Lampungway.com – Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 369. Pada Kisah dalam Sinopsis Jodha Akbar Episode 368 sebelumnya, Debroo menuliskan tentang Bagaimana Pangeran Salim telah dinobatkan menjadi Putra Mahkota dan sudah memberikan keadilan pertama bagi pemberontak sehingga membuat Jalal terharu. Jodha teringat akan ramalan Syeh Salim bahwa Pangeran Salim akan melakukan banyak perubahan didalam Istana dengan Hatinya. Semakin seru saja, Mari simak kelanjutanya.
Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 369
Didalam Istana Kerajaan Mughal, Perayaan Jashn masih berlangsung, saat itu setelah selesai menyanyikan sebuah lagu untuk Raja Jalal dan semua yang hadir disana, Raja Jalal mengijinkan Nadira untuk meminta sesuatu sebagai imbalannya, “Nadira, kau bisa melihat-lihat keseluruhan istana ini, seperti yang kau inginkan” ujar Raja Jalal, “Tapi ada seseorang yang berusaha untuk menghentikan langkah saya, Yang Mulia, untuk melihat-lihat istana anda, saya tdak tahu siapa dia tapi ketika saya sebuntukan nama anda, kemudian dia pergi berlari dgn ketakutan” kata Nadira,
Raja Jalal langsung memandang kearah Pangeran Salim dan menyuruhnya untuk mendekat keayahnya, “Sekhu Baba, kemarilah” pinta Raja Jalal, dgn perasaan was was Pangeran Salim yang sedari tadi memandangi wajah Nadira, lalu mendekati singgasana ayahnya “Sekhu Baba, anak ini ingin melihat-lihat istana kita, ayah ingin kau, Murad, Danial dan yang lainnya menemaninya dan kalau orang yang kurang ajar itu datang, bawa langsung keayah, bagaimana? setuju?” ujar Raja Jalal, Pangeran Salim hanya diam saja, matanya langsung melihat kearah Nadira lagi yang masih berdiri ditengah ruangan.
Siang itu Nadira sedang bersama Pangeran Salim, Murad, Danial diikuti oleh Haidar dan Qutub juga para prajurit yang mengawal mereka, tiba-tiba Murad, Pangeran Salim dan Danial memelankan langkah mereka dibelakang agak menjauh dan mulai membicarakan Nadira, “Kita harus mengusirnya keluar!” ujar Pangeran Salim, “Yaaa, apakah aku harus mendorongnya jatuh ketanah? sehingga dia tdak akan kembali keistana lagi?” tanya Murad, “Jangan, jangan, aku akan mengurusnya dgn cara yang lain” kata Pangeran Salim lagi.
Tiba-tiba Nadira mengejuntukan mereka “Heiii, apakah kalian tdak akan menunjukkan istana ini padaku? atau aku harus pergi ke Yang Mulia lagi?” tanya Nadira, “Oooo, tenang, Pangeran Salim akan mengajakmu melhat-lihat istana” kata Murad lagi. Setelah menikmati keindahan istana Kerajaan Mughal yang besar dan indah, Nadira kelelahan juga “Baiklah, aku sudah capek, aku akan datang lagi besok untuk melihat-lihat sisanya, terima kasih yaaa” ujar Nadira sambil berlalu darisana, “Pasti, Dia akan kembali lagi besok kesini! dia telah membuat aku ketakutan dgn menyebut nama ayah, sekarang lihat saja nanti apa yang akan aku lakukan ke dia!” ujar Pangeran Salim sambil memperhatikan Nadira yang sudah menjauh darinya.
