Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 349
Sambil berjalan ke arah taman, tampak Raja Jalal sedang mengajak Hussein berbicara : “Kamu tau, kamu adalah anak yang paling beruntung, karena ibumu Ratu Jodha sangat mencintaimu … apa ??? kamu ingin ayah jadi kuda ?” kemudian Raja Jalal meletakkan Hussein dipundaknya, dan jari tiruan Zeenat yang beracun tadi jatuh ketanah tapi sayangnya Raja Jalal tdak melihatnya. Ditaman, dari kejauhan Ratu Jodha melihat Hussein dalam gendongan Raja Jalal dan berkata : “Ooooh … anakku Hussein” Ratu Jodha langsung lari kearah Raja Jalal, seketika itu juga dia langsung mengambil Hussein dari tangan Raja Jalal dan menciuminya dengan lembut, lalu katanya : “Aku ingin sekali melihatmu, nak …. apakah kamu tdak rindu sama ibumu ini? apakah kamu suka membuat masalah sama Ratu Ruqayah ?”, “Hussein tersenyum melihat ibunya, kelihatannya dia ingin sekali bermain bersamamu, Ratu Jodha” ujar Raja Jalal.
Tiba tiba saja rintik-rintik hujan mulai turun, “Waaah … hujan mulai turun, cuacanya kurang bersahabat saat ini” kata Ratu Jodha, lalu mereka berduapun pergi bernaung disebuah tenda ditengah-tengah taman, sesampainya ditenda Raja Jalal berupaya untuk menggoda Ratu Jodha “Lihat rambutnya, Ratu Jodha … anakmu seperti orang tua” kata Raja Jalal, diejek seperti itu Ratu Jodha langsung membalas: “Anakku bukan seperti orang tua, yang Mulia … tapi ayahlah yang sudah tua” jawab Ratu Jodha. “Heiii …. tapi banyak gadis yang ingin menikah denganku” kata Raja Jalal lagi, “Iyaaa betul yang Mulia … tapi mereka semua hanya ingin menikahi kekayaanmu saja” jawab Ratu Jodha sambil tersenyum menang dan terus bermain-main dengan Hussein. Dalam hati Raja Jalal berpikir: “Setelah beberapa hari ini, akhirnya aku melihat senyum diwajahmu lagi, aku yakin kamu akan baik-baik saja, Ratu Jodha… jika Hussein bisa mengingatkanmu akan Hasan kembaran Hussein”.
Tak berapa lama kemudian Raja Jalal meminta Ratu Jodha untuk memberikan Hussein padanya, karena pikirnya siapa tau nanti Hussein pipis dan membasahi baju Ratu Jodha, “Tdak apa-apa, yang Mulia … aku tdak akan kaget sepertimu kalo dia pipis nanti, tdak usah khawatir” kata Ratu Jodha. Dari kejauhan Ratu Ruqayah melihat mereka berdua yang sedang asyik bermain dengan Hussein, dia berteriak kearah Raja Jalal : “Jalaaallll !!!” sambil berjalan kearah mereka, Ratu Jodhapun segera memeluk Hussein semakin erat, lalu Ratu Ruqayah bilang ke Raja Jalal : “Kamu membawa Hussein kesini rupanya” , “Yaaa” jawab Raja Jalal “Aku ingin bermain dengannya” , lalu Ratu Ruqayah meminta Hussein dengan tdak sopan dari Ratu Jodha : “Ini waktunya makan buat Hussein” ujar Ratu Ruqayah, lalu Ratu Ruqayah meninggalkan mereka sambil menggendong Hussein, Ratu Jodha sangat sedih melihatnya.
Dikamar Ratu Ruqayah, Ratu Ruqayah sedang bermain-main dengan Hussein, dia menyuruh Hoshiyar untuk memanggil Zeenat, Zeenatpun datang, “Dengar yaa … aku akan selalu memanggilmu, aku suka melihat perhatianmu ke Hussein, aku tdak tau apa jadinya kalo kamu tdak ada” kata Ratu Ruqayah, “Semuanya akan baik-baik saja, Ratu Ruqayah…. saya ini pengasuhnya dan saya tahu tugas saya, saya merasa beruntung menjadi pengasuh Pangeran Hussein” jawab Zeenat sambil mengambil Hussein dari Ratu Ruqayah dan hendak beranjak pergi keluar kamar, “Jangan pergi dari sini, Zeenat ! duduklah disini saja, jangan melakukan kesalahan lagi, kamu adalah orang yang paling aku percaya sekarang, aku akan menjadi ibu yang penuh tanggung jawab, terus terang … aku tdak suka waktu kamu memberikan Hussein ke Raja Jalal” kata Ratu Ruqayah, “Saya tdak bisa mengatakan tdak pada seorang Raja, Ratu Ruqayah” jawab Zeenat. “Aku tahu, maka dari itu aku telah memutuskan bahwa Hussein harus dalam pengawasanku selama 24 jam sehari” ujar Ratu Ruqayah, “Baiklah kalau begitu, Ratu Ruqayah” jawab Zeenat dan mulai memberikan Hussein minuman susu, setelah beberapa jam kemudian “Aku pikir dia sudah kenyang, Zeenat” kata Ratu Ruqayah sambil mengambil Hussein kembali dari Zeenat, “Hamba saat ini juga tdak sedang sibuk, Ratu Ruqayah … anda bisa istirahat sekarang, saya yang akan mengurus Hussein” ujar Zeenat, “Tdak apa-apa, aku baik-baik saja, aku mau sendirian saja bersama dengan anakku, kamu pergi saja dan istirahatlah, nanti kalo aku membutuhkanmu, aku akan memanggilmu” ujar Ratu Ruqayah. Dalam hati Zeenat berujar : “Bagaimana caranya agar aku bisa mengerjakan pekerjaanku saat ini, aku harus menemukan jari tiruan yang beracun itu”.
Lanjut Halaman Berikutnya –>