Berita  

Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 367

Lampungway.com – Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 367. Pada Kisah dalam Sinopsis Jodha Akbar Episode 366 sebelumnya, Debroo menuliskan tentang bagaimana Kemeriahan Meena Bazar yang diselenggarakan Kerajaan. Semua orang mengunjungi Kios milik Pangeran Salim. Sangat menarik dan seru untuk disimak. Mari kita lanjutkan.

Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 367

Cerita-Jodha-Akbar-Episode-367-1
Di dalam kemeriahan acara Meena Bazar, Sakina berkata kepada Anarkali: “Kita sudah mengunjungi semua kios diMeena Bazar ini tapi kenapa kita tidak mampir kekios Pangeran Salim juga?” kata Sakina, “tidak! kita tidak akan pergi kesana!” ujar Anarkali, tak lama kemudian Pangeran Salim datang menemui mereka, “Heii, kau anak yang punya gelang kaki itu kan?” tanya Pangeran Salim, “Bukan, itu bukan aku!” jawab Nadira (Anarkali), “Iya itu kau! aku tahu itu kau!” ujar Pangeran Salim lagi, “Terus, kenapa kau nanya-nanya lagi?” tanya Nadira, “Aku buka kios disini juga dan semua orang mengunjungi kiosku” kata Pangeran Salim, “Hhhh, orang-orang yang datang kekiosmu itu cuma mau bikin kau senang!” ujar Nadira “Lagian aku tidak tertarik dgn kiosmu” ujar Nadira lagi. “Heh kau anak perempuan! jangan mengata-ngatai kiosku! beraninya kau!” kata Pangeran Salim, “Heh! jangan panggil aku anak perempuan, namaku Nadira” ujar Nadira, “Hmm, nama yang jelek !” kata Pangeran Salim.“Kau tahu, ayahmulah yang memberi nama itu padaku dan jangan katakan kalau itu kiosmu, itu adalah kios ibumu!” ujar Nadira sambil berlalu menuju kios Mehtab, dan berupaya untuk memanah buah buahan yang digantung dikios Mehtab, Pangeran Salim mengikutinya dibelakang. “Aku yakin kau tidak bisa melakukannya, sini aku bantu” ujar Pangeran Salim sambil menawarkan bantuan Nadira untuk memanah, “Aku sudah terbiasa memanah sejak umurku 5 tahun” ujar Pangeran Salim lagi.
 
Aku tidak butuh bantuan siapapun!, kata Nadira tapi Pangeran Salim langsung mengambil busur dari tangannya dan mulai membidik buah yang akan dipanah lalu melesatkan anak panahnya hingga mencapai target, Pangeran Salimpun tersenyum kearah Nadira. Lalu Mehtab memberikan hadiah sebuah pena kePangeran Salim, “tidak usah, berikan saja pada Nadira” ujar Pangeran Salim, “Oooh, jadi ini anak perempuan yang diberi nama oleh yang Mulia Raja?” tanya Bhaksi, “Apakah itu nama yang jelek?” tanya Nadira. “Tentu saja tidak, bagaimana bisa saudaraku memberikan nama yang jelek buatmu, siapa yang bilang seperti itu?” tanya Bhaksi, Nadira langsung menunjuk kearah Pangeran Salim, dituding seperti itu Pangeran Salim langsung salah tingkah, sementara bibinya Bhaksi Banoo hanya tersenyum melihat mereka, “Aku harus kembali kekiosku lagi, kalau kau butuh sesuatu, datanglah kekiosku” kata Pangeran Salim, “Aku tidak butuh apa-apa” ujar Nadira sambil memberikan pena hadiah tadi kePangeran Salim dan berkata: “Nih, kau bisa menyimpannya atau berikan pada ibumu!” ujar Nadira sambil berlalu darisana.Dikios Pangeran Salim, Pangeran Salim kembali lagi kekiosnya, “Kau darimana saja, Pangeran Salim?” tanya Ratu Jodha, “Ibu, apa yang seorang perempuan pikirkan tentang dirinya sendiri?” tanya Pangeran Salim, “Kau bertengkar lagi dgn siapa barusan?” Ratu Jodha malah balik bertanya, “Namanya Nadira, aku tadi sudah menolongnya memanah tepat pada targetnya dikios Mehtab, dan aku memenangkan pena ini buat dia, tapi dia malah mengembalikan pena ini padaku dan bilang kalau aku boleh menyimpannya atau kalau aku tidak suka, aku bisa memberikannya pada ibuku” jelas Pangeran Salim.Tak berapa lama kemudian, Zil Bahar mengunjungi kios Ratu Jodha, “Waaah, anakmu sudah besar rupanya” kata Ratu Jodha, “Iyaa, Ratu Jodha, apa yang Pangeran Salim jual, Ratu Jodha?” ujar Zil Bahar, “Ini perabot rumah tangga” jawab Ratu Jodha, sementara itu Pangeran Salim dan Nadira saling memandang dengan perasaan tidak suka, “Kenapa kau ada disini sekarang?” tanya Pangeran Salim, “Apakah kau sudah tidak sombong lagi?” tanya Pangeran Salim lagi, belum sempat menjawab pertanyaan Pangeran Salim, ibunya bertanya padanya: “Nadira, kau boleh membeli pot itu, kenapa kau tidak membelinya sekarang ?” tanya Zil Bahar.
Nadirapun membelinya dengan enggan, salah seorang pengunjung yang ada disana berkata: “Pangeran Salim akan memberikan ciuman pada siapa saja yang membeli perabot rumah tangganya lhooo, kau juga akan mendapatkannya” , lalu Zil Bahar menyuruh Nadira untuk mengulurkan tangannya agar bisa dicium oleh Pangeran Salim, Nadira memperhatikan tangannya sendiri dengan was was lalu mengulurkannya kearah Pangeran Salim, Pangeran Salim menyambut tangan Nadira lalu digigitnya tangan Nadira, semua yang ada disana terkejut tapi lalu tersenyum senang, Nadira kesal dgn Pangeran Salim, dia langsung mengajak ibunya untuk segera berlalu darisana.
Sepeninggal Nadira, Pangeran Salim teringat akan penanya hadiahnya “Oh iya aku lupa memberikan pena ini keibu” ujar Pangeran Salim, saat itu Ratu Ruqayah yang berdiri disampingnya sudah siap untuk menerima pena tersebut tapi kemudian Pangeran Salim berbalik kearah Ratu Jodha. “Kau tadi katanya tidak mau bicara sama ibu, sana berikan saja pena itu Bariammimu (Ratu Ruqayah)” goda Ratu Jodha, “Apapun yang terjadi, kau adalah ibuku, ibu, kau tetap ibuku” kata Pangeran Salim, “Yaaa, seperti inilah ibu dan anak” ujar Ratu Ruqayah, lalu Pangeran Salim memberikan pena itu ke Ratu Jodha dan merekapun saling berpelukan satu sama lain, Ratu Ruqayah yang melihatnya merasa cemburu dan iri.
Dikamar Ratu Ruqayah, Ratu Ruqayah menyuruh Reesham untuk mengambilkan kotak suruhnya, lalu dia mengeluarkan ganja dari salah satu wadah, Ratu Ruqayah sangat suka dengan ganja, dia sudah menjadi pecandu ganja. “Aku tidak bisa hidup tanpanya” katanya sambil menaruh sedikit ganja itu diracikan kinang dan daun suruhnya kemudian memakannya dengan lahap, “Aku akan membuat kau kecanduan ganja ini, Pangeran Salim, aku akan membuat kau jadi milikku dan aku akan menjauhkanmu dari Ratu Jodha!” kata Ratu Ruqayah.
Di kamar Ratu Jodha, Ratu Jodha dan Pangeran Salim sedang asyik tidur-tiduran diranjang, lalu Ratu Jodha bertanya: “Kenapa kau tidur dikamar ibu malam ini, Pangeran Salim?” , “Aku capek ibu, ibu harus menceritakan sebuah cerita untukku” kata Pangeran Salim, “Baiklah, aku akan menceritakan sebuah cerita buatmu” ujar Ratu Jodha tak berapa lama kemudian Raja Jalal masuk menemui mereka, “Kau belum tidur juga, Sekhu Baba?” tanya Raja Jalal, “Dia mau tidur denganku, yang Mulia, dia ingin mendengarkan sebuah cerita” kata Ratu Jodha, “Kau sudah besar sekarang dan besok kau harus datang diDewan – e – khas (pengadilan kerajaan Mughal)” ujar Raja Jalal, “untuk apa dia datang kesana, yang Mulia?” tanya Ratu Jodha, “Kau akan mengetahuinya besok, Ratu Jodha, sekarang sudah larut malam, kau Pangeran harus segera tidur, salam” ujar Raja Jalal sambil berpamitan darisana. “Ibu apakah ayah marah padaku?” tanya Pangeran Salim, “Apakah dia akan menghukumku?” tanya Pangeran Salim lagi, “tidak, Dia tidak akan menghukumu, dan lagi ibu ada disana bersamamu” kata Ratu Jodha sambil memeluk Pangeran Salim erat berusaha menenangkannya tapi dalam hatinya bertanya tanya kenapa Raja Jalal mengundang Pangeran Salim ke Pengadilan Kerajaan Mughal besok?
Di bale-bale tengah taman istana, Murad dan Haidar sedang bermain pedang-pedangan, “Kau dengar, kalau yang Mulia telah memanggil Pangeran Salim kePengadilan Kerajaan nanti?” kata Haidar, “Iyaaa, aku tahu, yang Mulia telah memanggil kita semua” ujar Murad, “Aku kira, mungkin yang Mulia memanggil kita untuk menghukum kita, apakah kau takut?” tanya Haidar, “tidak, aku tidak takut sama sekali” ujar Murad dan mereka berduapun meninggalkan tempat itu.
Dipengadilan Kerajaan, semua pangeran memasuki tempat itu satu persatu, dan yang terakhir adalah Ratu Jodha dan Pangeran Salim yang bersembunyi dibalik kain kerudung Ratu Jodha, Pangeran Salim berbicara dalam hati “Semua orang ada disini, pasti aku akan dihukum, Pangeran Salim sangat ketakutan, lalu Raja Jalal menyuruh Ratu Jodha untuk duduk ditempat para Ratu, ketika Ratu Jodha hendak melangkah kain kerudungnya ditarik oleh Pangeran Salim, Pangeran Salim masih ketakutan, “Sekhu Baba kemarilah” kata Raja Jalal, tapi Pangeran Salim masih diam berdiri ditempatnya, “Pangeran Salim, ayoo sana, ayah sudah menunggu” ujar Ratu Jodha sambil berlalu menuju tempat para Ratu, Pangeran Salim akhirnya mendekati ayahnya, “Duduklah disana” kata Raja Jalal, kemudian Pangeran Salim duduk disamping Raja Jalal, “Aku disini, akan memberikan sebuah pengumumman penting!” ujar Raja Jalal lantang, “Pangeran Salim adalah pewaris tahta Kerajaan Mughal” ujar Raja Jalal lagi, tiba-tiba Pangeran Salim memotong perkataan Raja Jalal “Ayah, tolong, jangan hukum aku, aku janji, aku tidak akan memetik mangga lagi, ayah” kata Pangeran Salim, “Kau adalah pewaris, Pangeran Salim” ujar Raja Jalal “Pe – wa – ris, itu artinya kau akan menjadi raja selanjutnya, setelah aku, kaulah akan mengontrol semuanya” ujar Raja Jalal lagi, tak berapa lama kemudian para pelayan datang membawa sebuah nampan, kemudian Raja Jalal membukanya, disana ada sebuah mahkota dan pedang,
lalu Raja Jalal mengambil mahkota tersebut “Ini adalah mahkota pewaris Kerajaan Mughal, disinilah terdapat banyak sekali tanggung jawab” ujar Raja Jalal, lalu memakaikan mahkota tersebut kekepala Pangeran Salim “Sekarang semua tanggung jawab kerajaan adalah milikmu, tahta kerajaan ini membuat kau jadi penguasa, aku harap Tuhan menjadikan kau sebagai Raja yang baik dan bijaksana” ujar Raja Jalal, ditempat para Ratu, Ratu Ruqayah memberi selamat pada Ratu Jodha, Ratu Jodhapun demikian mereka lalu saling berpelukan, begitu pula ibu ratu Hamida dan Ratu Salima juga saling memberikan selamat dan berpelukan. “Semua yang berhubungan dgn Kerajaan Mughal adalah milikmu sekarang, dalam ketidakhadiranku, kaulah yang bertanggung jawab untuk mengurus semua orang” ujar Raja Jalal lagi, “Ayah aku sudah mengurus nenek selama ini” kata Pangeran Salim, “Mulai dari sekarang kau harus mengurus semua orang, Sekhu Baba” ujar Raja Jalal, kemudian ibu ratu Hamida keluar dari tempat para ratu dan memberikan selamat pada Pangeran Salim dan mencium keningnya, diikuti pula oleh Ratu Ruqayah dan Ratu Jodha, Ratu Jodha nampak bahagia sekali, dia terharu hingga menitikkan air mata sambil memandang putranya. Dengan Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 367 pun berakhir. Ayo simak terus Kisah selanjutnya pada Episode 368 berikutnya Hanya di Lampungway.com

–> Urutan Sinopsis Sesuai Jadwal Harian ANTV

–> Urutan Sinopsis Jodha Akbar Terbaru

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *