Tak Kunjung Dibersihkan, Pantai Kunyit Jadi Kumuh

Bandarlampung (LW): Pantai Gunung Kunyit awalnya merupakan tempat wisata dengan pemandangan pantai dan Gunung Kunyit yang unik. Namun dengan berjalannya waktu, pantai ini malah menjadi tempat pembuangan sampah.

Sampah yang menumpuk tidak kunjung dibersihkan, masyarakat pun tidak memiliki kesadaran untuk tidak membuang sampai di pinggir pantai.

Pantai yang seharusnya jadi tempat wisata kini malah menjadi pantai yang tidak layak dikunjungi, pasalnya tumpukan sampah tersebut dapat merusak ekosistem laut bahkan kesehatan masyarakat.

Suzana, selaku warga sekitar menilai bahwa tidak adanya tempat pembuangan sampah terdekat yang menyebabkan masyarakat membuang sampah di kali yang mengalir ke laut.

“Tempat pembuangan sampah sangat jauh di kampung sebelah, tidak ada tong sampah juga tidak ada petugas kebersihan di kampung ini, akhirnya kami buang sampah di kali ini,” ungkapnya, Kamis (6/1).

“Kami sangat ingin pantai ini bersih dengan syarat pemerintah menyediakan fasilitas tempat pembuangan sampah (TPS) terdekat untuk kampung ini, dan memberikan sanksi tegas bagi siapapun yang membuang sampai di kali atau pinggir pantai agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan lagi,” tambah Susana.

Lanjut dia, seharusnya masyarakat sekitar bergotong royong membersihkan sampah-sampah yang berada di pinggir pantai tersebut, di suasana penyakit yang masih merebak ini mereka harus lebih sadar akan kebersihan lingkungan.

 

Menanggapi hal ini, Anggota DPRD Lampung Dapil Bandarlampung Kostiana mengaku prihatin dengan sampah yang menumpuk di pantai tersebut. Menurutnya, pantai kotor bukan sampah berasal dari lautnya.

“Sampah di laut berasal dari darat. Maka itu pembersihan sampah di pantai bisa dimulai dari darat,” ujarnya.

Selain dari kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, Sekretaris Komisi IV DPRD Lampung ini juga mengimbau kepada Dinas terkait untuk lebih pro aktif mencari solusi agar sampah di pantai tersebut tak terus menerus menumpuk.

“Selain perlu adanya peran masyarakat, dinas yang bersangkutan juga harus pro aktif. Jika tidak ada gerakan dari masyarakat penanganan sampah akan seperti ini selamanya, karena masalah sampah adalah masalah yang sangat komplek harus melibatkan banyak pihak untuk menanganinya,” ucap Kostiana, Bendahara PDI Perjuangan Lampung. (LW)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *