Sebelum meninggalkan rumah, Sankrant mendengar Kajri mengetuk pintu dari dalam kamar tempat ia dikurung, Sankrant kemudian memberitahu Kajri bahwa Akash berusaha bunuh diri dengan melukai pergelangan tangannya.
Kajri sangat terkejut dan memohon kepada Sankrant untuk membukakan pintu kamarnya. Kajri merasa bersalah, ia berinisiatif untuk memberitahu Meethi.
Ekadashi & Sankrant kemudian membawa Akash ke rumah sakit.
Namun saat Akash membuka matanya didalam ruang operasi, ia melepas satu persatu infus dan alat bantu pernafasannya.
Akash : Aku tidak ingin hidup!
Ekadashi menanyakan kondisi Akash kepada suster yang merawat Akash.
Suster : Putramu sangat aneh, dia melepas infus dan alat bantu pernafasan, dia berkata kalau dia tidak ingin hidup. Jika dia tidak mengizinkan kami untuk merawatnya maka akan sulit bagi kami untuk menyelamatkan nyawanya.
Ekadashi menangis memikirkan kondisi Akash. Akash terus menerus memanggil nama Meethi.
Kajri sangat terkejut dan memohon kepada Sankrant untuk membukakan pintu kamarnya. Kajri merasa bersalah, ia berinisiatif untuk memberitahu Meethi.
Ekadashi & Sankrant kemudian membawa Akash ke rumah sakit.
Namun saat Akash membuka matanya didalam ruang operasi, ia melepas satu persatu infus dan alat bantu pernafasannya.
Akash : Aku tidak ingin hidup!
Ekadashi menanyakan kondisi Akash kepada suster yang merawat Akash.
Suster : Putramu sangat aneh, dia melepas infus dan alat bantu pernafasan, dia berkata kalau dia tidak ingin hidup. Jika dia tidak mengizinkan kami untuk merawatnya maka akan sulit bagi kami untuk menyelamatkan nyawanya.
Ekadashi menangis memikirkan kondisi Akash. Akash terus menerus memanggil nama Meethi.