Lampungway.com. Detik-Detik Tsunami Palu Lebih dari 1 Meter Pasca Gempa Sebabkan Kota Palu Lumpuh . Badan Meterologi , Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa tsunami dengan ketinggian lebih dari 0,5 meter menerjang Palu seusai gempa 7,7 SR mengguncang Donggala, Jumat (29/9) pukul 17.02 WIB.
“Berdasarkan hasil pemodelan tsunami, gempa menimbulkan tsunami dengan level siaga, ketinggian dengan lebih dari setengah meter. Dengan ketinggian gelombang laut tiga meter,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers.
“Memang benar tsunami terjadi, namun tsunami tersebut telah berakhir pada 17.36 WIB,” kata Dwikorita.
Dwikorita menyatakan, peringatan dini dihentikan setelah air yang naik ke daratan telah surut, bukan setelah air laut yang surut di area tepi pantai.
“Tadinya air laut sempat naik (ke darat). Tapi kemudian air itu terus bergerak turun. Itu yang kami namakan surut,” kata Dwikorita.
Berdasarkan data sementara yang diterima, korban jiwa satu orang meninggal dunia, 10 orang luka-luka, kerugian materil masih dalam pendataan. Gempa berlangsung terjadi mulai pada pukul 14.00 WIB, 5.9 SR, Lokas 0.35 LS, 119.82 BT (8 KM Barat Laut Donggala- Sulteng) kedalaman 10 KM.
Menara Pengawas Bandara Roboh, Kota Palu Lumpuh
Bandara Mutiara Sis Al Jufri Kota Palu, Sulawesi Tengah ditutup akibat gempa berkekuatan magnitudo 7,4. Ternyata, lindu itu menyebabkan menara pengawas di bandara itu roboh.
“Airnav Indonesia cabang Makassar akan mengirimkan peralatan dan teknisi malam ini dari Poso untuk membantu kondisi pemulihan di bandara Palu,” sebut GM Airnav Indonesia Makassar, Novy Pantaryanto melalui siaran pers, sebagaimana dilansir dari CNN Indonesia, Jumat (28/9).
Menara milik Airnav Indonesia mengalami kerusakan parah. Kabin menara lantai empat rubuh sehingga peralatan komunikasi lalu lintas pesawat tidak dapat diselamatkan.
“Saat ini belum dapat dilakukan koordinasi dengan tim Airnav Palu karena jaringan seluler tidak beroperasi,” katanya.
Ketika gempa, kata dia, terdapat satu orang karyawan Airnav Indonesia yang sedang bertugas di menara menjadi korban. Dia mengalami patah kaki, tetapi berhasil selamat setelah proses evakuasi.
Rencananya, dirinya bersama teknisi Airnav Indonesia Makassar akan terbang ke Palu bila ada penerbangan untuk melakukan proses recovery atau perbaikan untuk kelancaran lalu lintas pesawat.
Dampak dari gempa tersebut, arus penerbangan ke bandara Palu menjadi terganggu, sehingga Perum LPPPIA Wilayah Makassar, AirNav Indonesia menerbitkan Surat NOTAM nomor HO737/18 perihal AD Closed, lokasi Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, ditutup sampai tanggal 29 September pukul 19.20 WIB.
Kondisi Kota Palu pun dikabarkan lumpuh total akibat gempa bumi. “Kota Palu dalam kondisi lumpuh sekarang, komunikasi sangat sulit, terbatas dan terputus,” kata seorang warga, Muhammad Junun.
Junun mengirim kabar itu kepada sang istri, Ratih, di Makassar. Dia mengatakan suaminya hendak menginap di hotel Best Western untuk melanjutkan perjalanan ke Toli-toli. Namun, belum beberapa saat terjadi guncangan hebat hingga sang suami berlari keluar hotel menyelamatkan diri.
Beberapa bangunan juga rusak akibat gelombang gempa terakhir berkekuatan Magneto 7,7 Skala Richter itu. Penduduk kota pun panik hingga berkumpul di jalanan daerah setempat untuk mencari aman.
Warga Palu lainnya, Afrianti yang berhasil dihubungi melalui pesan pendek juga mengatakan hal sama. Namun, menurut dia getaran gempa sudah tidak terasa.
“Lampu di sini padam, aliran listrik mati dan tidak ada penerangan lampu. Kami hanya memanfaatkan lilin untuk penerangan sementara, rumah kami sudah rusak,” katanya.
Kendati lokasi rumah Afrianti berada di kompleks BTN Pengawu berjarak 10 kilometer dari Kota Palu, dia mengaku guncangannya sangat terasa hingga menghancurkan rumah-rumah di kompleks setempat.
“Kami semua berada di luar rumah, khawatir terjadi gempa susulan. Alhamdulillah, kami semua selamat, ” tulisnya