Berita Lampung Terkini
Berita  

Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 365

Lampungway.com – Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 365. Pada Kisah dalam Sinopsis Jodha Akbar Episode 364 sebelumnya, Debroo menuliskan tentang bagaimana Salim dan dua temanya berhasil keluar istana dengan menyamar sebagai rakyat jelata sehingga Prajurit penjaga Istana bisa dikelabui. Salim Nekat keluar istana demi mengembalikan Gelang milik Anarkali yang ia ambil beberapa waktu lalu. Akibat ulahnya itu, semua penghuni Istana dibuatnya resah dan kebingungan, semua harus mencari Salim. Dan kini, setelah kembalinya ia ke Istana, Salimpun harus menerima kemarahan Ibu dan Ayahnya. Tidak hanya itu, Prajurit penjaga pintu Gerbang pun kena imbasnya. Mari simak Cerita nya kali ini.

Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 365

Pada hari berikutnya, Raja Jalal mengumpulkan para prajuritnya yang berjaga dipintu istana kemarin disalah satu halaman istana, saat itu Rahim dan Todar Mal juga berada disana, tidak ketinggalan pula Haidar dan Murad. Saat itu Raja Jalal menegur semua prajuritnya dan mengatakan: “Kemarin anakku telah lari keluar dari istana dan kalian tidak tahu tentang hal itu? jika anak-anak saja bisa keluar dari istana ini maka musuhpun bisa masuk juga kesini! ini tidak bisa ditoleransi, kalian semua akan mendapat hukuman!” tegur Raja Jalal, para prajurit hanya diam saja mendengarkan suara Raja Jalal yang lantang dan menerima hukuman yang ditimpakan pada mereka. Para prajurit tersebut dihukum dengan diturunkan tugasnya yaitu mereka tidak menjadi prajurit penjaga gerbang istana lagi akan tetapi bekerja dibagian lain. Kemudian Raja Jalal membubarkan para prajurit, sesaat kemudian Raja Jalal melihat Haidar dan Murad yang juga sedang berdiri disana, lalu dia memanggil Murad dan Haidar, Raja Jalal langsung menegur Haidar: “Haidar, kau yang paling besar diantara mereka dan kau membiarkan mereka pergi keluar istana?” tanya Raja Jalal, Haidar dan Murad hanya diam saja dan nampak ketakutan melihat muka Raja Jalal ketika sedang marah seperti itu, “Aku memaafkanmu, karena kau cucu Maham Anga dan ini adalah terakhir kalinya aku memaafkanmu, suatu saat kalau sampai terjadi lagi, kau akan dihukum berat!” kata Raja Jalal.
Cerita-Jodha-Akbar-Episode-365-1
setelah berbicara seperti itu Raja Jalal menyuruh Murad dan Haidar untuk meninggalkan tempat itu. Kemudian Raja Jalal memberikan mandat khusus pada Rahim: “Rahim, suatu saat nanti mungkin Pangeran Salim akan mencoba untuk pergi keluar dari istana lagi, aku minta kau yang menjaganya, kau harus menjaganya, itu tugasmu” kata Raja Jalal, Rahimpun hanya menganggukkan kepala tanda siap menerima perintah, sementara itu tiba-tiba Maan Sigh datang dan memberitahu “yang Mulia, ada laporan bahwa ada masalah diNegara bagian” kata Maan Sigh, “Masalah apa? Baiklah, ayo kita lihat“ ujar Raja Jalal, lalu mereka semua berlalu darisana.
Ibu Ratu Hamida menemui Ratu Jodha dikamarnya, “Ratu Jodha, Lebih baik saat ini kau tidak usah marah dulu sama Pangeran Salim” kata Ibu Ratu Hamida, “Ibu, dia masih anak-anak dan dia harus diajarkan mana yang benar mana yang salah” ujar Ratu Jodha, tak berapa lama kemudian Pangeran Salim datang menemui mereka berdua dan memberi salam, “Salam Nenek” ujar Pangeran Salim, “Salam Pangeran Salim” jawab Ibu Ratu Hamidah, lalu Pangeran Salim berbalik menghadap ibunya, “Salam ibu” kata Pangeran Salim, tapi Ratu Jodha tidak menggubris Pangeran Salim, Ratu Jodha hanya diam saja, “Ibu, tolong beritahu Pangeran Salim, bahwa ibunya tidak mau berbicara dengan dia” kata Ratu Jodha, “Pangeran Salim saying, saat ini ibumu masih kesal denganmu, jadi kau harus sabar ya, nak” ujar Ibu Ratu Hamida, “Nenek, Abu (ayah) sudah memaafkanku, kenapa ibu masih marah denganku ?” tanya Pangeran Salim, “Katakan padanya ibu, itulah hukuman atas kesalahannya, ibunya tidak mau bicara dengannya!” ujar Ratu Jodha lagi,
