Berita Lampung Terkini
Berita  

Ini Alasannya, Awan Kumulonimbus Sangat Ditakuti Pilot

Lampungway.com – Sebelum pesawat AirAsia QZ8501‎ hilang kontak, Pilot sempat meminta izin untuk menaikkan ketinggian pesawat untuk menghindari awan tebal. Awan tersebut adalah awan Kumulonimbus yang memang ditakuti para penerbang. Lantas, Seperti Apakah Awan Kumulonimbus itu?
Awan Cumulonimbus adalah sebuah awan tebal vertikal yang menjulang sangat tinggi, padat, mirip gunung atau menara. Bagian pucuk awan ini berserabut, tampak berjalur-jalur dan hampir rata, melebar mirip bentuk landasan yang disebut anvil head. Awan ini terlibat langsung dalam badai petir dan cuaca ekstrem lainnya.
Awan ini terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer. Awan-awan ini dapat terbentuk sendiri, secara berkelompok, atau di sepanjang front dingin di garis squall. Awan ini menciptakan petir melalui jantung awan. Awan ini dapat terbentuk lagi menjadi supersel, sebuah badai petir besar. Badai petir ini yang ditakuti para penerbang.
Cumulonimbus terdiri dari tetes-tetes air pada bagian bawah awan dan tetes-tetes salju atau kristal-kristal es pada bagian atas awan. Terdapat updraft dan downdraft sehingga memungkinkan terjadi sirkulasi. Gesekan partikel awan di dalamnya dapat menimbulkan muatan listrik.
Wajar saja awan cumulonimbus ditakuti penerbang. Sebab awan ini yang paling sering membuat bencana. Karena awan ini merupakan satu-satunya awan yang dapat menghasilkan muatan listrik Tornado alias puting beliung dapat terbentuk hanya melalui awan ini.

Fenomena alam yang kerap terjadi akibat alam cumulonimbus antara lain timbulnya kilat (lightining) dan guntur (thundestorm), hujan lebat, angin kencang, bahkan bisa menimbulkan hujan es.
Pesawat AirAsia QZ 8501 sempat melakukan kontak terakhir dengan ATC di Bandara Soekarno-Hatta pukul 06.12 WIB hal itu dibenarkah oleh Pelaksana tugas Dirjen Perhubungan Udara Joko Murdjatmojo. Saat itu pesawat melaporkan akan menghindari awan dengan berbelok ke arah kiri. Pesawat yang terbang dengan ketinggian 32.000 kaki dan minta izin untuk menaikkan ketinggian pesawat menjadi 38.000 kaki.
Permintaan izin pilot pesawat AirAsia QZ 8501 untuk menaikkan ketinggian pesawat sangat masuk akal jika berhadapan dengan awan kumulonimbus hal tersebut di benakan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Andi Eka Sakya, yang menyatakan bahwa usaha pesawat untuk terbang dengan ketinggian lebih tinggi masuk akal melihat kondisi cuaca di lokasi, karena berdasarkan data BMKG, di lokasi hilangnya pesawat memang tampak awan yang sangat tebal yaitu awan kumulonimbus dengan ketebalan bisa sampai 5 – 10 kilometer.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *