Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 366
Di kamar Ratu Ruqayah, saat itu Ratu Ruqayah sedang asyik menghisap ‘Hookah’ (semacam rokok), dia teringat ketika Raja Jalal mengatakan bahwa hanya perempuan yang mempunyai anak yang bisa ikut berpartisipasi di Meena Bazar, dlam hatinya berfikir: “Aku harus bisa mempengaruhi keputusan Raja Jalal, bagaimana bisa dia berbuat seperti itu”.
Dikamar Ratu Jodha, Ratu Jodha sedang menggerutu pada dirinya sendiri, dia merasa kalau Raja Jalal telah berlaku tidak adil tadi pada saat pertemuan dengan para Ratu yang lain, tak berapa lama kemudian Raja Jalal menemui Ratu Jodha dikamarnya. Ratu Jodha langsung bertanya pada Raja Jalal.
“Bagaimana kau bisa mengatakan bahwa hanya perempuan yang mempunyai anak yang bisa ikut berpartisipasi dlam bazaar nanti, yang Mulia?” kata Ratu Jodha, “Yaaa, aku hanya mencoba membuat anak-anak bahagia, itu saja” ujar Raja Jalal, “Lalu bagaimana dengan yang lain? mereka pasti terluka, yang Mulia, banyak istri-istrimu yang lain yang tidak mempunyai anak, yaa, aku tahu kalau Pangeran Salim adalah anak Ratu Ruqayah juga tapi dia pasti juga terluka” jelas Ratu Jodha, “Mashaallah, aku tidak pernah berfikiran seperti itu, Ratu Jodha, aku tidak bermaksud seperti itu” kata Raja Jalal.
Dikamar Ratu Ruqayah, “Apa yang akan anda lakukan Ratu Ruqayah?” tanya Reesham, “Apa yang seharusnya terjadi, terjadilah” ujar Ratu Ruqayah, lalu dia menyuruh Reesham untuk mengisi kembali Hookahnya dan tersenyum sinis, kemudian dia berlalu darisana.
Dikamar Ratu Jodha, “Kalau begitu biar aku bilang dengan Ratu Ruqayah” ujar Raja Jalal, “yang Mulia, aku punya satu ide bagus, Ratu Ruqayah tetap bisa satu kios bersama Pangeran Salim karena dia kan juga punya hak atas Pangeran Salim” kata Ratu Jodha tepat pada saat itu Ratu Ruqayah datang menemui mereka dan berkata: “Yaaa, itu benar apa yang dikatakan Ratu Jodha, yang Mulia” ujar Ratu Ruqayah, “Begini, dengarkan aku Ratu Ruqayah” belum selesai Raja Jalal mengutarakan maksudnya, Ratu Ruqayah langsung memotong pembicaraannya, “yang Mulia, kau bilang bahwa hanya ibu yang punya anak yang bisa ikut berpartisipasi dengan anak-anak mereka di Meena Bazar tapi ini tidak akan adil buat Ratu Jodha, jika dia tidak ikut berpastisipasi juga” kata Ratu Ruqayah “Pangeran Salim adalah anak kami berdua jadi jika kau setuju, yang Mulia, kami berdua akan ikut berpartisipasi bareng Pangeran Salim di Meena Bazar, kami akan satu kios bersama-sama” kata Ratu Ruqayah,
“Waaah, itu ide yang bagus, aku setuju” ujar Ratu Jodha sambil tersenyum bahagia, “Kita akan membuat kios Pangeran Salim menjadi kios yang terbaik, kita harus mendukung Pangeran Salim supaya bisa menang” kata Ratu Ruqayah, “Yaaa, itu bagus, aku setuju tapi jangan lupa jangan menganggap remeh kios anak-anak yang lain, Ratu Ruqayah” kata Ratu Jodha sambil tersenyum, Raja Jalalpun ikut tersenyum, sedangkan Ratu Ruqayah hanya diam saja memperhatikan mereka berdua.
Meena Bazar akhirnya dibuka juga, anak-anak berusaha menjual barang-barang mereka keorang-orang yang datang mengunjungi kesana. Danial dan Murad berada dlam satu kios, ibu Danial (Shahi) menemui Ratu Salima, “Terima kasih Ratu Salima, kau telah mengijinkan Danial ikut dlam kiosmu” ujar Shahi, “tidak apa-apa, bagaimanapun juga, Danial kan juga anak yang Mulia Raja” ujar Ratu Salima.
Pangeran Salim menaruh banyak sekali barang didlam kiosnya, dia berusaha menawarkan barang-barang tersebut pada orang-orang yang mengunjungi kiosnya, Ratu Jodha dan Ratu Ruqayah tampak tersenyum bahagia melihat tingkah laku Pangeran Salim. Semua perempuan mengunjungi kiosnya. “Ratu Ruqayah, kalau saja Pangeran Salim tidak bisa menjual semua barang-barang ini, kita saja nanti yang akan membeli semuanya, bagaimana?” kata Ratu Jodha.
“Rasanya semua barang ini akan terjual habis, Ratu Jodha, lihat cara Pangeran Salim menjual barang barang ini” kata Ratu Ruqayah. Beberapa wanita yang mengunjungi kios Pangeran Salim mengatakan : “Pangeran, kami akan membeli barang-barangmu ini tapi dengan syarat kau harus mencium tangan kami, bagaimana?” kata wanita tersebut, “Waaah, anda menyuap saya yaaa, tapi baiklah, karena anda tinggal dilingkungan istana saya, saya setuju” ujar Pangeran Salim, kemudian Pangeran Salim mulai melayani pelanggannya yang membeli barang-barangnya dan mencium tangan mereka. Tak berapa lama kemudian Raja Jalal mengunjungi kiosnya, “Waah, bagus sekali kau menjual barang-barang ini, Sekhu Baba” kata Raja Jalal, “Kau tahu, Ratu Ruqayah, hari ini aku bahagia sekali, karena biasanya kau dan Ratu Jodha selalu saling bersaing satu sama lain diMeena Bazar tapi kali ini kalian berdua bekerja bersama-sama” ujar Raja Jalal sambil memandang kedua istrinya, sementara Ratu Jodha dan Ratu Ruqayah hanya tersenyum saja .
Lalu, Pangeran Salim memintanya untuk membeli sesuatu dikiosnya, Raja Jalalpun membeli salah satu barang Pangeran Salim dan memberinya koin emas kePangeran Salim, ketika Raja Jalal hendak meninggalkan kiosnya tiba-tiba “Berhenti dulu, yang Mulia” kata Pangeran Salim lalu dia mencium tangan ayahnya, “Buat siapa saja yang mengunjungi kiosku ini, aku akan memberikan hadiah ini pada mereka yaitu mencium tangan mereka” ujar Pangeran Salim lagi “Oooh, jadi kau tahu sekali yaa bagaimana caranya menarik perhatian orang-orang, ayah suka itu” ujar Raja Jalal sambil mencium kening putranya dan berlalu darisana.
Ratu Jodha sangat senang sekali melihat tingkah laku anaknya itu, dilihat terus seperti itu oleh Ratu Jodha lalu tiba-tiba saja Pangeran Salim bilang Ratu Jodha: “Ibu, Aku tidak mau berbicara dengan ibu” kata Pangeran Salim, “Haiii, Kau sudah mengatakan hal itu berulang kali kpada ibu” kata Ratu Jodha sambil tersenyum.
Haidar memenuhi kiosnya dengan mainan-mainan yang terbuat dari tanah liat, kemudian dia merusak salah satu mainan tersebut. “Haidar! apa yang kau lakukan?” tanya Javeda, “Mainan-mainan kita tidak untuk dijual, ibu! ini adalah penghinaan buat kita, bu!” ujar Haidar, “Bukan seperti itu, nak, kau ingat kan dulu ketika banyak orang mengunjungi kios kita” kata Javeda, “Ini semua cuma sandiwara untuk menyenangkan hati Pangeran Salim saja, ibu” kata Haidar lagi sambil menginjak-injak mainan yang sudah dibantingnya tadi dengan nada marah.
Zil Bahar datang keMeena Bazar, lalu dia menunjukkan surat undangan keReesham yang berdiri dipintu gerbang Meena Bazar, “Suami saya Rashid bekerja digroup musiknya Tansen diistana” kata Zil Bahar, “Baiklah, biarkan dia masuk!” ujar Reesham, Zil Bahar masuk bersama dengan Anarkali dan Sakina temannya juga ikut masuk bersama ibunya. Zil Bahar memberi Anarkali sejumlah uang untuk membeli benda yang dia suka.
Mereka berdua Anarkali dan Sakina masuk kedlam Meena Bazar, lalu mereka melihat banyak orang berkerumun memenuhi kios Pangeran Salim, Sakina mengajak Anarkali untuk melihat kios Pangeran Salim dari dekat, “Lihat, Anarkali, Pangeran Salim menjual barang-barang juga” kata Sakina, “Hhhh, dia memanggil dirinya seorang Raja dan sekarang dia berjualan barang disini!” ujar Anarkali, “Ini Meena Bazar, Anarkali, keluarga kerajaan memang membuka kiosnya disini” ujar Sakina lagi, “Lihat, Sakina, dia mencium tangan perempuan-perempuan itu” kata Anarkali, “Kalau begitu, ayooo kita beli sesuatu dikiosnya” ajak Sakina, “Dia sudah menjual semua barangnya, semua orang yang datang kekiosnya itu karena ingin melihat Pangeran Salim dari dekat, apalagi Mariam Uz Zamani juga bersama dengan dia, sudah, kita pergi saja darisini! kita cari sesuatu yang bisa dimakan, ayook!” kata Anarkali
Danial dan Murad saat itu menjual laddos (ladu/manisan), Danial asyiik memakan ladu-ladu itu, “Danial! berhenti! jangan makan ladu-ladu itu terus! kita kan sedang menjualnya!” ujar Murad, kemudian Danial mengambil salah satu kalung emasnya, “Kalau begitu, aku beli semua ladu-ladu ini sekarang!” kata Danial sambil menyerahkan kalung emasnya itu keMurad, “Yaa ampuuun Danial, kau memberiku sebuah kalung emas pemberian ibumu ini untuk ladu-ladu itu? “ tanya Murad, “Iyaa, untuk ladu aku juga bisa menjual kau juga” kata Danial senang, Murad cuma bisa keheranan.
Sesaat kemudian Anarkali dan Sakina mengunjungi kios Murad dan Danial, mereka berdua ingin membeli ladu, tapi saat itu Murad dan Danial sedang asyik bertengkar. “Heiii, anak-anak jangan bertengkar, lihat ada yang mau membeli ladu kalian” kata Ratu Salima sambil merelai Murad dan Danial. Danial langsung melihat Anarkali “Iiiih! itu kan gadis yang jahat! kami tidak akan memberikannya apapun!” ujar Danial lagi “Sudah pergi saja kau darisini!” usir Murad sambil mengusir Anarkali dan Sakina pergi, “Anak-anak, jangan bicara seperti itu! dia datang kesini untuk membeli ladu, ayooo berikan padanya” kata Ratu Salima, “Apa yang ingin kau beli?” tanya Murad. “Kami mau beli ladu” kata Sakina dan Anarkali, kemudian Murad mencoba menghitung berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk ladu-ladunya ini, sementara itu Danial menaruh satu per satu ladu-ladu tersebut didlam sebuah wadah, diseberang kios Pangeran Salim melihat Anarkali sedang berada dikios Murad, kemudian Pangeran Salim memandang kearah Anarkali, Anarkalipun membalas menatap kearah Pangeran Salim, mereka berdua saling menatap tidak suka satu sama lain.
Sementara itu, Danial berusaha bersembunyi dan mulai memakan ladu yang dibeli oleh Anarkali setengah bagian, untungnya Ratu Salima mengetahui kenakalan Danial, lalu Ratu Salima menjewer telinga Danial, “Danial, tidak baik berbuat seperti itu, ketika kau menjual sesuatu kepelangganmu, kau tidak boleh menipu mereka” ujar Ratu Salima sambil mengambil beberapa ladu lagi sebagai pengganti ladu-ladu yang dimakan oleh Danial tadi, lalu Ratu Salima memberikannya keAnarkali, ketika hendak pergi dari kios Murad, Anarkali kembali melihat Pangeran Salim yang masih memandangnya disebrang sana dengan tatapan tidak suka, Anarkali langsung melengos pergi menjauh darinya.
Dikios Pangeran Salim, ketika orang-orang sedang melihat lihat kiosnya, tiba-tiba Pangeran Salim bilang pada Ratu Ruqayah, “Ibu Ratu Ruqayah aku pergi dulu yaaa, nanti aku kembali lagi” ujar Pangeran Salim, Ratu Ruqayah cuma tersenyum, sementara Ratu Jodha melarangnya “Pangeran Salim, kau tidak boleh meninggalkan kios ini begitu saja” kata Ratu Jodha, Pangeran Salim lalu menoleh lagi kearah Ratu Ruqayah, “Ibu Ratu Ruqayah katakan pada ibu kemarin dia tidak mau bicara sama aku jadi sekarang aku tidak mau bicara sama dia, lagian aku sudah menjual sebagian barang -barang ini jadi aku akan pergi sebentar saja, nanti aku kembali lagi” kata Pangeran Salim lagi, Ratu Ruqayah yang diajak bicara cuma bisa tersenyum saja tanpa berkata apa-apa, sementara Ratu Jodha merasa geram dengan perlakuan Pangeran Salim padanya.
Dikios Mehtab, salah seorang perempuan bertanya pada Mehtab (anak Bhaksi Bano), dari kejauhan Raja Jalal melihat Mehtab sangat kesulitan untuk mengerti apa yang perempuan itu katakan padanya karena dia bisu dan tuli, Raja Jalal langsung menemui mereka dan memberikan restunya pada Mehtab. Raja Jalal mencoba berbicara dengan Mehtab dengan menggunakan bahasa isyarat, Mehtab langsung bisa mengerti apa yang dimaksud oleh Raja Jalal dan mengatakan dengan bahasa isyaratnya bahwa Raja Jalal harus memanah lima kali untuk mendapatkan sebuah hadiah.
Mehtab dan Bhaksi membuka kios dimana para pengunjung harus bisa memanah lima buah buahan yang digantung dikiosnya dengan menggunakan panah untuk mendapatkan hadiah. “Aku akan memanah 5 buah untuk mendapatkan hadiah” ujar Raja Jalal, lalu Raja Jalal memanah 5 buah buahan tersebut dlam sekali bidikan, semua orang memuji keahliannya dan bertepuk tangan.
Lalu Raja Jalal bertanya pada Mehtab “Mehtab, apa hadiah yang aku dapatkan?” tanya Raja Jalal, kemudian Mehtab mengambil Al Qur’an dan memberikannya pada Raja Jalal, Raja Jalalpun tersenyum sambil berujar “Mashaallah “ ujar Raja Jalal, “Bhaksi, anak perempuanmu ini unik diseluruh dunia ini, aku datang kesini untuk membeli sesuatu darinya tapi malah dialah yang membeli sesuatu dariku” ujar Raja Jalal lagi.
“Dia adalah yang paling berharga buatku, yang Mulia, dia adalah anak yang murni” kata Bhaksi, “Hari ini kau akan mendapat keuntungan dari kiosmu ini, aku akan membeli semua yang kau jual dikiosmu, kau akan mendapatkan uang lebih daripada Pangeran Salim” kata Raja Jalal sambil memberikan sekantung uang pada Mehtab dan Bhaksi. Dengan Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 366 pun berakhir. Ayo simak terus Kisah selanjutnya pada Episode 367 berikutnya Hanya di Lampungway.com