Lampungway.com. Inilah Profil Badrodin Haiti Calon Kapolri, Yang Tercoreng Kasus Kekerasan ke Ahmadiyah. Memang mencari manusia yang sempurna itu tidak mudah. Demikian juga calon Kapolri Badrodin Haiti yang dipilih oleh Presiden Joko Widodo untuk menjabat sebgaai Kapolri, pun tidak sempurna.
Badrodin Haiti lahir di Jember, 24 Juli 1958. Pria dengan nomor anggota kepolisian 58070887 itu memiliki seorang istri bernama Tejaningsih Haiti dan dua anak, yakni Farouk A Haiti dan Fahri S Haiti.
Badrodin dikenal berprestasi saat masih menempuh jenjang pendidikan kepolisian. Hal itu terbukti dari perolehan ranking I ketika dia menempuh pendidikan di Akpol atau Adhi Makayasa (1982), Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian atau Adhi Wira (1987), dan Lemhanas atau Wibawa Seroja Nugraha (2003).
Badrodin mulai memijakkan karier kepolisiannya saat menjadi Komandan Pleton Sabhara Direktorat Samapta Polda Metro Jaya tahun 1982. Kemudian, dia menjabat sebagai Kasub Biro Operasional Polres Metro Depok tahun 1983 dengan pangkat inspektur satu.
Plus-minus Badrodin
Selama menjabat sebagai kepala polda, Badrodin Haiti kerap meraih prestasi. Ketika bertugas sebagai Kapolda Jawa Timur, misalnya, Badrodin meraih ISO 9001 serta penghargaan Museum Rekor Indonesia atas tercapainya persyaratan transparansi dan ketepatan waktu dalam pelayanan surat-surat kendaraan.
Selain itu, Badrodin juga berhasil mengungkap sindikat penipuan pengangkatan calon pegawai negeri sipil (CPNS) di Surabaya. Sebanyak 15 orang menjadi tersangka dalam kasus yang menghebohkan tersebut.
Catatan interaksi Badrodin dengan elemen di masyarakat pun cukup baik. Saat menjadi Asisten Operasional Kapolri, Badrodin melakukan pendekatan kepada warga Lampung Selatan yang terlibat bentrokan hebat. Badrodin menyambangi kelompok yang bertikai dan meminta mereka berhenti untuk saling memprovokasi.
Walau demikian, ada juga kecacatan dalam kariernya. Saat menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur, Badrodin gagal mengatasi konflik SARA yang melibatkan jemaah Ahmadiyah. Aksi kekerasan menimpa jemaah Ahmadiyah, dan aparat seakan tak berdaya meminimalkan dampak negatifnya.
Badrodin pun tidak lepas dari opini publik soal keterkaitannya dengan kepemilikan rekening gendut. Meski belum terbukti, nama Badrodin sempat disandingkan dengan sejumlah nama perwira tinggi kepolisian yang juga diduga memiliki rekening tidak wajar. Salah satunya mantan Kabareskrim Susno Duadji.
Reformasi institusi Polri menjadi isu yang tidak pernah padam. Mampukah Badrodin mereformasi institusinya menjadi Polri yang bersih, melayani, humanis, dan profesional? Kita tunggu gebrakan Badrodin.
Untuk melengkapi profil calon kepala Polri pilihan Jokowi, berikut perjalanan karier jabatan Badrodin selengkapnya:
Tahun 1983: Kapolsek Pancoran, Polres Metro Depok
Tahun 1984: Kabin Info PPKO Polda Metro Jaya
Tahun 1985: Kabag Administrasi Polres Aileu Polwil Timor Timur
Tahun 1990: Kasat Reserse Kriminal Polres Metro Bekasi
Tahun 1993: Kapolsek Metro Sawah Besar, Polda Metro Jaya
Tahun 1994: Kasat Reserse Kriminal Polres Jakarta Timur, Polda Metro Jaya
Tahun 1996: Pabungkol Spri Kapolri
Tahun 1997: Perwira menengah Polri
Tahun 1999: Kapolres Probolinggo, Polwil Malang, Polda Jawa Timur
Tahun 2000: Kapoltabes Medan
Tahun 2003: Direktur Reserse Kriminal Polda Jawa Timur
Tahun 2004: Kapolwiltabes Semarang, Polda Jawa Tengah
Tahun 2004: Kapolda Banten
Tahun 2005: Seslem Lemdiklat Polri
Tahun 2006: Kapolda Sulawesi Tengah
Tahun 2008: Direktur I Kamtansnas Bareskrim Polri
Tahun 2009: Kapolda Sumatera Utara
Tahun 2010:
– Kepala Divisi Hukum Polri
– Kapolda Jawa Timur
Tahun 2011: Staf Ahli Kapolri dan Asops Kapolri
Tahun 2013: Wakapolri