Ibu Ratu Hamida lalu mengatakan apa yang dikatakan Ratu Jodha barusan, “Aku tahu aku salah, nenek, ku terima kesalahanku, seharusnya ibu memaafkan aku” kata Pangeran Salim, “Kesalahan tidak menjadi batal hanya dengan meminta maaf, dia harus dihukum, ibu” ujar Ratu Jodha, saat itu Ibu Ratu Hamida menjadi perantara percakapan diantara mereka berdua, antara ibu dan anak, Pangeran Salim bicara dengan Ibu Ratu Hamida dan Ratu Jodha juga berbicara dengannya dan meminta untuk menyampaikan pesannya ke Pangeran Salim, sampai akhirnya Ibu Ratu Hamida kelelahan meladeni mereka berdua “Hmmm, lebih baik nenek keluar saja, kalian berdua bisa bicara langsung satu sama lain” kata Ibu Ratu Hamida sambil berdiri hendak keluar tapi Pangeran Salim mencegahnya, “Nenek, aku sangat sayaaaang sama nenek” ujar Pangeran Salim, “Nenek juga sangat sayang sama kau Pangeran Salim” Ibu Ratu Hamidapun memeluknya, lalu berdiri dan melangkah keluar, ketika hendak keluar dari kamar Ratu Jodha, Ibu Ratu Hamida bilang: “Pangeran Salim, saat ini ibumu masih sangat kesal padamu, coba kau pikirkan sesuatu agar ibumu mau bicara dngamu lagi” ujar Ibu Ratu Hamida dan berlalu darisana, sementara itu Ratu Jodha hanya diam saja, Pangeran Salim mencoba mengajaknya bicara tapi Ratu Jodha masih terus cemberut sambil meninggalkan Pangeran Salim.
Rahim anak almarhum Bairam Khan yang biasa dipanggil ‘Kahne-khana’ oleh Raja Jalal akhirnya menjadi menteri Kerajaan Mughal dan dia disebut ‘Abdul Rahim Kahne-khana’, dia adalah seorang ksatria yang pintar dan posisinya sangatlah penting dipengadilan Kerajaan Mughal, usianya baru 20 tahun. Tampak Rahim memasuki persidangan dan duduk disana, diikuti oleh Maan Sigh.
Cerita-Jodha-Akbar-Episode-365-3Maan Sigh juga menjadi orang terpenting dipengadilan Kerajaan Mughal dan Raja Jalal memberikan gelar padanya ‘Raja Sahib’ dan mulai hari ini dia adalah pendamping Raja Jalal, selanjutnya Todar Mal, dia juga diberi gelar sebagai Raja, dia adalah salah satu orang kepercayaan Raja Jalal.
Kemudian selanjutnya datanglah Tansen Ram Tanu, dia juga salah satu bagian terpenting dari pengadilan Kerajaan Mughal karena suaranya yang mengagumkan yang sangat menyentuh hati Raja Jalal, selanjutnya Mahesh Das, Raja Jalal terkesan dengan pembicaraannya yang blak blakkan dan Raja Jalal memberinya gelar Birbal, beberapa orang cemburu dengan posisinya, berikutnya adalah imam Mubarak dan kedua anaknya Fazal dan Faizi, kemudian Murad O Piazza, selanjutnya Fakir. Mereka semua adalah orang orang terpenting diPengadilan Kerajaan Mughal dan mereka juga disebut sebagai Sembilan pendamping setia Raja Jalal.
Tak berapa lama kemudian Raja Jalal memasuki persidangan dan menyalami mereka semua dan merekapun membalas memberinya salam, setelah duduk disinggasananya Raja Jalal berkata: “Kalian semua mungkin telah mendengar kabar bahwa salah satu Negara bagian kita menyatakan perang melawan Kerajaan, itulah mengapa aku mengundang kalian semua kesini untuk meminta pendapat kalian” ujar Raja Jalal “Mereka telah menyatakan perang, tapi adakah jalan keluar terbaik selain itu ?” kata Raja Jalal lagi, kemudian Todar Mal bediri dan mengeluarkan peta lalu membicarakan beberapa strategi, “Hanya ada satu jalan keluar, yang Mulia, yaitu perang!” ujar Todar Mal, “Apakah ada jalan keluar yang lain?” tanya Raja Jalal, semuanya terdiam sambil berfikir keras. “Baiklah” ketika Raja Jalal belum menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba Birbal berdiri dan mengeluarkan pendapatnya “Saya punya satu cara, yang Mulia, kita dapat memenangkan peperangan tanpa harus bertarung” ujar Birbal, “Tapi semua prajurit kita terjebak disana” kata Raja Jalal, “Tentara kita memang dikelilingi oleh tentara lawan, yang Mulia, tapi apabila kita mengelilingi mereka dari sisi luar maka mereka akan dikelilingi dari sisi dalam dan sisi luar oleh tentara tentara Mughal, saya yakin mereka akan meninggalkan medan tersebut” ujar Birbal.
“Pemikiran yang bagus, Birbal!” kata Raja Jalal dan semuanya tersenyum, “Ini benar-benar mengagumkan, pemikiran yang cerdas dan sekarang kita tidak akan melakukan perang melawan mereka, aku bangga padamu, Birbal, aku bangga kau menjadi bagian dari pengadilan ini” kata Raja Jalal, lalu Raja Jalal memberikan perintah pada Birbal untuk menyusun strategi.
Murad sedang ngobrol sama Haidar ditaman istana, “yang Mulia telah menegur kita tadi tapi kenapa dia tidak menegur Pangeran Salim juga?” tanya Murad, “Itu karena Pangeran Salim adalah anaknya, dia adalah pewaris Kerajaan Mughal jadi yang Mulia sangat mendukung Pangeran Salim” ujar Haidar, tak berapa lama kemudian Ratu Salima datang menemui mereka “Anak-anak, jangan suka ngegosip, itu tidak baik, kau Haidar, kau adalah yang paling besar dan kau juga terlibat didalamnya” ujar Ratu Salima sambil menggandeng tangan Murad dan membawanya pergi darisana.
Ketika baru beberapa langkah, Murad bertanya pada ibunya “Ibu, apa salah kami?” , “Murad, Pangeran Salim adalah putra mahkota dan kau telah menolongnya keluar dari istana, itu bukan perbuatan yang baik, nak” ujar Ratu Salima, sementara itu Haidar berbicara pada dirinya sendiri sambil melihat kearah teras dimana dulu Adham Khan (ayah Haidar) dibunuh oleh Raja Jalal disana: “yang Mulia sudah melemparkan ayahkku keteras, dia jahat! dia jahat! tapi aku akan lebih jahat dari pada dia! aku akan membalas dendam kematian ayahku pada waktu yang tepat!” kata Haidar bersungguh-sungguh dengan amarah yang membara.
Malam itu Pangeran Salim sedang berada dikamar Ratu Ruqayah, Pangeran Salim mengarang sebuah cerita, “Kau tau ibu Ratu Ruqayah, ayah sudah menegurku, aku marah sekali padanya dan aku mengatakan pada mereka kalau aku tidak mau berbicara dengan ayah dan ibu, aku tahu mereka berdua sangat khawatir padaku dan menyuruhku untuk bicara dengan mereka berdua tapi aku bilang, tidak! tidak! aku tidak akan bicara dengan kalian sekarang!” kata Pangeran Salim,
Ratu Ruqayah nampak senyum-senyum melihat ulah anak tirinya ini, “Kenapa kau tidak takut sama ayahmu?” tanya Ratu Ruqayah, “Apa? takut? Aku?” tanya Pangeran Salim “tidak, ibu Ratu Ruqayah pada kenyataannya ayahlah yang takut padaku” ujar Pangeran Salim lagi tepat pada saat itu Raja Jalal datang menemui mereka dan berdiri tepat dibelakang Pangeran Salim sambil mendengarkan cerita Pangeran Salim secara diam-diam, Ratu Ruqayah tahu kedatangan Raja Jalal ke kamarnya tapi dia tidak mengatakannya kePangeran Salim, Ratu Ruqayah hanya senyum-senyum saja memandang Raja Jalal dan Pangeran Salim, “Ibu Ratu Ruqayah tahu, akulah yang membuat ayah takut dengan mengatakan kalau aku tidak akan bicara dengannya“ kata Pangeran Salim, sesaat kemudian Raja Jalal berdehem “Hmm, Shekhu Baba!” panggil Raja Jalal, Pangeran Salim sangat terkejut begitu mendengar suara ayahnya, ketika dia menoleh dilihatnya ayahnya ternyata sudah berdiri dibelakangnya dan memandangnya dengan tajam, Pangeran Salim nampak ketakutan dan tubuhnya langsung kaku tidak bergerak, sementara itu Ratu Ruqayah hanya senyum-senyum saja melihat mereka berdua, “Apa yang kau katakan tadi, nak?” tanya Raja Jalal, “Aku, aku, aku, cuma mengatakan bahwa ibu marah padaku, ayah dan ibu tidak mau bicara denganku” ujar Pangeran Salim masih dengan nada ketakutan, “Tapi tadi ayah dengar bahwa ayahlah yang takut dnganmu, bukankah begitu?” tanya Raja Jalal,

“Bukan, bukan seperti itu ayah, aku tadi bilang akulah yang takut sama ayah” jawab Pangeran Salim, “Hmm, lalu apakah ibu masih marah denganmu?” tanya Raja Jalal lagi, Pangeran Salimpun hanya mengangguk, sesaat Raja Jalal nampak memikirkan sesuatu kemudian langsung menggandeng tangan anaknya tanpa pamitan dulu keRatu Ruqayah dan keluar darisana. Ratu Ruqayah hanya bisa memandangnya dengan tatapan hampa.
Zil Bahar menegur Anarkali yang pada saat itu sedang bermain dengan temannya diteras rumahnya, “Anarkali, Pangeran Salim datang kesini dan kau menghinanya?” tegur Zil Bahar, “Dia datang kesini tanpa memberitahu dulu, ibu” bela Anarkali, “Kau itu kalau diberitahu orang tua, selalu membela, itu tidak baik nak” ujar Zil Bahar lalu pergi dari hadapan Anarkali.
Teman Anarkali yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan Anarakali dengan ibunya, ikut angkat bicara: “Kau itu bodoh, Anarkali! kau itu harusnya bisa berteman dengan Pangeran Pangeran Salim, dengan begitu kita bisa melihat-lihat istana dari dalam, kita bisa makan makanan yang enak-enak sepuasnya disana” kata-teman Anarkali, “Aku tidak membutuhkan semua itu, ayahku adalah seorang penyanyi berbakat dan dia mendapat pekerjaannya diistana karena bakatnya, jadi aku akan masuk keistana juga hanya karena bakatku saja jadi bukan karena belas kasihan orang lain” ujar Anarkali.
Malam itu Raja Jalal dan Pangeran Salim sudah berada didepan pintu kamar Ratu Jodha, lalu Raja Jalal menyuruh Pangeran Salim untuk mendekati Ratu Jodha, “Kau harus bicara pada ibumu” kata Raja Jalal, “Tapi ayah menemaniku khan?” tanya Pangeran Salim, “Kau kan seorang pangeran, kau seharusnya tidak boleh takut, ayoo, sudahlah, pergilah ke ibumu dan bicara dengannya, katakan seperti yang ayah ajarkan tadi” kata Raja Jalal.

dengan perasaan takut Pangeran Salim menemui Ratu Jodha, saat itu Ratu Jodha sedang asyik membaca sebuah buku dikamarnya, tak digubrisnya Pangeran Salim yang sudah berada didepannya “Salam istri tersayang tuan Raja Jalalludin” sapa Pangeran Salim lalu melihat keluar kearah ayahnya, mendengar anaknya menyebutnya seperti itu, Ratu Jodha langsung teringat bagaimana dulu Raja Jalal dengan cara yang sama memanggilnya dengan sebutan seperti itu ketika mereka sedang menyamar sebagai Gujraties (kejadian ketika mereka mau berziarah setelah Ratu Jodha minum racun Benazir), ketika Ratu Jodha sedang asyik melamun, Pangeran Salim memandang kearah Raja Jalal lagi, dari luar Raja Jalal memberikan instruksi dengan memegang perutnya dan menyuruh Pangeran Salim untuk mengatakannya keRatu Jodha, Pangeran Salimpun menurut “Aku lapaaaar, tolonglah buatkan aku roti dan bicaralah padaku, jangan biarkan ada keheningan diantara kita” kata Pangeran Salim lagi.
Ratu Jodha langsung sadar kalau Raja Jalal sudah menyuruh Pangeran Salim untuk mengatakan semua ini, lalu Ratu Jodha mencoba melirik keluar pintu kamar, sementara itu Raja Jalal langsung sembunyi dan kemudian melihat ulah anaknya dari balik tembok, “Aku sudah tahu semuanya, apa yang Pangeran Salim katakan tadi itu semua darimu kan, yang Mulia, janganlah bersembunyi, ayo datanglah kesini” ujar Ratu Jodha, akhirnya Raja Jalalpun keluar dari persembunyiannya dan menemui istri dan anaknya, melihat ayahnya datang, Pangeran Salim nampak ketakutan “Aku sudah janji ayah, aku tidak mengatakan apa-apa sama ibu, aku malah tidak ingat apa yang aku katakan tadi, ayah” ujar Pangeran Salim, Raja Jalal hanya tersenyum melihat ulah anaknya, sedangkan Ratu Jodha tertawa melihat tingkah laku Pangeran Salim dan merenggangkan kedua tangannya untuk memeluk lalu memeluk Pangeran Salim erat. “Apakah itu artinya ibu memaafkan aku?” tanya Pangeran Salim, Ratu Jodha mencium keningnya dan mengatakan: “Iya saying, ibu memaafkanmu” kata Ratu Jodha, sementara itu Raja Jalal tersenyum bahagia melihat kebahagiaan diantara kedua orang yang sangat dicintainya itu.
Suatu pagi, Raja Jalal mengundang semua orang kesebuah pertemuan, “Hari ini, kita akan mengadakan meena bazaar (pasar festival)” ujar Raja Jalal, “Semua orang bisa ikut berpartisipasi dan aku akan memberikan hadiah untuk kios yang paling indah, kalian semua bisa mempersiapkan sampai sore nanti” ujar Raja Jalal lagi, “Ayah, apakah aku boleh ikut meena bazaar juga?” tanya Pangeran Salim, “Sekhu Baba, kalau kau mau datang kesana, ayah tidak masalah tapi meena bazaar itu cuma buat orang perempuan, kau bisa pergi kesana bersama ibumu” jawab Raja Jalal, Ratu Jodha dan semua yang disanapun tersenyum, tapi tiba-tiba semua anak yang hadir dipertemuan itu juga ingin ikut kemeena bazaar seperti Pangeran Salim, “Baiklah, baiklah, aku sudah dengar, kalau begitu aku putuskan bahwa hanya para perempuan yang punya anak saja yang bisa ikut berpartisipasi dimeena bazaar” kata Raja Jalal. Semua yang hadir disana sangat senang mendengarnya tapi hanya Ratu Ruqayah yang terkejut, dalam hatinya berkata “Aku tidak mempunyai anak maka aku tidak bisa ikut berpartisipasi dimeena bazaar” Ratu Ruqayah hanya diam seribu bahasa tapi dari kejauhan Ratu Jodha memperhatikan wajah Ratu Ruqayah, Ratu Jodha tahu apa yang sedang dipikirkan Ratu Ruqayah. Dengan Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 365 pun berakhir.Ayo simak terus Kisah selanjutnya pada Episode 366 berikutnya Hanya di Lampungway.com

–> Urutan Sinopsis Sesuai Jadwal Harian ANTV

–> Urutan Sinopsis Jodha Akbar Terbaru

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *