Lampungway.com – Sinopsis Uttaran Hari ini, Minggu 8 Mei 2016 : Episode 231. (Jangan Lupa Baca Sinopsis Sebelumnya). Tapasya berdoa agar persidangan Mukhta berjalan lancar, ia berdoa di kuil tempat Vishnu tinggal, ia juga membuat janji bertemu dengan Mr.rathore disana.
Tapasya menghampiri Mr.rathore dan berkata,”Kau tidak berubah sedikitpun”,
“Kau bilang ada hal penting yang mau dibicarakan? Bisa kita bicara di suatu tempat?”.
Pada saat yang sama, Meethi juga berdoa di kuil itu untuk kasus yang sedang dihadapi Mukhta dipersidangan. Tapasya berkata kepada Mr.rathore,”Nasib buruk,aku kembali setelah bertahun2 tapi tidak bisa berada didekat putriku dalam masa sulitnya. Aku hanya bisa berdoa di kuil”,
“Semua orang ada untuknya sekarang, seluruh keluargamu, nyonya Ichcha, aku juga mau pergi kesana,tapi kau bilang ada hal penting yang ingin dibicarakan, jadi aku datang kesini dulu”.
Tapasya menceritakan betapa paniknya Tej setelah Chanda kembali, ia yakin kalau Tej sedang merencanakan sesuatu untuk melawannya. Tapasya kemudian melihat Meethi, dia mengira Meethi adalah Ichcha. Tapasya meneteskan air mata.
Mr.rathore bertanya,”Ada apa?”.
Tapasya melihat ke arah meethi. Mr.rathore memberitahu,”Dia adalah Meethi, putri dari nyonya Ichcha. Wajahnya sama persis dengan nyonya Ichcha tapi dia sangat membenci ibunya”.
Tapasya terkejut mendengar ucapan Mr.rathore. Mr.rathore kemudian bertanya,”Apa ada yang ingin kau sampaikan pada Mukhta?”,
“Berikan manisan ini kepada seluruh keluargaku, tapi jangan katakan ini dariku atau mereka tidak akan mau menyentuhnya”,
“Lalu apa yang harus aku katakan pada mereka? Aku pergi ke kuil untuk mendapatkan manisan(persembahan) ini?”,
“Tidak ada yang akan menertawakanmu.Katakan saja kau pergi ke kuil berdoa untuk putrimu. Tidak bisakah kau melakukan ini untuk putrimu?”.
Mr.rathore mengambil manisan itu dan berkata,”Jagalah dirimu. Telfon aku jika kau butuh bantuan”.
Tapasya menghampiri Mr.rathore dan berkata,”Kau tidak berubah sedikitpun”,
“Kau bilang ada hal penting yang mau dibicarakan? Bisa kita bicara di suatu tempat?”.
Pada saat yang sama, Meethi juga berdoa di kuil itu untuk kasus yang sedang dihadapi Mukhta dipersidangan. Tapasya berkata kepada Mr.rathore,”Nasib buruk,aku kembali setelah bertahun2 tapi tidak bisa berada didekat putriku dalam masa sulitnya. Aku hanya bisa berdoa di kuil”,
“Semua orang ada untuknya sekarang, seluruh keluargamu, nyonya Ichcha, aku juga mau pergi kesana,tapi kau bilang ada hal penting yang ingin dibicarakan, jadi aku datang kesini dulu”.
Tapasya menceritakan betapa paniknya Tej setelah Chanda kembali, ia yakin kalau Tej sedang merencanakan sesuatu untuk melawannya. Tapasya kemudian melihat Meethi, dia mengira Meethi adalah Ichcha. Tapasya meneteskan air mata.
Mr.rathore bertanya,”Ada apa?”.
Tapasya melihat ke arah meethi. Mr.rathore memberitahu,”Dia adalah Meethi, putri dari nyonya Ichcha. Wajahnya sama persis dengan nyonya Ichcha tapi dia sangat membenci ibunya”.
Tapasya terkejut mendengar ucapan Mr.rathore. Mr.rathore kemudian bertanya,”Apa ada yang ingin kau sampaikan pada Mukhta?”,
“Berikan manisan ini kepada seluruh keluargaku, tapi jangan katakan ini dariku atau mereka tidak akan mau menyentuhnya”,
“Lalu apa yang harus aku katakan pada mereka? Aku pergi ke kuil untuk mendapatkan manisan(persembahan) ini?”,
“Tidak ada yang akan menertawakanmu.Katakan saja kau pergi ke kuil berdoa untuk putrimu. Tidak bisakah kau melakukan ini untuk putrimu?”.
Mr.rathore mengambil manisan itu dan berkata,”Jagalah dirimu. Telfon aku jika kau butuh bantuan”.
