Ummati Cafe Bandar Lampung pada Kamis 11 Oktober 2018.
Acara yang diikuti oleh 100 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, komunitas film pendek, blogger, dosen, UMKM Lampung dan Masyarakat luas tersebut bertujuan mengajak masyarakat supaya selalu menerapkan Budaya Sensor secara mandiri di lingkungan keluarga dan masyarakat terhadap film yang tayang di Indonesia.
LSF yang diwakili oleh Ni Luh Putu Elly menyampaikan pentingnya edukasi kepada masyarakat Lampung untuk dapat menyaring tontonan secara mandiri dengan dimulai dari rumah sendiri.
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat tidak bisa lepas dari tontonan televisi. Di dalamnya ada berbagai acara yang bisa dipilih masyarakat sesuai kebutuhan mereka. Ada berita, iklan, serial, film anak, dan lain-lain. Kebutuhan masyarakat berbeda-beda. Ada yang menonton televisi karena mencari informasi, ada juga yang butuh hiburan.
Menurut survei Lembaga Sensor Film Republik Indonesia, persentase masyarakat menonton serial adalah yang tertinggi, yakni mencapai angka 33%, yang kemudian diikuti dengan film anak yang mencapai angka 11%, lalu disusul berita, iklan, dan terakhir acara religi yang hanya mendapat angka 2%.
Berbeda dengan televisi, film bergenre horor yang tayang di Bioskop sampai sekarang masih menjadi primadona bagi masyarakat dibandingkan dengan film bergenre history maupun drama, film horor jauh lebih laku dan diminati masyarakat. Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab sebuah rumah produksi banyak memproduksi film bergenre horor.
Mengapa Sensor Mandiri itu Penting? Hal ini mengingat Film, serial, iklan, dan lain sebagainya telah menjadi santapan sehari-hari bagi masyarakat. Apabila santapan itu tidak baik, tidak sehat, dan tidak bersih, maka masyarakat bisa sakit dan mengalami banyak kerugian.
Pastikan bahwa sesuatu yang kita tonton sudah layak dan baik bagi kita. Maka, edukasi masyarakat terkait sensor mandiri ini sangat penting. Mengingat semakin canggih teknologi, semakin mudah masyarakat menyerap informasi. Jadi jangan sampai informasi itu ditelan begitu saja.
Ni Luh Putu Elly menyampaikan bahwa tontonan yang baik adalah tontonan yang sesuai umur. LSF bersama Pemerintah terus berjuang untuk bisa menyajikan film maupun tontonan yang layak dan sesuai bagi masyarakat.
Namun, LSF tidak bisa bekerja sendiri, oleh sebab itu, dibutuhkan bantuan banyak pihak yang memiliki kesadaran untuk membudayakan sensor mandiri, dimulai dari diri sendiri dan lingkungan keluarga.
Naqiyyah Syam, Ketua Komunitas Tapis Blogger juga menyarankan bahwa orangtua harus mendampingi anak ketika menonton. Selalu beri pengertian dan diskusi tentang apa yang dia tonton. Hal tersebut akan membantu anak menyerap informasi dengan lebih baik.
Naqiyyah menghimbau agar para blogger dan penggiat medsos di Lampung untuk menebarkan konten positif dan mendukung film yang baik
“Hendaknya ketika ada film baik di bioskop kita dukung dengan ikut menonton, sehingga film bertema edukasi juga banyak penontonnya! Dukung film baik untuk kemajuan film Indonesia!” ujar Naqi.
Dari acara Talkshow ini, diharapkan seluruh peserta talkshow memahami bahwa ini tanggungjawab bersama bagi instansi pemerintah seperti LSF dan masyarakat.
Acara talkshow Budaya Sensor Mandiri semakin seru dengan diadakannya lomba foto live event dan lomba blog. Para peserta juga mendapatkan sertifikat dan buku panduan dari LSF.
Selain itu, 10 peserta yang bertanya mendapatkan hadiah dari sponsor seperti voucher makan di G’Ummati Cafe, Voucher Thasya Busana, Tumbler AL Almitry, Keripik Aroma Sejati, Perut Bulat, Papa Toms dan buku karya penulis anggota Tapis Blogger.