Meethi akhirnya siuman.
Meethi : Kenapa aku ada disini? Aku telah melenyapkan Ambika, aku harusnya sudah dihukum gantung.
Tapasya : Tidak, Meethi. Kau tidak bersalah. Ambika masih hidup.
Meethi : Bagaimana itu bisa terjadi? Aku melihatnya sendiri saat dia terbakar.
Tapasya : Yang kau lihat bukanlah seluruh kebenarannya. Ini adalah bagian dari rencana Ambika untuk memisahkamu dari Akash. Untuk menyiksamu, tapi berkat dari ibumu dan do’a dari kami semua telah membantu membongkar kebenarannya. Kau sudah aman.
Meethi : Lalu siapa siapa wanita yang terbakar itu?
Tuan Takhur : Dia adalah wanita malang yang jasadnya dimanfaatkan oleh Ambika. Kau tidak bersalah, kau tidak melakukan apapun.
Ambika terlihat santai saat diinterogasi polisi.
Inspektur : Kalau kau bukan putrinya asisten komisaris, aku akan menunjukkan apa yang bisa aku lakukan terhadapmu.
Ambika : Hahaha. Semua itu adalah permainan otakku. Aku dibesarkan di rumah seorang petugas kepolisian. Aku tau suatu saat aku akan membutuhkan mayat seseorang tapi aku tidak menyangka akan secepat ini. Beruntung aku menemukan mayat itu dengan mudah, mayat wanita hamil pula. Ayahku yang membantuku. Mayat dan bensin sudah dipersiapkan ketika aku menelfon Meethi ke benteng itu. Lalu aku mendorong Meethi dan membuat mayat wanita itu berada diposisiku. Aku juga sudah memakaikannya saree yang sama. Aku siram bensin keseluruh tubuhnya dan menyalakan api. Meethi melihat mayat wanita itu terbakar.