Lampungway.com – Kapten Irianto yang menjadi Pilot pesawat AirAsia memiliki karir yang sangat baik. Beliau adalah mantan Penerbang Pesawat Tempur TNI AU. Ia tercatat sebagai siswa Sekbang TNI AU Angkatan 30 melalui IDP di Wing Pendidikan Terbang Lanud Adisutjipto. Ikatan Dinas Pendek (IDP) TNI AU tahun 1983 adalah tonggak sejarah, awal karir Kapten Irianto, sang Pilot AirAsia yang Hilang, Minggu (28/12/12).
Saat itu ia satu-satunya lulusan IDP yang lolos tugas di Satuan Tempur TNI AU. Bagi para pejabat militer di lingkungan TNI AU, Captain Irianto memang bukan orang asing. Dialah salah satu flight leader pesawat tempur F-5 Tiger yang menjadi jagoan udara di era 1980-an. Irianto-lah yang mengajari Danlanud Adisutjipto Marsma TNI Yadi I. Sutanandika untuk menerbangkan pesawat tempur.
“Kami satu satuan, bahkan beliau sebagai senior yang membimbing dan mengarahkan saya untuk bisa menerbangkan F-5 . Pokoknya selalu memberi support harus bisa terbang dengan F-5. Beliau sering member contoh manuver dan bersama satu flight,” ungkap Danlanud Adisutjipto , Minggu (28/12/12) petang.
Saat itu keduanya sama-sama bertugas di home base pesawat F-5 Skuadron Udara 14 Lanud Iswahjudi Madiun pada kurun waktu 1988 – 1989. Kebersamaan Yadi dan Irianto sempat terputus. Ketika Irianto kembali dipercaya TNI AU untuk melanjutkan pendidikan Sekolah Instruktur Penerbang (SIP) Lanud Adisutjipto.
Hingga kemudian Irianto lulus dan mendapatkan brevet Jupiter 234 atau lebih senior dari dirinya yang merupakan Jupiter 275. Tetapi keduanya kembali bertemu saat sama-sama menerbangkan pesawat tempur Hawk MK 50. Keduanya masih sempat melakukan tugas operasional bersama pada 1992.
“Mas Ir itu kalau di militer ada sekitar 2.500 jam terbang, bersama F-5 lebih dari 1000 jam terbang. Operasi dimana-mana, seluruh Indonesia. Jadi saya tidak meragukan lagi kemampuan terbang beliau,” ujarnya.
Tetapi sayang kebersamaan Irianto di TNI tersudahi. Karena saat itu lulusan IDP hanya bertugas dinas 10 tahun. Selain itu rata-rata pangkat terakhir hanya mencapai Kapten TNI. Sehingga banyak penerbang militer angkatan Irianto yang banting stir menjadi pembesut pesawat komersial. Captain Irianto pensiun dini saat masih berpangkat Letnan Satu.
“Sekitar 1994 beliau berhenti, kemudian pindah ke Simpati, Mandala dan lain-lain waktu itu. Komunikasi jalan terus sampai sekarang,” ujar pria yang sempat berkomunikasi dengan Irianto dua pekan yang lalu melalui facebook ini.