Malam itu sebelum tidur, Pangeran Salim mengunjungi kamar Ratu Ruqayah, Ratu Ruqayah memberinya minum susu, Pangeran Salim menceritakan kejadian tadi siang ketika bersama Nadira ke Ratu Ruqayah, “Apa sih yang seorang anak perempuan pikirkan tentang dirinya sendiri? aku harus memberinya pelajaran!” ujar Pangeran Salim, “Ya betul itu, Pangeran Salim, kau harus memberikannya pelajaran! karena kau adalah pewaris tahta kerajaan tapi ibu pikir dia juga cukup pintar jadi agar kau bisa melawannya kau harus menghabiskan susu ini, ayoo, habiskan” ujar Ratu Ruqayah sambil membantu Pangeran Salim memegangi gelas susu tersebut, sementara Pangeran Salim meminum susu tersebut sampai habis, lalu Pangeran Salim meletakkan gelas kosong itu dimeja dan pamitan untuk tidur tapi tiba-tiba saja tubuhnya limbung, Pangeran Salim sedikit mabuk tepat pada saat itu Raja Jalal masuk kekamar Ratu Ruqayah dan mendapati Pangeran Salim yang setengah mabuk, “Sekhu Baba, kenapa kau ini? Ratu Ruqayah kenapa dia?” tanya Raja Jalal khawatir, “Ini semua salahmu, Yang Mulia, kau telah membuatnya sibuk sekali seharian ini sekarang dia sangat mengantuk” kata Ratu Ruqayah was was,
“Yaaa, kau benar, Ratu Ruqayah, aku telah memberinya banyak pekerjaan tadi, sini biar aku gendong” kata Raja Jalal, Raja Jalal langsung menggendong Pangeran Salim dalam pelukkannya dan membawanya keluar darisana. Sepeninggal Raja Jalal, Ratu Ruqayah nampak khawatir, “Sepertinya Raja Jalal tdak bisa menduga apa yang sebenarnya terjadi pada Pangeran Salim tapi kalau Pangeran Salim menceritakan padanya bahwa dia langsung pusing setelah minum susu, bisa gawat nanti, aku harus mengintip mereka” kata Ratu Ruqayah.
Setelah keluar dari kamar Ratu Ruqayah, Raja Jalal membawa Pangeran Salim kekamar Ratu Jodha, saat itu Ratu Jodha belum tidur, Ratu Jodha khawatir dgn keadaan Pangeran Salim begitu dilihatnya digendong oleh Raja Jalal, “Kenapa dia, Yang Mulia?” tanya Ratu Jodha was was, “Mungkin karena hari ini adalah hari pertamanya bekerja diistana jadi dia merasa sangat kelelahan” ujar Raja Jalal sambil membaringkan Pangeran Salim ditempat tidur Ratu Jodha, Ratu Jodha langsung menghampirinya dan membaringkan tubuhnya didekat Pangeran Salim, sementara Raja Jalal duduk disebelah sisi satunya. “Biasanya dia tdak akan bisa tidur sebelum mendengarkan lagu pengantar tidurku (Sooja Sooja), Yang Mulia” kata Ratu Jodha,
“Yaaa, semuanya bisa terjadi pada saat pertama kali, Ratu Jodha” ujar Raja Jalal, sementara itu dibalik tirai dekat pintu kamar Ratu Jodha, Ratu Ruqayah sudah berdiri disana sambil menguping pembicaraan mereka berdua. Pangeran Salim yang saat itu setengah mengantuk mengatakan: “Kepalaku pusiiiing” rintih Pangeran Salim, “Aku fikir, mungkin itu karena mahkotamu yang terlalu berat” ujar Raja Jalal, lalu Pangeran Salim membalikkan tubuhnya kearah Ratu Jodha dan berusaha mendekatkan tubuhnya keRatu Jodha, tangan mungilnya memeluk tubuh Ratu Jodha, “Maasa (panggilan ibu di Negara Rajput) Ammijan (panggilan ibu di Negara Agra) nyanyikan aku lagu pengantar tidur” rintih Pangeran Salim sambil terus memejamkan matanya,
“Lihat, Keinginanmu terkabulkan kan, menyanyilah, aku juga ingin mendengarkan suaramu” ujar Raja Jalal, “Apakah kau seorang anak kecil, Yang Mulia?” tanya Ratu Jodha sambil tersenyum memandang suaminya, “Bukan, aku bukan anak kecil tapi aku juga Sekhu Baba, Ratu Jodha” ujar Raja Jalal, tak lama kemudian Ratu Jodha menyanyi lagu Sooja (lagu pengantar tidur) , “soo jaa, kanhya ho kar rahi gi, “ Ratu Jodhapun mulai menyanyi sambil menidurkan Pangeran Salim dgn menepuk-nepuk tubuh Pangeran Salim dan membelai wajahnya, sementara Raja Jalal memandangi istrinya yang sedang menyanyi itu dgn penuh cinta. Pangeran Salimpun akhirnya tertidur setelah mendengar nyanyian ibunya,
“Tadi dia memanggilmu Maasa juga Ammijan, Ratu Jodha, aku senang sekali mendengarnya” ujar Raja Jalal, “Dia sama persis seperti kau, Yang Mulia, dalam tidurnya saja dia mengatakan hal yang baik, dia juga menghargai dua agama yang berbeda sama seperti kau” kata Ratu Jodha, “Aku sangat berharap suatu saat nanti dia akan menjadi raja yang lebih baik dari pada aku, Ratu Jodha, seorang raja yang menghargai semua agama dan tdak membeda-bedakannya, dia akan dihargai oleh banyak orang, seorang raja yang akan tunduk pada bangsanya, rakyatnya pasti akan memberikan hidup mereka untuk raja yang seperti itu” ujar Raja Jalal bangga. Dari balik tirai, Ratu Ruqayah masih terus menguping pembicaraan mereka, dalam hatinya berkata: “Ya Allah terima kasih, rupanya Raja Jalal tdak curiga apapun, kalau begitu lebih baik aku pergi dari sini” bathinnya sambil berlalu dari sana.
Keesokan paginya, para Pangeran sedang bermain-main diteras belakang istana, tiba-tiba Danial berlari tergopoh-gopoh kearah Pangeran Salim, “Pangeran Salim!! Pangeran Salim!! Pangeran Salim!!! …. Anak itu datang lagi!” kata Danial sambil terengah-engah, “Hah?! Lagi??!!!!” teriak Pangeran Salim, “Tapi kita harus menuruti apa yang dikatakan Yang Mulia, Pangeran Salim” ujar Murad. Tak lama kemudian Nadira sudah sampai didepan mereka dgn dikawal para prajurit istana, sementara kelima pangeran itu Pangeran Salim, Murad, Danial, Haidar dan Qutub memandangnya dgn perasaan tdak suka. “Ayooo, kita mulai lagi dari sebelah kiri, bagaimana?” kata Nadira dgn perasaan bahagia.
Pangeran Salim berbisik keMurad “Anak ini sangat egois!” bisik Pangeran Salim, “Kalau kau memerintahkan, aku akan membunuhnya, Pangeran Salim, aku kan pengawalmu, berikan saja aku perintah” ujar Murad. “Ayooolah, lebih baik kita makan ladu saja” kata Danial, “Tutup mulutmu, Danial!” bentak Murad lalu Murad memberikan kode pada Haidar untuk melakukan sesuatu. “Pangeran, bolehkah aku melihat ruang persidangan yang special?” tanya Nadira, “Oooh, itu jauh darisini” jawab Pangeran Salim, “Lalu kenapa??? semua Yang Mulia perintahkan harus kau turuti kan? jadi siapapun tdak ada yang boleh bilang tdak padaku!” kata Nadira, “Jangan suka memberikan peringatan! ayoo kita kesana!” ujar Pangeran Salim. Sementara itu Haidar berbisik keMurad “Ayooo, kita kerjakan rencana kita!”
Saat itu Nadira sedang bersama Pangeran Salim dan Danial ditaman Angori, Murad dan Haidar telah memasang jebakan ditanah, mereka berdua bersembunyi dibalik bejana besar sambil memegangi seutas tali, ketika Nadira melewatinya, mereka menariknya hingga Nadira terpeleset dan jatuh tercebur kekolam, semua anak-anak tertawa melihatnya. “Kau jahat! kau telah melakukannya iyaa kan Pangeran Salim!” teriak Nadira marah,
“Heiii, kau sendiri yang jalan kesitu, aku nggak tahu apa-apa, kau jatuh karena kesalahanmu sendiri” kata Pangeran Salim, “Aku akan pergi dan aku akan lapor ke Yang Mulia!” kata Nadira, “Aku tdak melakukan apa-apa” kata Pangeran Salim, “Iyaaa, aku tau, kau kan yang mendorongku!” kata Nadira lagi tepat pada saat itu Ratu Ruqayah melihat pertengkaran mereka dari dalam istana lalu datang menemui mereka, “Heii! kau anak kecil! jangan lupa kau ini sedang bicara dgn pewaris tahta kerajaan Mughal!” bentak Ratu Ruqayah ke Nadira,
“Anak ini yang dulu memanggil aku lebih kecil dari pada jari sang raja, Bariammi” kata Pangeran Salim, “Kau memang tdak tahu sopan santun, ayoo, minta maaf sama Pangeran Salim!” bentak Ratu Ruqayah lagi, Nadira yang tubuhnya basah kunyup merasa ketakutan “Kenapa aku harus minta maaf? dia yang sudah mendorong aku, harusnya dia yang minta maaf sama aku” kata Nadira kedinginan,
“Beraninya kau! lancang sekali mulutmu!” bentak Ratu Ruqayah lagi, tepat pada saat itu Zil Bahar datang kearah mereka, “Maafkan kami, Ratu Ruqayah, anak saya ini masih polos, dia tdak tahu apa yang dia perbuat, maafkan kami, Ratu” pinta Zil Bahar , lalu Zil Bahar menyuruh Nadira untuk meminta maaf, “Ibu, aku tdak melakukan kesalahan apapun jadi aku tdak akan meminta maaf” jelas Nadira, “Pangeran Salim yang seharusnya meminta maaf sama aku ibu, karena aku tahu dia yang mendorongku tadi” kata Nadira lagi, “Beraninya kau bilang seperti itu didepan keluarga kerajaan! kau akan dihukum karena kesalahanmu ini!” bentak Ratu Ruqayah, sementara Pangeran Salim hanya terdiam memandangi Nadira.
Mendengar adanya keributan ditaman, Ratu Jodha langsung datang kesana, dgn penuh kelembutan Ratu Jodha berusaha untuk menenangkan Ratu Ruqayah, “Ratu Ruqayah, perkelahian antara anak-anak itu hal yang biasa, kau tdak perlu marah-marah seperti ini” bujuk Ratu Jodha, “Anak ini dan orang tuanya seharusnya tahu dimana posisi mereka, mereka harus sadar itu, Ratu Jodha! Pangeran Salim akan menjadi raja jadi keluarga ini harus dihukum dan memberikan contoh pada lain bagaimana mereka harus berbicara dgn pewaris tahta kerajaan, dan lagi istana Mughal dibawah kekuasaanku jadi aku putuskan untuk mengeluarkan Rashid sekeluarga keluar dari istana ini! dia aku pecat!” kata Ratu Ruqayah, Ratu Jodha tampak sedih mendengar keputusan Ratu Ruqayah, tapi dirinya tdak bisa berbuat banyak, sedangkan Zil Bahar juga tampak sedih dan segera pamitan kemudian berlalu dari sana bersama Nadira.
Dikamar Ratu Ruqayah, Pangeran Salim bertanya pada Ratu Ruqayah: “Bariammi, sebaiknya kita tdak perlu memecat ayahnya Nadira, kasihan mereka” kata Pangeran Salim, “Pangeran Salim, kau akan menjadi raja nantinya, kau harus memberikan contoh kepada siapa saja yang mencoba untuk menghinamu, dia harus dihukum, raja adalah seseorang yang harus ditakuti oleh siapa saja! Sudah, kau tdak usah memikirkan mereka terus yaaa, sekarang kau makan saja yaaa, ini ibu sudah membuatkan kau ladu, kau harus memakannya, makanlah” kata Ratu Ruqayah.
Sementara itu dirumah Nadira, Zil Bahar menegur Nadira, “Kau lihat, gara-gara kau, ayahmu dipecat dari pekerjaannya!” ujar Zil Bahar sambil menangis tersedu-sedu, “Buuu, jangan keras padanya, dia masih anak-anak, dia tdak melakukan kesalahan” bela Rashid, “Nadira, kau seharusnya mengerti, Pangeran Salim adalah calon raja berikutnya, kita semua harus menghormati dia” ujar Rashid, sementara Nadira tampaknya juga menyesali perbuatannya.
Masih dikamar Ratu Ruqayah, Ratu Ruqayah masih terus memprovokasi Pangeran Salim untuk memberikan hukuman keNadira, “Pangeran Salim, dengarkan ibu, anak perempuan tadi telah melakukan kesalahan yang paling besar jadi dia harus dihukum” kata Ratu Ruqayah, “Hooaaammm, aku ngantuk, aku mau tidur, aku mau kekamar ibu (Ratu Jodha) dan mendengarkan dongengnya” ujar Pangeran Salim, “Kau tidur disini saja sama Bariammi (Ratu Ruqayah), aku akan menceritakan sebuah cerita untukmu” bujuk Ratu Ruqayah, lalu Pangeran Salimpun merebahkan dirinya dipangkuan Ratu Ruqayah dan Ratu Ruqayah mencoba bercerita,
“Suatu hari ada seorang peri yang memiliki sayapnya yang patah, sampai suatu ketika dia bertemu dgn seorang pangeran, siperi tahu bahwa pangeran ini akan mengembalikan sayapnya yang patah, maka si peri mencoba membuat sang pangeran dibawah kendalinya” kata Ratu Ruqayah, sementara Pangeran Salim telah tertidur pulas, Ratu Ruqayah sangat puas sekali dgn apa yang diperbuatnya, ditaruhnya kepala Pangeran Salim diatas bantal lalu diambilnya kotak kinang kesukaannya dan diambilnya kotak ganjanya, senyum sinisnya mulai tergambar diwajahnya, Ratu Ruqayah tersenyum puas sambil memandang Pangeran Salim yang sudah tertidur pulas. Dengan Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 369 pun berakhir. Ayo simak terus Kisah selanjutnya pada Episode 370 berikutnya Hanya di Lampungway.com
Raja Jalal langsung memandang kearah Pangeran Salim dan menyuruhnya untuk mendekat keayahnya, “Sekhu Baba, kemarilah” pinta Raja Jalal, dgn perasaan was was Pangeran Salim yang sedari tadi memandangi wajah Nadira, lalu mendekati singgasana ayahnya “Sekhu Baba, anak ini ingin melihat-lihat istana kita, ayah ingin kau, Murad, Danial dan yang lainnya menemaninya dan kalau orang yang kurang ajar itu datang, bawa langsung keayah, bagaimana? setuju?” ujar Raja Jalal, Pangeran Salim hanya diam saja, matanya langsung melihat kearah Nadira lagi yang masih berdiri ditengah ruangan.
Siang itu Nadira sedang bersama Pangeran Salim, Murad, Danial diikuti oleh Haidar dan Qutub juga para prajurit yang mengawal mereka, tiba-tiba Murad, Pangeran Salim dan Danial memelankan langkah mereka dibelakang agak menjauh dan mulai membicarakan Nadira, “Kita harus mengusirnya keluar!” ujar Pangeran Salim, “Yaaa, apakah aku harus mendorongnya jatuh ketanah? sehingga dia tdak akan kembali keistana lagi?” tanya Murad, “Jangan, jangan, aku akan mengurusnya dgn cara yang lain” kata Pangeran Salim lagi.
Tiba-tiba Nadira mengejuntukan mereka “Heiii, apakah kalian tdak akan menunjukkan istana ini padaku? atau aku harus pergi ke Yang Mulia lagi?” tanya Nadira, “Oooo, tenang, Pangeran Salim akan mengajakmu melhat-lihat istana” kata Murad lagi. Setelah menikmati keindahan istana Kerajaan Mughal yang besar dan indah, Nadira kelelahan juga “Baiklah, aku sudah capek, aku akan datang lagi besok untuk melihat-lihat sisanya, terima kasih yaaa” ujar Nadira sambil berlalu darisana, “Pasti, Dia akan kembali lagi besok kesini! dia telah membuat aku ketakutan dgn menyebut nama ayah, sekarang lihat saja nanti apa yang akan aku lakukan ke dia!” ujar Pangeran Salim sambil memperhatikan Nadira yang sudah menjauh darinya.
Malam itu sebelum tidur, Pangeran Salim mengunjungi kamar Ratu Ruqayah, Ratu Ruqayah memberinya minum susu, Pangeran Salim menceritakan kejadian tadi siang ketika bersama Nadira ke Ratu Ruqayah, “Apa sih yang seorang anak perempuan pikirkan tentang dirinya sendiri? aku harus memberinya pelajaran!” ujar Pangeran Salim, “Ya betul itu, Pangeran Salim, kau harus memberikannya pelajaran! karena kau adalah pewaris tahta kerajaan tapi ibu pikir dia juga cukup pintar jadi agar kau bisa melawannya kau harus menghabiskan susu ini, ayoo, habiskan” ujar Ratu Ruqayah sambil membantu Pangeran Salim memegangi gelas susu tersebut, sementara Pangeran Salim meminum susu tersebut sampai habis, lalu Pangeran Salim meletakkan gelas kosong itu dimeja dan pamitan untuk tidur tapi tiba-tiba saja tubuhnya limbung, Pangeran Salim sedikit mabuk tepat pada saat itu Raja Jalal masuk kekamar Ratu Ruqayah dan mendapati Pangeran Salim yang setengah mabuk, “Sekhu Baba, kenapa kau ini? Ratu Ruqayah kenapa dia?” tanya Raja Jalal khawatir, “Ini semua salahmu, Yang Mulia, kau telah membuatnya sibuk sekali seharian ini sekarang dia sangat mengantuk” kata Ratu Ruqayah was was,
“Yaaa, kau benar, Ratu Ruqayah, aku telah memberinya banyak pekerjaan tadi, sini biar aku gendong” kata Raja Jalal, Raja Jalal langsung menggendong Pangeran Salim dalam pelukkannya dan membawanya keluar darisana. Sepeninggal Raja Jalal, Ratu Ruqayah nampak khawatir, “Sepertinya Raja Jalal tdak bisa menduga apa yang sebenarnya terjadi pada Pangeran Salim tapi kalau Pangeran Salim menceritakan padanya bahwa dia langsung pusing setelah minum susu, bisa gawat nanti, aku harus mengintip mereka” kata Ratu Ruqayah.
Setelah keluar dari kamar Ratu Ruqayah, Raja Jalal membawa Pangeran Salim kekamar Ratu Jodha, saat itu Ratu Jodha belum tidur, Ratu Jodha khawatir dgn keadaan Pangeran Salim begitu dilihatnya digendong oleh Raja Jalal, “Kenapa dia, Yang Mulia?” tanya Ratu Jodha was was, “Mungkin karena hari ini adalah hari pertamanya bekerja diistana jadi dia merasa sangat kelelahan” ujar Raja Jalal sambil membaringkan Pangeran Salim ditempat tidur Ratu Jodha, Ratu Jodha langsung menghampirinya dan membaringkan tubuhnya didekat Pangeran Salim, sementara Raja Jalal duduk disebelah sisi satunya. “Biasanya dia tdak akan bisa tidur sebelum mendengarkan lagu pengantar tidurku (Sooja Sooja), Yang Mulia” kata Ratu Jodha,
“Yaaa, semuanya bisa terjadi pada saat pertama kali, Ratu Jodha” ujar Raja Jalal, sementara itu dibalik tirai dekat pintu kamar Ratu Jodha, Ratu Ruqayah sudah berdiri disana sambil menguping pembicaraan mereka berdua. Pangeran Salim yang saat itu setengah mengantuk mengatakan: “Kepalaku pusiiiing” rintih Pangeran Salim, “Aku fikir, mungkin itu karena mahkotamu yang terlalu berat” ujar Raja Jalal, lalu Pangeran Salim membalikkan tubuhnya kearah Ratu Jodha dan berusaha mendekatkan tubuhnya keRatu Jodha, tangan mungilnya memeluk tubuh Ratu Jodha, “Maasa (panggilan ibu di Negara Rajput) Ammijan (panggilan ibu di Negara Agra) nyanyikan aku lagu pengantar tidur” rintih Pangeran Salim sambil terus memejamkan matanya,
“Lihat, Keinginanmu terkabulkan kan, menyanyilah, aku juga ingin mendengarkan suaramu” ujar Raja Jalal, “Apakah kau seorang anak kecil, Yang Mulia?” tanya Ratu Jodha sambil tersenyum memandang suaminya, “Bukan, aku bukan anak kecil tapi aku juga Sekhu Baba, Ratu Jodha” ujar Raja Jalal, tak lama kemudian Ratu Jodha menyanyi lagu Sooja (lagu pengantar tidur) , “soo jaa, kanhya ho kar rahi gi, “ Ratu Jodhapun mulai menyanyi sambil menidurkan Pangeran Salim dgn menepuk-nepuk tubuh Pangeran Salim dan membelai wajahnya, sementara Raja Jalal memandangi istrinya yang sedang menyanyi itu dgn penuh cinta. Pangeran Salimpun akhirnya tertidur setelah mendengar nyanyian ibunya,
“Tadi dia memanggilmu Maasa juga Ammijan, Ratu Jodha, aku senang sekali mendengarnya” ujar Raja Jalal, “Dia sama persis seperti kau, Yang Mulia, dalam tidurnya saja dia mengatakan hal yang baik, dia juga menghargai dua agama yang berbeda sama seperti kau” kata Ratu Jodha, “Aku sangat berharap suatu saat nanti dia akan menjadi raja yang lebih baik dari pada aku, Ratu Jodha, seorang raja yang menghargai semua agama dan tdak membeda-bedakannya, dia akan dihargai oleh banyak orang, seorang raja yang akan tunduk pada bangsanya, rakyatnya pasti akan memberikan hidup mereka untuk raja yang seperti itu” ujar Raja Jalal bangga. Dari balik tirai, Ratu Ruqayah masih terus menguping pembicaraan mereka, dalam hatinya berkata: “Ya Allah terima kasih, rupanya Raja Jalal tdak curiga apapun, kalau begitu lebih baik aku pergi dari sini” bathinnya sambil berlalu dari sana.
Keesokan paginya, para Pangeran sedang bermain-main diteras belakang istana, tiba-tiba Danial berlari tergopoh-gopoh kearah Pangeran Salim, “Pangeran Salim!! Pangeran Salim!! Pangeran Salim!!! …. Anak itu datang lagi!” kata Danial sambil terengah-engah, “Hah?! Lagi??!!!!” teriak Pangeran Salim, “Tapi kita harus menuruti apa yang dikatakan Yang Mulia, Pangeran Salim” ujar Murad. Tak lama kemudian Nadira sudah sampai didepan mereka dgn dikawal para prajurit istana, sementara kelima pangeran itu Pangeran Salim, Murad, Danial, Haidar dan Qutub memandangnya dgn perasaan tdak suka. “Ayooo, kita mulai lagi dari sebelah kiri, bagaimana?” kata Nadira dgn perasaan bahagia.
Pangeran Salim berbisik keMurad “Anak ini sangat egois!” bisik Pangeran Salim, “Kalau kau memerintahkan, aku akan membunuhnya, Pangeran Salim, aku kan pengawalmu, berikan saja aku perintah” ujar Murad. “Ayooolah, lebih baik kita makan ladu saja” kata Danial, “Tutup mulutmu, Danial!” bentak Murad lalu Murad memberikan kode pada Haidar untuk melakukan sesuatu. “Pangeran, bolehkah aku melihat ruang persidangan yang special?” tanya Nadira, “Oooh, itu jauh darisini” jawab Pangeran Salim, “Lalu kenapa??? semua Yang Mulia perintahkan harus kau turuti kan? jadi siapapun tdak ada yang boleh bilang tdak padaku!” kata Nadira, “Jangan suka memberikan peringatan! ayoo kita kesana!” ujar Pangeran Salim. Sementara itu Haidar berbisik keMurad “Ayooo, kita kerjakan rencana kita!”
Saat itu Nadira sedang bersama Pangeran Salim dan Danial ditaman Angori, Murad dan Haidar telah memasang jebakan ditanah, mereka berdua bersembunyi dibalik bejana besar sambil memegangi seutas tali, ketika Nadira melewatinya, mereka menariknya hingga Nadira terpeleset dan jatuh tercebur kekolam, semua anak-anak tertawa melihatnya. “Kau jahat! kau telah melakukannya iyaa kan Pangeran Salim!” teriak Nadira marah,
“Heiii, kau sendiri yang jalan kesitu, aku nggak tahu apa-apa, kau jatuh karena kesalahanmu sendiri” kata Pangeran Salim, “Aku akan pergi dan aku akan lapor ke Yang Mulia!” kata Nadira, “Aku tdak melakukan apa-apa” kata Pangeran Salim, “Iyaaa, aku tau, kau kan yang mendorongku!” kata Nadira lagi tepat pada saat itu Ratu Ruqayah melihat pertengkaran mereka dari dalam istana lalu datang menemui mereka, “Heii! kau anak kecil! jangan lupa kau ini sedang bicara dgn pewaris tahta kerajaan Mughal!” bentak Ratu Ruqayah ke Nadira,
“Anak ini yang dulu memanggil aku lebih kecil dari pada jari sang raja, Bariammi” kata Pangeran Salim, “Kau memang tdak tahu sopan santun, ayoo, minta maaf sama Pangeran Salim!” bentak Ratu Ruqayah lagi, Nadira yang tubuhnya basah kunyup merasa ketakutan “Kenapa aku harus minta maaf? dia yang sudah mendorong aku, harusnya dia yang minta maaf sama aku” kata Nadira kedinginan,
“Beraninya kau! lancang sekali mulutmu!” bentak Ratu Ruqayah lagi, tepat pada saat itu Zil Bahar datang kearah mereka, “Maafkan kami, Ratu Ruqayah, anak saya ini masih polos, dia tdak tahu apa yang dia perbuat, maafkan kami, Ratu” pinta Zil Bahar , lalu Zil Bahar menyuruh Nadira untuk meminta maaf, “Ibu, aku tdak melakukan kesalahan apapun jadi aku tdak akan meminta maaf” jelas Nadira, “Pangeran Salim yang seharusnya meminta maaf sama aku ibu, karena aku tahu dia yang mendorongku tadi” kata Nadira lagi, “Beraninya kau bilang seperti itu didepan keluarga kerajaan! kau akan dihukum karena kesalahanmu ini!” bentak Ratu Ruqayah, sementara Pangeran Salim hanya terdiam memandangi Nadira.
