Bandarlampung (LW): Pengadilan Negeri (PN) Tanjungkarang Kelas IA melaksanakan eksekusi terhadap aset milik PT Bank Central Asia (BCA) berupa sebidang tanah dan bangunan yang selama ini dikuasai oleh pihak ketiga. Proses eksekusi berlangsung pada Rabu pagi, 23 April 2025, di lokasi Perumahan Taman Gunter II, Kelurahan Sumberejo Sejahtera, Kecamatan Langkapura, Kota Bandarlampung.
Pelaksanaan eksekusi ini merujuk pada Penetapan Ketua PN Tanjungkarang Kelas IA dengan Nomor: 8/Pdt.Eks.KPKNL/2024/PN Tjk, yang diajukan oleh pihak pemohon, dalam hal ini PT BCA melalui kuasa hukumnya, Lauratia Sirait, SH.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut sejumlah pihak terkait, antara lain Lurah Gunung Terang Bayu, S.Sos, perwakilan dari Polresta Bandarlampung, Juru Sita PN Tanjungkarang, serta tim kuasa hukum dari pihak pemohon. Kehadiran aparat keamanan dan perwakilan pemerintah setempat bertujuan memastikan jalannya eksekusi berlangsung kondusif dan tanpa gesekan.
Dalam keterangan persnya, kuasa hukum PT BCA, Lauratia Sirait, SH., menjelaskan bahwa proses eksekusi berjalan tertib dan lancar tanpa adanya perlawanan berarti dari pihak ketiga yang sebelumnya menguasai objek sengketa.
“Sesuai dengan berita acara pelaksanaan eksekusi pengosongan dengan Nomor: 7/Pdt.Eks.KPKNL/2024/PN Tjk, PN Tanjungkarang telah melaksanakan eksekusi pengosongan atas satu bidang tanah beserta bangunan di atasnya, dengan luas 210 meter persegi. Aset tersebut merupakan milik sah PT BCA, sebagaimana tercantum dalam sertifikat hak yang dimiliki perusahaan,” jelas Lauratia.
Lebih lanjut, Lauratia menegaskan bahwa dalam pelaksanaan eksekusi ini, pihaknya bersama dengan pengadilan mengedepankan pendekatan persuasif dan musyawarah mufakat terhadap penghuni bangunan. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk komitmen untuk menyelesaikan perkara secara humanis dan berkeadilan.
“Kami memahami bahwa eksekusi seperti ini tidak mudah. Namun, prinsip kami adalah menjalankan putusan pengadilan dengan tetap menghormati hak-hak kemanusiaan. Karena itu, sejak awal kami terus melakukan pendekatan secara baik-baik dan memberikan waktu yang cukup agar pihak penghuni dapat mempersiapkan diri,” tambahnya.
Aset yang dieksekusi ini sebelumnya menjadi bagian dari agunan kredit yang kemudian masuk dalam proses hukum karena wanprestasi. Setelah melalui proses panjang, akhirnya PN Tanjungkarang memutuskan untuk mengabulkan permohonan eksekusi demi memberikan kepastian hukum terhadap kepemilikan aset yang disengketakan. (LW)
.