Mukhta mendekati pajangan foto masa kecilnya dan terkejut melihat surat jaminan pembebasan Akash. Mukhta marah kepada ayahnya.
Mr. rathore : Kau terlihat seperti ingin memukuli seseorang.
Mukhta : Ayah yg membebaskan Akash?
Mr. rathore menganggukan kepalanya.
Mukhta : Tapi kenapa ayah? Ayah sendiri sudah tau kebenarannya bahkan sebelum hari pernikahan itu. Ayah tau dia adalah pria yg sangat berbahaya, dia bisa melakukan apapun. Dia berdiri di halaman rumah sejak kemarin menyusahkan semua orang.
Mr. rathore : Benarkah? Baru 20 jam yg lalu dia dibebaskan. Harusnya dia sedikit bersabar.
Mukhta : Aku tdk mengerti dengan semua ini ayah. Dia sangat berbahaya.
Mr. rathore : Sebelum ayah menikah dengan ibumu, semua orang berfikir ayah adalah pria yang berbahaya, tapi setelah menikah dengan ibumu ternyata ibumu lebih berbahaya.
Mr. rathore mencoba membuat lelucon tentang kisah suami takut istri, tapi Mukhta memaksanya untuk serius.
Mr. rathore : Ayah bisa melihat cinta di mata Akash. Ketika ayah bertemu dengannya kemarin, ayah tdk melihat kebohongan di matanya. Ayah hanya ingin dia mendapatkan kesempatan terakhirnya.
Mr. rathore : Kau terlihat seperti ingin memukuli seseorang.
Mukhta : Ayah yg membebaskan Akash?
Mr. rathore menganggukan kepalanya.
Mukhta : Tapi kenapa ayah? Ayah sendiri sudah tau kebenarannya bahkan sebelum hari pernikahan itu. Ayah tau dia adalah pria yg sangat berbahaya, dia bisa melakukan apapun. Dia berdiri di halaman rumah sejak kemarin menyusahkan semua orang.
Mr. rathore : Benarkah? Baru 20 jam yg lalu dia dibebaskan. Harusnya dia sedikit bersabar.
Mukhta : Aku tdk mengerti dengan semua ini ayah. Dia sangat berbahaya.
Mr. rathore : Sebelum ayah menikah dengan ibumu, semua orang berfikir ayah adalah pria yang berbahaya, tapi setelah menikah dengan ibumu ternyata ibumu lebih berbahaya.
Mr. rathore mencoba membuat lelucon tentang kisah suami takut istri, tapi Mukhta memaksanya untuk serius.
Mr. rathore : Ayah bisa melihat cinta di mata Akash. Ketika ayah bertemu dengannya kemarin, ayah tdk melihat kebohongan di matanya. Ayah hanya ingin dia mendapatkan kesempatan terakhirnya.