Mendengar adanya keributan ditaman, Ratu Jodha langsung datang kesana, dgn penuh kelembutan Ratu Jodha berusaha untuk menenangkan Ratu Ruqayah, “Ratu Ruqayah, perkelahian antara anak-anak itu hal yang biasa, kau tdak perlu marah-marah seperti ini” bujuk Ratu Jodha, “Anak ini dan orang tuanya seharusnya tahu dimana posisi mereka, mereka harus sadar itu, Ratu Jodha! Pangeran Salim akan menjadi raja jadi keluarga ini harus dihukum dan memberikan contoh pada lain bagaimana mereka harus berbicara dgn pewaris tahta kerajaan, dan lagi istana Mughal dibawah kekuasaanku jadi aku putuskan untuk mengeluarkan Rashid sekeluarga keluar dari istana ini! dia aku pecat!” kata Ratu Ruqayah, Ratu Jodha tampak sedih mendengar keputusan Ratu Ruqayah, tapi dirinya tdak bisa berbuat banyak, sedangkan Zil Bahar juga tampak sedih dan segera pamitan kemudian berlalu dari sana bersama Nadira.
Dikamar Ratu Ruqayah, Pangeran Salim bertanya pada Ratu Ruqayah: “Bariammi, sebaiknya kita tdak perlu memecat ayahnya Nadira, kasihan mereka” kata Pangeran Salim, “Pangeran Salim, kau akan menjadi raja nantinya, kau harus memberikan contoh kepada siapa saja yang mencoba untuk menghinamu, dia harus dihukum, raja adalah seseorang yang harus ditakuti oleh siapa saja! Sudah, kau tdak usah memikirkan mereka terus yaaa, sekarang kau makan saja yaaa, ini ibu sudah membuatkan kau ladu, kau harus memakannya, makanlah” kata Ratu Ruqayah.
Sementara itu dirumah Nadira, Zil Bahar menegur Nadira, “Kau lihat, gara-gara kau, ayahmu dipecat dari pekerjaannya!” ujar Zil Bahar sambil menangis tersedu-sedu, “Buuu, jangan keras padanya, dia masih anak-anak, dia tdak melakukan kesalahan” bela Rashid, “Nadira, kau seharusnya mengerti, Pangeran Salim adalah calon raja berikutnya, kita semua harus menghormati dia” ujar Rashid, sementara Nadira tampaknya juga menyesali perbuatannya.
Masih dikamar Ratu Ruqayah, Ratu Ruqayah masih terus memprovokasi Pangeran Salim untuk memberikan hukuman keNadira, “Pangeran Salim, dengarkan ibu, anak perempuan tadi telah melakukan kesalahan yang paling besar jadi dia harus dihukum” kata Ratu Ruqayah, “Hooaaammm, aku ngantuk, aku mau tidur, aku mau kekamar ibu (Ratu Jodha) dan mendengarkan dongengnya” ujar Pangeran Salim, “Kau tidur disini saja sama Bariammi (Ratu Ruqayah), aku akan menceritakan sebuah cerita untukmu” bujuk Ratu Ruqayah, lalu Pangeran Salimpun merebahkan dirinya dipangkuan Ratu Ruqayah dan Ratu Ruqayah mencoba bercerita,
“Suatu hari ada seorang peri yang memiliki sayapnya yang patah, sampai suatu ketika dia bertemu dgn seorang pangeran, siperi tahu bahwa pangeran ini akan mengembalikan sayapnya yang patah, maka si peri mencoba membuat sang pangeran dibawah kendalinya” kata Ratu Ruqayah, sementara Pangeran Salim telah tertidur pulas, Ratu Ruqayah sangat puas sekali dgn apa yang diperbuatnya, ditaruhnya kepala Pangeran Salim diatas bantal lalu diambilnya kotak kinang kesukaannya dan diambilnya kotak ganjanya, senyum sinisnya mulai tergambar diwajahnya, Ratu Ruqayah tersenyum puas sambil memandang Pangeran Salim yang sudah tertidur pulas. Dengan Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 369 pun berakhir. Ayo simak terus Kisah selanjutnya pada Episode 370 berikutnya Hanya di Lampungway.com