Lampungway.com – Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 319. Kisah Jodha Pada Episode 318 sebelumnya, Maham Anga terpukul atas kematian adham khan, maham anga masih marah dan mengutuk jalal, jalal sedih dengan kutukan maham anga. Lalu Bagaimana Kisah selanjutnya ?
Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 319
Saat sedang bersama hamida dan ruq, Phuphi berkata : “Raja jalal sangat tegang, ia bahkan tidak berbicara dengan siapa pun dan tidak menunjukkan minat dalam politik, ini tidak baik”.
hamida memberi alasan : “semua ini terjadi karena maham, dia telah mengutuk dan mengisi kebencian hatinya terhadap jalal. Aku tahu dia kehilangan anaknya, tapi anaknya seorang penjahat dan dia tidak bisa dimaafkan”.
Kemudian Pelayan datang ke hamida, katanya : “Todal mal,maan dan menteri telah datang dan ingin bertemu denganmu dipengadilan”.
Lalu hamida meminta salima untuk pergi ke jodha dan memintanya untuk berbicara dengan jalal.
Setelah itu, Hamidah datang di pengadilan, ia berkata kepada para menteri : “kalian semua bekerja untuk jalal jadi aku telah memanggil kalian semua untuk berdiskusi”.
Hamida bertanya pada todal : “apakah semuanya baik-baik saja di wilayah kita ?”
Jawab Todar : “tidak, orang-orang bergosip tentang insiden yang terjadi”.
Hamida : “sampai jalal menjadi lebih baik, aku akan melihat semua urusan negara, aku tidak menginginkan hal itu, karena Jalal sedang lemah bukan berarti negara juga, kesultanan tdk boleh menjadi lemah, semua pekerjaan harus dilakukan seperti dulu. sebelumnya, jika ada yang mencoba untuk menyebarkan rumor maka kalian harus menghentikannya, seharusnya tidak ada masalah bagi kerajaan.”
Lanjut hamida : “maan dan todal, kalian berdua adalah pengikut jalal yang setia dan tahu bagaimana untuk menjalankan negara. Atgah adalah orang yang paling setia pada jalal tapi dia telah pergi, keadaan sedang buruk bagi jalal, itu seharusnya tidak mempengaruhi negara”.
“jangan khawatir, saya akan melihat hal-hal itu”, jawab todal.
Kemudian Hamida datang menemui Jodha dikamarnya, Hamida bertanya tentang kesehatannya, jodha mengatakan keadaanya baik-baik saja. Lalu hamida memberikan jodha benang suci untuk keselamatan dirinya, hamida memberkati jodha.
Ditempat lain, Pelayan Bakshi melakukan beberapa trik dan memprediksi bahwa bakshi akan memiliki bayi perempuan. Hal itu mengundang kemarahan Sharif yang kemudian datang ke sana dan sangat marah, ia menampar pelayan itu, pelayan lalu pergi dari ruangan bakshi.
Bakshi heran dengan perlakuan Sharif atas pelayannya itu dan bertanya : “mengapa kau melakukan ini ?? dia hanya mengatakan bahwa aku akan melahirkan bayi perempuan”.
Sharif berkata : “Aku ingin kekuasaan, negara dan itu akan terjadi ketika aku akan memiliki bayi laki-laki”.
Bakshi memberi nasihat : “nafsu untuk kekuasaan tidak baik, apakah kau tidak melihat akhir hidup adham?”.
Sharif naik darah dan menampar bakshi, katanya : “sudah aku katakan aku tidak ingin bayi perempuan, anak perempuan hanya membawa malu ke rumah, kau harus mengingatnya aku hanya ingin bayi laki-laki saja”.
Jodha melihat semua itu dan bertanya pada bakshi : “apakah aku bisa masuk?”.
Bakshi menghapus air matanya dan meminta jodha untuk masuk, jodha masuk ke kamar dan hampir terjatuh tapi sharif memegang Jodha agar tak Jatuh, bakshi melihat kejadian itu dan ia sangat taksuka. Sharif memandang Jodha terus, Jodha tersentak dan menjauhi sharif.
Sharif berkata : “hati-hati, bagaimana jika Anda jatuh?”.
Lalu Jodha mendekati Bakshi dan berkata : “ibu hamida membawa benang suci untuk keselamatan anak”.
Jodha memberikannya kepada Bakshi, bakshi mengucapkan terima kasih dan meminta supaya jodha tidak datang ke sini lagi, katanya : “bukan berarti aku tidak suka kau disini tapi aku tidak ingin ada masalah pada dirimu dan aku tidak ingin apa yang terjadi disini terulang lagi”.
jodha tampak canggung dan menjawab : “oh.. aku akan berhati-hati mulai dari sekarang”.
Bakshi berpikir sharif telah membungkuk begitu rendah. Namun sharif malah berkata kepada jodha : “Aku akan mengantarmu ke kamar Anda , aku khawatir Jika Anda tergelincir lagi”.
Jodha langsung menjawab dengan tegas : “Aku bisa pergi sendiri”. Jodha kemudian pergi.
Lanjut Halaman Berikutnya –>