Bandarlampung (LW): Sejak tayang pertama youtube channel Paus Sastra Lampung pada 9 Juni 2020, sudah 40 konten pembacaan puisi dan cerpen ditayangkan.
Selain Isbedy Stiawan ZS baca puisi atau cerpen yang menayang pukul 08.30, sejumlah tokoh ditampilkan membaca puisi dalam sesi tribut tiap hari pukul 15.40 WIB.
Sampai Kamis (9/7), chanel yang dikelola Djadin Production ini mengantongi 481 subscribe dan dotonton sekira 12 ribu kali.
Menurut Arief Mulyadin, produser Djadin Production untuk Paus Sastra Lampung, apresiasi masyarakat terhadap konten pembacan karya sastra cukup baik. Hal itu dapat dilihat dari naiknya subscribe, penonton, ataupun komentar dan like.
Selama sebulan menayang juga, ia mencatat ada 10 konten terpopular karena banyak ditonton.
Ke sepuluh konten tersebut adalah penayangan perdana, “Kepada Puisi” yang dibacakan Isbedy Stiawan. Konten ini ditonton 1.500 kali, “Bengkulu (Isbedy/ 1.200), Kepada Toean Dekker (Isbedy/1.200l, Dongeng dari Istana (Ahmad Mufti Salim/1.100), Seseorang Keluar dari Telepon Genggam (Isbedy/1.100), Akulah Air Akulah Batu (Isbedy/935), Kami Berakit (Olivia Zalianty/836), Tausiyah Ibu (Suchairi Sibarani/814), Perjalanan Pulang (Bambang Irawan/762), Percakapan dengan Nuh (Muchlas È. Bastari/754) bersama Kalau Aku Subuh yang dibacakan oleh Firmansyah Y. Alfian yang ditonton 754 kali.
Masih kata Arief, ia berharap perolehan minat masyarakat terhadap pembacaan karya sastra terus meningkat, selepas masa covid 19 sekalipun.
“Semoga saja minat menoikmati pembacaan karya saatra di youtube khususnya channel kami tak menurun setelah covid tiada,” harapnya, Kamis (9/7) pagi.
Sebab, lanjut dia, pembacaan karya sastra di youtube tergolong kurang digemari. Meskipun diketahui pembacaan puisi oleh sejumlah penyair terkenal sudah ada. Misalnya W.S. Rendra, Sutardji Calzoum Bachri, Sapardi Djoko Damono, Joko Pinurbo, Sosiawan Leak.
“Tapi memang konten itu tak digarap serius. Penayangannya diambil dari penyairnya baca puisi di event tertentu. Beda yang kami kelola, pengambilan video digarap serius dan disiapkan,” katanya.
Misalnya, pengambilan gambar Isbedy baca puisi sudah disiapkan jadwalnya dan puisi atau cerpen apa yang akan dibaca. Begitu pula tribut sudah dihubungi atau diminta beberapa hari sebelum shoting. “Bahkan puisi yang mau dibaca oleh tokoh tamu, kita kirim beberapa puisi agar dipilih,” imbuhnya.
Arief memperkuat tim produksi ini dengan menggandeng Dimas AJ sebagai editor dan audio, Ara Nugrada untuk gambar, serta dirinya yang merangkap pengambil gambar.
“Kadang Dimas juga diminta jadi kameramen,” jelasnya lagi.
Saat ini, Djadin Production sudah menyiapkan stok konten lebih dari 60 penayangan. Selain memroduksi baik sang penyair maupun bintang tamu. (*)