Bandarlampung (LW): Anggota Komisi III DPRD Kota Bandarlampung, Rizaldi Adrian, menyoroti pentingnya penanganan masalah sampah dan banjir secara terintegrasi dan berkesinambungan. Dalam pernyataannya, Bendahara DPC Partai Gerindra Bandarlampung itu menegaskan bahwa penanganan lingkungan, khususnya terkait sampah dan drainase, tidak bisa hanya dibebankan kepada Pemerintah Kota Bandarlampung.
“Kita punya rencana program dari hulu ke hilir soal penanganan sampah. Tapi ini tidak bisa hanya Pemkot Bandarlampung yang bekerja. Harus ada sinergi dengan program yang ada di tingkat provinsi agar hasilnya maksimal,” ujar Rizaldi, Minggu (20/4).
Menurutnya, persoalan banjir yang kerap terjadi di sejumlah titik di Bandarlampung juga tidak bisa dilepaskan dari kondisi drainase yang buruk serta minimnya edukasi kepada masyarakat. Ia menegaskan bahwa kedisiplinan masyarakat terhadap aturan, termasuk tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga saluran air, merupakan bagian penting dari solusi jangka panjang.
“Saat banjir terjadi, salah satu penyebab utamanya adalah drainase yang tidak berfungsi dengan baik. Banyak bangunan yang ternyata tidak sesuai aturan sehingga menutup aliran air. Belum lagi adanya aktivitas pertambangan yang batuannya mempersempit aliran drainase. Ini sudah kami imbau, dan perlu ditindaklanjuti secara serius,” katanya.
Rizaldi juga mengingatkan bahwa upaya normalisasi sungai harus dilakukan secara konsisten dan tidak sekadar responsif ketika terjadi bencana atau viral di media sosial.
“Normalisasi sungai itu sangat penting. Tapi jangan hanya dilakukan ketika viral atau sudah kebanjiran. Jangan setengah-setengah. Saya selalu meyakini bahwa segala bentuk kegiatan harus terprogram dengan baik. Jangan hanya jadi wacana atau sekadar reaksi. Kita harus mencegah sebelum terjadi, bukan menunggu musibah datang,” tegasnya.
Ia juga menyarankan agar setiap rencana pelebaran jalan ke depan harus mempertimbangkan kapasitas saluran air yang memadai, agar tidak justru memperparah potensi banjir.
“Momentum ini seharusnya kita manfaatkan untuk membenahi tata kelola lingkungan secara menyeluruh. Kalau nanti ada proyek pelebaran jalan, harus disesuaikan juga dengan kapasitas drainase di kawasan tersebut. Jangan sampai jalan lebar, tapi air tidak bisa mengalir dengan lancar,” pungkas Rizaldi. (LW)