Bandarlampung (LW): Rektor IBI Darmajaya Lampung, Firmansyah Yunialfi Alfian, menyatakan apresiasinya pada puisi Isbedy Stiawan ZS dengan dua kata: “Luar biasa!”
Itu ia ungkapkan pada apresiasi terhadap 2 puisi karya Paus Sastra Lampung yang dibacakannya di ruang kerja rektor IBI Darmajaya Jl. ZA Pagaralam, Labuhanratu, Bandarlampung, Kamis (11/6) siang.
Luar biasa, menurut dia, karena puisi Isbedy mampu berdialog dan memberikan narasi bagi pembaca.
“Termasuk saya, saya benar-benar merasa tersentuh. Samoai bulu kuduk saya bergetar,” ujar bakal calon independent untuk wali kota Bandarlampung tahun 2020.
Dikatakannya, khusus 2 puisi yang dibacannya, “Kalau Aku Subuh” dan “Ada yang Menunggu di Seberang Hujan”.
Puisi pertama bicarakan dua sahabat atau dua tokoh yang kemudian harus berpisah. Tokoh pertama memilih jadi subuh dan berjalan ke arah matahari terbit, sementara satunya ingin tetep jadi malam dan berburu lelampu gemerlap.
“Ini, menurut tafsir saya, adalah perpisahan dua teman setelah menemukan perbatasan, yakni subuh. Suatu tafsir untuk hijrah,” jelas Firmansyah.
Sementara puisi lainnya, adalah kerinduan untuk bertemu karena selama ini terhadang oleh pandemi dan musim hujan. “Kerinduan yang amat mengusik, namun hujan dan pandemi Covid menghadang,” ucapnya.
Selain Firman, yang membaca puisi kemarin adalah Erika Novalia Sani, polisi Nasdem Bandarlampung dan bergiat di Lamban Sastra Isbedy Stiawan ZS. Lalu Syaiful Irba Tanpaka, sastrawan Lampung.
Syaiful dalam testimoninya menyebut Isbedy adalah tokoh seniman Lampung.
“Isbedy sudah tak diragukan ketokohannya, ia juga memiliki popularitas baik. Karena itu selayaknya kita memberi penghargaan atas dedikasinya,” ujar Syaiful yang juga karib dekat Isbedy.
Syaiful dan Isbedy sudah saling mengenal dan berkawan sejak 1980-an. Keduanya sama-sama membangun citra sastra dearah ini di tingkat nasional.
“Tapi Isbedy lebih konsisten. Kalau ada nilai, ia 9 dan saya 5. Ia produktif sekaligus karyanya berkualitas,” imbuh Syaiful. (LW)