Lampungway.com – Di detik-detik terakhir rekaman suara percakapan, adalah bagian yang mengerikan dan memilukan. Jeritan dan kata-kata terakhir yang terekam didalam blackbox bisa membuat merinding bagi yang mendengarkan. Hal itu dirasakan investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) FX Nurcahyo Utomo tiap kali menjalankan tugasnya saat mendengar isi perbincangan pilot, kopilot, pramugari pesawat yang mengalami kecelakaan hebat, dan terekam di dalam black box atau kotak hitam.
Tiap kali terjadi kecelakaan pesawat, black box adalah benda yang bisa mengungkap penyebabnya. Bagian terpenting di dalam black box adalah memory module, yakni tempat menyimpan seluruh data yang terjadi di dalam pesawat.
Black box, terdiri dari dua bagian yakni flight data recorder (FDR) yang isinya merekam seluruh data penerbangan, kecepatan arah, tombol apa saja yang dioperasikan pilot, dan data mesin.
Satu lagi adalah Cockpit Voice Recorder (CVR), yaitu alat yang merekam suara apa saja yang ada di kokpit, suara pilot, kopilot dan pramugari, yang terdiri dari empat mikrofon. Letaknya di kapten pilot, kopilot, pramugari, dan di kokpit. Alat ini lah yang merekam suara memilukan, teriakan-teriakan terakhir dari awak pesawat itu terdengar.
“Bayangkan, kami harus mendengarkan rekaman suara itu sampai habis. Bayangkan, dia (pilot, kopilot, pramugari) tahu bahwa dalam hitungan satu atau dua detik lagi akan celaka, dan kami mendengarnya,” kata Nurcahyo, Minggu (11/1/2015).
Di detik-detik terakhir rekaman suara percakapan, adalah bagian yang mengerikan dan memilukan. Di mana Nurcahyo atau investigator KNKT lainnya mendengarkan kata-kata terakhir dari sang pilot atau kopilot. “Allahhu Akbar”, adalah kata-kata terakhir yang seringkali didengar Nurcahyo.
“Ini paling mengerikan, terutama kecelakaan yang sangat besar. Apalagi bagian akhir. Kata-kata terakhir dari pilot. Umumnya teriak Allahu Akbar. Merinding saya dengarnya,” tuturnya.
Namun seiring waktu, Nurcahyo mulai terbiasa dengan teriakan itu. Suatu waktu, ia bersama rekan kerjanya mendengarkan rekaman suara percakapan pilot dan kopilot pesawat yang mengalami kecelakaan. Tanpa menyebut kecelakaan pesawat apa, yang membuat mereka hening tanpa berbicara satu sama lain usai rekaman suara habis. Mereka hanya bisa saling menatap satu sama lain.
“Tapi akhirnya harus kami rewind (putar ulang) lagi. Dengar lagi, karena itu sudah menjadi tugas kami,” kata Nurcahyo.
Nurcahyo merupakan salah satu investigator senior, belasan tahun sudah ia bekerja di KNKT. Sudah puluhan kali ia mendengarkan rekaman suara black box.
Beberapa black box yang pernah ditelitinya, antara lain, kecelakaan kecelakaan Pesawat Lion Air di Solo pada 2004, kecelakaan Pesawat Garuda Indonesia di Yogyakarta pada 2007, Pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak pada 2012, lalu kecelakaan Pesawat Lion Air di Bali pada 2013.
“Rata-rata keadaan (black box) nya sudah rusak. Penemuan black box itu awal pekerjaan kami. Awal PR (pekerjaan rumah) kami,” tandasnya.