Lampungway.com. Efek Kenaikan Harga BBM dan BI Rate Berhasil Kuatkan Pasar Saham. Mungkin banyak media yang terus memprotes kebijakan Joko Widodo menaikkan harga BBM dan juga BI Rate yang melabung tinggi terhadap dollar AS.
Namun, dalam dunia bisnis, itu justru menguatkan pasar modal, hal tersebut dibenarkan ole Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya, yang mengatakan tentang kestabilan ekonomi yang dijaga oleh pemerintah hingga kini menjadi angin segar bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Menurut dia, kebijakan baru pemerintahan Presiden Joko Widodo memberi sentimen positif bagi para investor.
Tak hanya turunnya BI rate, prestasi pemerintah yang menjaga besaran cadangan devisa juga membuat kondisi perekonomian Indonesia membaik. Hal ini juga membuat angka inflasi cenderung stabil. Bahkan, lonjakan harga sembako bulan lalu pun tak membuat inflasi naik.
Sebelumnya, investor memprediksi angka inflasi di Indonesia capai 0,22, tapi nyatanya angka 0,17 bertengger hingga saat ini. Hal ini pun membuat investor lokal dan asing lebih percaya diri untuk menanamkan modal.
Bahkan, kebijakan pemerintah untuk naik dan turunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) membawa pengaruh baik bagi pasar saham. Tindakan pemerintah ini dinilai tepat untuk mengajarkan kemandirian pada warga Indonesia. Hal ini akan membuat pemerintah tak lagi terbebani dalam sektor tersebut. Jadi, sektor lain yang lebih produktif dapat digenjot, seperti pertanian.
Berbeda dengan spekulasi banyak pihak, ternyata kebijakan The Fed tak memberi efek banyak untuk pasar saham Indonesia. William mengatakan, isu menaikkan suku bunga yang sudah didengungkan sejak tahun lalu menjadi basi di pasar saham Indonesia. Sama halnya dengan referring, suku bunga The Fed tak lagi jadi acuan para pemodal untuk menanamkan uang mereka. “Para investor sadar jika penundaan kebijakan The Fed adalah strategi agar investor tak lari,” kata dia.
