Lampungway.com – Anggota DPRD Provinsi Lampung Budi Yuhanda serap aspirasi warga Daerah Pemilihan (Dapil) VI secara langsung dari desa ke desa di Kabupaten Mesuji saat reses, Kamis (23/04/2020).
Menurut Budi, turun langsung ke desa-desa menjumpai masyarakat adalah langkah efektif untuk menyampaikan imbauan, edukasi dan menyerap aspirasi apa yang saat ini menjadi keluhan masyarakat.
Ia juga mengatakan bahwa reses di gedung sudah tidak lagi efektif karena hal ini bertentengan dengan imbauan pemerintah untuk tetap dirumah, karena negara kita masih dalam situasi pandemik virus corona atau covid-19.
Sementara menyampaikan aspirasi ke wakilnya di DPR adalah hak rakyat yang harsu tetap disalurkan, sebab waktu terus berjalan.
Untuk itu, Budi dalam kesempatan reses kali ini melakukan kunjungan ke beberapa kecamatan yang ada di daerah Kabupaten Mesuji.
Dalam reses dan serap aspirasi warga tersebut, Budi juga membagikan Masker, Beras dan juga konsumsi Nasi dan snack.
Beberapa perwakilan warga menyambut kedatangan Budi ini dengan antusias, senang dan rasa haru. Pasalnya, sebagian besar dari masyarakat memang tengah membutuhkan bantuan masker.
“Kami juga merasa terbantu dengan dibaginya sembako ini, baik dari para pejabat pemerintah maupun DPRD,” imbuh salah satu warga.
Budi pun mengamini pernyataan warganya tersebut. “InshaAllah kalau semua bergerak mulai dari pemerintah desa hinga pejabatnya maka krisis ini akan bisa kita lalaui bersama,” kata dia.
Tak hanya itu saja, di tengah kunjungan resesnya, banyak juga warga yang mengeluhkan ke Budi Yuhanda ihwal kondisi jalan yang saat ini semakin rusak, khususnya jalan kabupaten.
Selain jalan kabupaten yang paling banyak disorot, warga juga menyampaikan tentang kondisi jalan provinsi yang saat ini sudah mulai berlubang.
“Ini harus segera ditangani pak,” ucap warga yang diamini Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Lampung tersebut.
Budi mengimbau kondisi jalan yang tengah rusak memang harus segera ditangani, terlebih di Kabupaten Mesuji yang notabene kabupaten dengan penerima bantuan dana infrastruktur terbesar di Provinsi Lampung.
“Jika tidak segera diperbaiki, kalau tidak dipertahankan kondisi jalannya, maka yang dikhawatirkan adalah akan semakin rusak karena terhambatnya penanganan perbaikan, apalagi dana perbaikan tahun ini hanya berkisar 4 milyar saja,” terang Budi.
Demikian juga keluhan warga dibidang pertanian. Warga ke Budi mengeluhkan sulitnya menjual hasil panen. Meski petani masih bisa panen cukup di tengah kondisi negara terserang wabah corona, namun harus ada solusi bagaimana panen petani ini terserap dengan baik.
Mendengar keluhan dibidang pertanian ini, Budi berharap ada strategi dari stakeholder pemerintahan dalam menyelamatkan hasil panen masyarakat.
“Pemkab khususnya harus memiliki inovasi yang nyata. Segera, lakukan antisipasi pasca panen karena dana petani pasti akan habis. Untuk itu, pemerintah harusnya menyiapkan langkah jitu dengan memberikan dukungan, baik berupa benih, dan bantuan pendukung lainnya seperti irigasi, pupuk dan sumur bor, serta prasarana lainnya,” tandasnya.