Saat sarapan, Meethi mengajak Mukhta untuk ikut dengannya berpesta di sebuah klub tapi Mukhta menolaknya. Ichcha dan Damini keluar dari dapur. Ichcha meminta Meethi untuk sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat kuliah. Meethi berkata kepada Damini,”Nenek, aku tidak lapar”,
Ichcha berkata, “Bukan aku yang memotong buah2an ini, nenekmu yang memotongnya”,
“Tapi kau menyentuhnya dengan tanganmu, ya kan?” Jawab Meethi.
“Jangan bicara seperti itu pada ibumu! Makanlah buah2an kesukaanmu itu. Cepat pulang jika kuliahmu telah selesai. Setiap hari kau selalu terlambat pulang dari kampus. Pergi kemana kau setiap hari?” Tanya Damini.
Ichcha meminta Meethi untuk menjawab pertanyaan Damini. Meethi berkata,”Aku juga memberikan satu pertanyaan, apa ada yang menjawab pertanyaanku? Tidak kan!”.
Nenek berjalan ke arah meja makan dan berkata,”Kalian semua selalu memarahi Meethi.Gadis di usianya senang berkumpul bersama teman2nya, tapi kalian selalu mengusiknya dengan pertanyaan ‘dimana kau?,’sedang bersama siapa?’,’kenapa terlambat? ‘,mengapa kalian tidak bicara kepadanya dengan penuh kasih sayang dan memberikannya makanan?”, nenek menyodorkan sepiring penuh paratha kepada Meethi.
Meethi berkata, “Ya nek, lihat saja mereka, selalu memberiku ribuan pertanyaan, tapi ketika aku memberikan satu pertanyaan, mereka tidak mau menjawabnya”.
Damini kehilangan kesabarannya dan berkata, “Cukup Meethi! Jangan bicara seperti itu! Nenek tau kau marah dengan kami semua, tapi bukan begini caranya. Nenek, Meethi tidak suka paratha”.
Ichcha beranjak dari meja makan membawa kembali buah2an yang dia bawakan untuk Meethi. Mukhta tiba2 memanggil Ichcha,”Ibu..”,
Ichcha berbalik dan menyodorkan piring berisi buah2an tersebut kepada Mukhta tepat didepan wajah Meethi.
Ichcha berkata, “Bukan aku yang memotong buah2an ini, nenekmu yang memotongnya”,
“Tapi kau menyentuhnya dengan tanganmu, ya kan?” Jawab Meethi.
“Jangan bicara seperti itu pada ibumu! Makanlah buah2an kesukaanmu itu. Cepat pulang jika kuliahmu telah selesai. Setiap hari kau selalu terlambat pulang dari kampus. Pergi kemana kau setiap hari?” Tanya Damini.
Ichcha meminta Meethi untuk menjawab pertanyaan Damini. Meethi berkata,”Aku juga memberikan satu pertanyaan, apa ada yang menjawab pertanyaanku? Tidak kan!”.
Nenek berjalan ke arah meja makan dan berkata,”Kalian semua selalu memarahi Meethi.Gadis di usianya senang berkumpul bersama teman2nya, tapi kalian selalu mengusiknya dengan pertanyaan ‘dimana kau?,’sedang bersama siapa?’,’kenapa terlambat? ‘,mengapa kalian tidak bicara kepadanya dengan penuh kasih sayang dan memberikannya makanan?”, nenek menyodorkan sepiring penuh paratha kepada Meethi.
Meethi berkata, “Ya nek, lihat saja mereka, selalu memberiku ribuan pertanyaan, tapi ketika aku memberikan satu pertanyaan, mereka tidak mau menjawabnya”.
Damini kehilangan kesabarannya dan berkata, “Cukup Meethi! Jangan bicara seperti itu! Nenek tau kau marah dengan kami semua, tapi bukan begini caranya. Nenek, Meethi tidak suka paratha”.
Ichcha beranjak dari meja makan membawa kembali buah2an yang dia bawakan untuk Meethi. Mukhta tiba2 memanggil Ichcha,”Ibu..”,
Ichcha berbalik dan menyodorkan piring berisi buah2an tersebut kepada Mukhta tepat didepan wajah Meethi.