Nenek dan Divya baru saja kembali ke rumah sakit, mereka sudah mendapat info kalau ada seorang wanita korban kecelakaan yang bersedia mendonorkan jantungnya.
Nenek : Siapa nama wanita itu? Tolong cari tau namanya dan alamatnya. Aku ingin menemui keluarganya untuk berterimakasih.
Ibu dari anak kecil yang diselamatkan Ichcha itu kemudian berlari ke arah keluarga Takhur,
“Wanita yang bersama kalian (Damini) jatuh pingsan,mungkin dia punya hubungan kerabat dengan wanita korban kecelakaan itu, dia(Damini) melihat barang2 milik wanita yg sudah meninggal itu lalu jatuh pingsan, dia berteriak memanggil nama seseorang. . . Ichchky”.
Semua orang shock mendengarnya.
Divya lalu mengambil bungkusan barang2 milik Ichcha yang dipegang ibu itu dan melihat saree, gelang dan mangalsutra milik Ichcha.
Tuan Takhur berkata,”Dia tidak mungkin Ichcha,Ichcha pergi ke kuil. Orang itu tidak mungkin Ichcha”,
“Dia menyelamatkan putriku didekat kuil” jawab ibu itu.
Veer,Tuan Takhur, Mukhta, nenek&Divya lalu berlari kearah kamar mayat. Mr. rathore terdiam membatu.
Nenek : Siapa nama wanita itu? Tolong cari tau namanya dan alamatnya. Aku ingin menemui keluarganya untuk berterimakasih.
Ibu dari anak kecil yang diselamatkan Ichcha itu kemudian berlari ke arah keluarga Takhur,
“Wanita yang bersama kalian (Damini) jatuh pingsan,mungkin dia punya hubungan kerabat dengan wanita korban kecelakaan itu, dia(Damini) melihat barang2 milik wanita yg sudah meninggal itu lalu jatuh pingsan, dia berteriak memanggil nama seseorang. . . Ichchky”.
Semua orang shock mendengarnya.
Divya lalu mengambil bungkusan barang2 milik Ichcha yang dipegang ibu itu dan melihat saree, gelang dan mangalsutra milik Ichcha.
Tuan Takhur berkata,”Dia tidak mungkin Ichcha,Ichcha pergi ke kuil. Orang itu tidak mungkin Ichcha”,
“Dia menyelamatkan putriku didekat kuil” jawab ibu itu.
Veer,Tuan Takhur, Mukhta, nenek&Divya lalu berlari kearah kamar mayat. Mr. rathore terdiam membatu.