Panglima Perang Telah Berpulang

Gubernur Mirza: “Saya Akan Memimpin dalam Bayang Harapan Bachtiar Basri”

 

Lampung Utara (LW): Duka menyelimuti Provinsi Lampung. Tokoh senior yang juga mantan Wakil Gubernur Lampung, Hi Bachtiar Basri, berpulang di RSUD Abdul Moeloek, Kamis (15/5). Kepergian sosok yang selama ini menjadi panutan dan panglima politik itu meninggalkan luka mendalam, terutama bagi Gubernur Lampung, Hi Rahmat Mirzani Djausal ST MM.

Dalam perhelatan Pilgub 2024 lalu, Bachtiar Basri dikenal sebagai panglima perang pasangan Mirza-Jihan. Dengan tangan dinginnya, strategi politik dijalankan hingga mengantarkan Mirza ke kursi tertinggi di pemerintahan provinsi.

“Karya terakhir beliau, menjadikan saya Gubernur Lampung,” ujar Mirza dengan suara parau, Jumat (16/5) siang melalui sambungan telepon.

Dikenal dengan sapaan hangat “Om Bach” di kalangan jurnalis dan politisi, Bachtiar bukan hanya sekadar kolega, tapi juga bagian dari keluarga besar Djausal. Hubungan yang terjalin bukan semata-mata politik, melainkan persaudaraan dan perjuangan.

Karier Bachtiar Basri mencatatkan tinta emas. Ia pernah menjabat sebagai Ketua PAN Lampung, menjadi Bupati definitif pertama Kabupaten Tulangbawang Barat, serta mendampingi HM Ridho Ficardo sebagai Wakil Gubernur Lampung. Tak hanya piawai di gelanggang politik, ia juga dikenal dekat dengan dunia seni, olahraga, dan sosial kemasyarakatan. Beberapa tahun terakhir, karya lukisnya mulai dipamerkan di galeri seni lokal maupun nasional — sebuah sisi lain dari pria yang penuh warna.

Bagi Mirza, kepergian Bachtiar adalah kehilangan seorang mentor dan penuntun jalan. “Beliau tidak hanya membimbing, tapi juga menyuntikkan harapan. Tolong doakan saya. Mulai hari ini, saya akan jadi gubernur dengan bayang-bayang harapan seorang Bachtiar Basri,” kata Mirza lirih.

Menutup pernyataannya, Gubernur Mirza mengajak seluruh masyarakat Lampung untuk bersama-sama mendoakan almarhum. “Semoga Om Bach mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Lampung kehilangan putra terbaiknya,” tutupnya dengan nada penuh haru. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *