3 Jenis Laporan Keuangan dalam Akuntansi

Lampungway.com. 3 Jenis Laporan Keuangan dalam Akuntansi. Dalam pencatatan transaksi akuntansi, yang merupakan hasil dari proses kegiatan adalah berupa Laporan Keuangan yang berupa Neraca (Balanced Sheet), Laporan Laba Rugi (Income Statement) dan Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement).

3 Jenis Laporan Keuangan dalam Akuntansi tersebut digunakan oleh Management Perusahaan / Institusi / Organisasi / dalam pengambilan keputusan dan menjadi dasar untuk penilaian kesehatan sebuah Perusahaan / Institusi/Organisasi/.

Berikut Penjelasan tentang 3 Jenis Laporan Keuangan dalam Akuntansi :

1. Neraca (Balanced Sheet)
Neraca menunjukkan keadaan keuangan suatu Perusahaan/Institusi/Organisasi/ pada periode tertentu, yang tertuang dan disajikan dalam bentuk atau format Skontro (rekening) dan Stafel (Laporan)

  • Skontro : Laporan bentuk skontro menyajikan rekening dalam dua sisi. Sisi kiri biasanya berisi AKTIVA dan sebelah kanan berisi PASIVA (Kewajiban dan Modal)

    Contoh Laporan Neraca Akuntansi bentuk Skontro

  • Stafel : Laporan bentuk stafel, penyajiannya dibuat secara berurutan mulai dari AKTIVA, Kewajiban dan Ekuitas

    Contoh Laporan Neraca Stafel

Neraca memiliki tiga unsur pembentuk laporan keuangan, yaitu :

A. Aktiva

Aktiva dibagi menjadi 5 Klasifikasi, yakni :

  1. Aktiva Lancar, yaitu aktiva yang manfaat ekonominya akan diperoleh dalam waktu satu tahun atau kurang sesuai dengan siklus normal Perusahaan/Institusi/Organisasi/.  Yang termasuk dalam Aktiva Lancar adalah : Kas, Bank, surat berharga, piutang dan uangmuka biaya
  2. Investasi Jangka Panjang, yaitu penanaman modal yang biasanya dilakukan dengan tujuan memperoleh penghasilan tetap atau untuk menguasai perusahaan lain dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. contoh Investasi Jangka Panjang : Investasi saham dan Obligasi
  3. Aktva Tetap, yaitu aktiva yang memiliki wujud fisik, digunakan dalam operasi normal usaha (bukan untuk diperjualbelikan) dan memberikan manfaat lebih dari satu tahun. contoh : gedung, tanah, kendaraan, mesin dan peralatan kantor.
  4. Aktiva Tidak Berwujud, yaitu aktiva yang tidak memiliki substansi fisik, biasanya berupa hak yang memberikan manfaat ekonomi bagi usaha dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. contoh : hak paten, hak cipta, franchise, lisense
  5. Aktiva Lain-lain, yaitu aktiva yang tidak dapat diklasifikasikan kedalam salah satu aktiva diatas. Contoh : Piutang kepada direksi dan beban ditangguhkan.

B. Kewajiban

Kewajiban dibagi dalam tiga klasifikasi, :

  1. Kewajiban Lancar, yaitu kewajiban usaha kepada pihak lain yang penyelesaiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan dalam jangka waktu satu tahun atau kurang. Contoh : hutang dagang, hutang gaji, hutang biaya dan hutang pajak
  2. Kewajiban Jangka Panjang, yaitu kewajiban usaha kepada pihak lain yang penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar sumber daya usaha dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Contoh : Hutang bank dan hutang obligasi
  3. Kewajiban Lain-lain, yaitu kewajiban yang tidak dapat diklasifikasikan kedalam salah satu dari 2 kasifikasi diatas, misalnya hutang usaha kepada direksi

C. Ekuitas

Ekuitas dibagi dalam dua klasifikasi:

  1. Ekuitas yang berasal dari setoran pemilik, contoh : modal saham termasuk agio saham
  2. Ekuitas yang berasal dari hasil usaha, contoh : laba ditahan, deviden ditahan

Penyusunan Neraca disajikan dengan urutan tertentu, untuk Aktiva disajikan berdasarkan urutan likuiditas, Kewajiban disusun berdasarkan urutan jatuh tempo dan Ekuitas disusun berdasarkan urutan kekekalan

2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Lapora Laba Rugi menggambarkan informasi mengenai kemampuan usaha dalam menghasilkan laba selama satu periode tertentu.

Laporan Laba Rugi memiliki dua unsur yaitu : Pendapatan/Penghasilan dan Beban/Biaya

  • Pendapatan/Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalm bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.  Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas usaha yang biasa dikenal dengan sebutan berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fee), bunga dan lainnya.
  • Beban/biaya (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi, selama satu periode akuntansi daam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Istilah beban kadangkala disebut biaya (cost).  Contoh : harga pokok penjualan atau produksi, biaya pemasaran, biaya gaji karyawan, biaya penyusutan, administrasi umum dan sejenisnya.

Format atau bentuk laporan Laba Rugi

Laba Rugi dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu Single-step dan multi-step.

  • Single-step, disusun dengan mengelompokkan semua pendapatan atau penghasilan kedalam satu kelompok yang disebut Pendapatan. Sedangkan semua beban yang terjadi dalam suatu periode kedalam satu kelompok yang disebut biaya. Nah, selisih positif antara kelompok Pendapatan dengan biaya disebut Laba sedangkan selisih negatif disebut rugi.
  • Multiple-step, Laba disusun secara bertahap, semua pendapatan dan beban disajikan sesuai dengan urutan aktivitas kegiatan usaha, diluar usaha dan luar biasa. Untuk menyajikan pos luar biasa (Kebakaran, gempa, dsb) usaha dapat menganut salah satu dari dua perlakuan sebagai berikut :
  1. All-inclusive, pencatatan kerugian dari pos luar biasa dengan konsep ini adalah kerugian tersebut dapat disajikan dalam laporan laba rugi
  2. Current Operating Performance, berdasarkan konsep ini, pencatatan pos luar biasa tidak boleh disajikan dalam laporan laba rugi, melainkan disajikan dalam laporan laba ditahan (perubahan modal)
Contoh Laporan Laba Rugi

3. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)

Informasi arus kas suatu badan usaha berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar penilaian kemapuan badan usaha dalam menghasilkan kas dan setara kas, serta menilai kebutuhan badan usaha untuk menggunakan arus kas tersebut.

Laporan Arus Kas disusun dengan tujuan untuk meberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu badan usaha berdasarkan pada aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama periode akuntansi, dengan demikian laporan arus kas juga menunjukkan efek aktivitas investasi dan pendanaan

Laporan Arus Kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih badan usaha, struktur keuangan termasuk likuiditas dan solvabilitas dan kemampuan mempengaruh jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.

Laporan Arus Kas juga digunakan untuk pengguna mengembangkan model dengan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari badan usaha.

Contoh Laporan Arus Kas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *