Bandarlampung (LW): Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Lampung menggelar debat publik dua pasang calon Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung, di Novotel, Minggu (13/10) malam.
Dalam debat perdana tersebut, kedua pasangan calon (Paslon) yakni Paslon nomor urut 01 Arinal-Sutono dan Paslon nomor urut 02 Mirza-Jihan mengemukakan strategi mereka dalam menanggulangi kemiskinan yang menjadi salah satu isu krusial di provinsi ini.
Calon Gubernur nomor urut 2, Rahmat Mirzani Djausal menegaskan, pentingnya kolaborasi dengan pemerintah pusat dalam mengurangi angka kemiskinan di Lampung. “Menurunkan kemiskinan adalah salah satu tugas kami. Kami berterima kasih kepada Pak Jokowi atas program sosial yang telah berlangsung selama hampir 10 tahun yang sangat berdampak dalam menurunkan kemiskinan secara signifikan,” kata dia.
Mirza menekankan bahwa langkah pertama yang perlu diambil adalah secara masif meningkatkan pendapatan masyarakat dengan membuka lapangan kerja baru. Salah satu cara yang diusulkan adalah memberikan nilai tambah pada komoditas yang ada di desa. “Kita harus memanfaatkan program pemerintah pusat yang memberikan makanan bergizi dan susu kepada anak-anak sekolah, yang ditargetkan untuk menjangkau anak di TK, SD, SMP, dan SMA. Ini bukan hanya menurunkan kemiskinan dan stunting, tetapi juga membuka peluang usaha baru,” jelasnya.
Selain itu RMD menekankan pentingnya kerja sama antara desa, kabupaten, dan pemerintah pusat untuk memastikan bahwa program-program ini tidak hanya dimanfaatkan oleh perusahaan besar, tetapi juga oleh koperasi dan masyarakat setempat. “Maka ini adalah kesempatan kita, kita harus segera berkolaborasi dengan desa, dengan Kabupaten dengan kecamatan, dengan pemerintah pusat. Bagaimana kita mengambil momen ini jangan sampai ini hilang, jangan sampai yang menikmati program adalah perusahaan-perusahaan. Ini harus koperasi,” imbuhnya.
Di sisi lain, Calon Gubernur nomor urut 01 Arinal Djunaidi menjelaskan bahwa menurunkan kemiskinan bukanlah hal yang mudah, karena kemiskinan adalah masalah yang kompleks.
Arinal sepakat bahwa pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sangat penting dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. “Kebutuhan sarana produksi bagi para petani harus sampai ke desa, dan harga pasar harus benar-benar menguntungkan petani,” paparnya.
Ia juga mengusulkan untuk mengubah pola tanam monokultur menjadi sistem yang lebih terintegrasi dengan tanaman lainnya untuk meningkatkan hasil pertanian. “Kami akan memastikan bahwa kebutuhan petani terpenuhi dan harga pasar yang adil menguntungkan mereka,” pungkasnya. (*)