Lampungway.com – Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 378. Pada Kisah dalam Sinopsis Jodha Akbar Episode 377 sebelumnya, Debroo menuliskan tentang Bagaimana Jalal bertarung dengan para pemberontak untuk melindungi anak dan istrinya. Ia dan para pengawalnya mampu mengalahkan dan mengusir pemberontak tersebut. Lalu ia menemui Jodha untuk memastikan keadaan istrinya itu aman. Mari simak kelanjutanya.
Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 378
Pada Malam itu Jodha menemui Jalal dikamarnya, “Aku tidak bisa tidur, Yang Mulia …” ujar Jodha, “Aku juga tidak pernah tidur dimalam hari karena Salim, Ratu Jodha” kata Jalal, “Aku juga sangat mengkhawatirkannya” kata Jalal lagi, “Tapi kamu sebagai Mariam Uz Zamani, kamu tahu sendiri kan kalo seorang Raja dan seorang Pangeran biasa mendapatkan serangan dan aku tidak akan membiarkan sesuatu yang terjadi pada Sekhu Baba” kata Jalal, “Iyaaa … aku tau, tapi pemberontak itu masih ada Large, Yang Mulia” ujar Jodha, “Aku janji … aku akan mengawasi mereka” kata Jalal.
Sementara itu di rumah Rashid, ketika Rashid dan keluarganya mau makan malam, tiba tiba pintu rumah mereka diketuk, rupanya ada yang tamu datang dan ketika Rashid membuka pintu, ternyata salah satu kerabatnya yang bernama Yakub datang berkunjung tapi dalam kondisi terluka parah disekujur tubuhnya, luka sayatan pedang terlihat jelas membekas disana. Tapi Rashid menerima kedatangan Yakub dengan tangan terbuka, “Yakub, bagaimana ini bisa terjadi ? kenapa lukamu parah sekali ?” tanya Rashid
tepat pada saat itu Zil Bahar dan Nadira keluar menemui mereka, “Aku tadi habis bertarung dengan perampok” jawab Yakub berbohong karena pada kenyataannya dia adalah salah satu pemberontak yang lepas dari tangan Jalal tadi. “Kalo begitu ayoo kita tabib” ajak Rashid, “Tidak , tidak usah Rashid … aku tidak apa apa, ini hanya luka kecil, aku cuma mampir sebentar disini” ujar Yakub sambil mengernyit kesakitan, “Tidak Yakub, kamu harus tinggal sementara disini” pinta Zil Bahar kemudian diajaknya Yakub masuk kedalam rumah, didalam rumah Rashid dan Zil Bahar mencoba untuk mengobati luka luka pada tubuh Yakub.
Keesokan harinya diistana Kerajaan Mughal, tampak Jalal dan para ratu serta ibunya sedang berkumpul diruang keluarga mereka “Jalal, mulai saat ini kita tidak bisa membiarkan Salim dalam bahaya, bawa pulang dia, Jalal !” pinta Hamida, “Jangan, jangan ibu !” kata Rukayah lantang, “Kalo Salim kita ajak pulang, ini menandakan bahwa Raja takut pada pemberontak lalu mengubah keputusannya” lanjut Rukayah, sementara itu Jodha dan Jalal hanya diam saja mendengarkan percakapan Hamida dan Rukayah,
“Ini bukan tentang Salim sebagai pewaris tahta kerajaan, Ratu Rukayah … tapi kita tidak bisa membiarkan nyawa Salim dalam bahaya seperti ini terus” ujar Hamida, “Jodha … bicaralah, Salim adalah anakmu” pinta Hamida, Jodha yang ditodong untuk memberikan pendapatnya bingung, sementara Jalal menunggu apa yang akan Jodha katakan, “Aku juga khawatir akan Salim, bu” kata Jodha, “Tapi aku percaya pada keputusan dan keberanian Yang Mulia jadi apapun keputusan yang dia ambil, aku akan menerimanya” lanjut Jodha, Jalal langsung memberikan senyuman manisnya kearah Jodha,
“Ibu, Salim kami adalah seorang yang pemberani, tidak ada seorangpun yang bisa berbuat sesuatu padanya” ujar Jalal sambil bangkit dari kursinya diikuti oleh semua yang hadir disana juga ikut berdiri dari tempat duduknya, “Aku percaya sama Tuhan, bu … aku selalu berdoa untuk Salim, agar Salim baik baik saja dan tentang pemberontak, aku yakin dia pasti akan segera tertangkap” ujar Jalal lagi lalu berlalu dari sana.
Sementara itu dipasar, Todar Maal dan beberapa prajuritnya sedang berada di dalam pasar, “Segera cari pemberontak itu ! dia terluka semalam jadi dia pasti tidak akan pergi jauh dari sini, aku yakin dia masih berada disini ! cari kesetiap rumah penduduk ! kita harus segera menangkapnya !” perintah Todar Maaal pada prajuritnya, prajuritpun segera berhamburan menyebar keseluruh rumah penduduk.
Sedangkan pada saat itu dirumah Rashid, saat itu Rashid hendak berangkat kerja ke istana, “Yakub, aku harus pergi dulu, aku mau berangkat kerja” kata Rashid tepat pada saat itu Nadira datang menemui mereka, “Ayaaah … ayaaah …. diluar banyak tentara Mughal, kelihatannya mereka sedang mencari seseorang” ujar Nadira, “Hmm … pasti mereka sedang mencari pemberontak, ya sudahlah … Nadira, paman Yakub ini teman ayah, tolong rawat dia yaaa, ayah mau kerja dulu” kata Rashid sambil berlalu dari sana,
sementara itu Yakub langsung panic begitu mendengar tentara Mughal sedang mencari seseorang, dengan tertatih tatih Yakub berusaha mengintipnya dari belakang jendela, sedangkan Nadira merasa bingung dengan apa yang dilakukan Yakub, dalam hati Yakub berkata ”Aku tidak tahu apakah aku disini aman atau tidak” bathin Yakub sambil mengambil segelas air minum dari dalam tempayan dan memimumnya sampai habis, tepat pada saat itu tentara Mughal sudah sampai dirumah Rashid dan meminta untuk dibukakan pintu,
pada awalnya Yakub melarang Nadira untuk membukakan pintu tapi Nadira nekat, dia tetap membuka pintu untuk tentara Mughal, “Siapa diaa ?” tanya salah seoang prajurit begitu memasuki rumah Nadira, “Dia adalah teman ayahku” jawab Nadira, “Bagaimana dia dapat luka luka itu ?” tanya prajurit lagi, “Semalam dia diserang oleh perampok” jawab Nadira tenang sementara Yakub kelihatan gugup dan tegang begitu para tentara itu datang, “Dimana saja barang bawaannya ?” tanya tentara lagi, kemudian mereka mulai mencari cari barang bawaan Yakub dan akhirnya mereka menemukannya didalam lemari Rashid, para tentara tersebut menemukan sebuah surat didalam barang bawaan Yakub, sebuah surat yang bertuliskan tentang pembunuhan Salim, “Ini pasti pemberontak yang kita cari ! tangkap dia !” ujar salah satu prajurit dan merekapun menangkap Yakub.
Siang itu Jalal mengadakan pertemuan dengan para menteri dan ratunya diruang sidang kerajaan, “Ketika salah seorang keluarga kerajaan dalam bahaya bagaimana bisa rakyat biasa melindunginya, oleh karena itu aku akan memperketat penjagaan” ujar Jalal tepat pada saat itu salah seorang prajurit masuk ke ruang sidang, “Maafkan hamba Yang Mulia, hamba ingin memberitahukan bahwa kami sudah menangkap pemberontak yang akan menyerang Pangeran Salim tadi malam” kata prajurit,
Jalal dan semua hadir disana terkejut, “Bawa masuk orang itu kesini !” perintah Jalal, prajurit itu segera menuruti perintah Jalal. Para prajurit kemudian membawa Yakub si pemberontak untuk menghadap ke Jalal, ketika dalam perjalanan menuju ke ruang sidang, Rashid melihat Yakub dirantai dan digiring oleh beberapa prajurit Jalal, Rashid sangat ingin tahu apa yang terjadi pada Yakub sehingga dia dirantai seperti seorang penjahat,
“Tuan, apa yang terjadi pada orang itu ?” tanya Rashid penasaran pada salah seorang prajurit yang berada didekatnya, “Dia adalah penghianat kerajaan, semalam dia mencoba untuk membunuh Pangeran Salim, jadi saat ini dia akan dihadapkan pada Yang Mulia Raja” jawab prajurit tersebut, Rashid sangat terkejut mendengar penjelasan prajurit itu. Rashidpun kembali teringat ketika dulu Yakub dan istrinya datang ke Agra dan menginap dirumah Rashid, mereka menghabiskan waktu bersama sama.
Sementara itu Yakub telah dihadapkan pada Jalal, “Siapa saja yang terlibat denganmu ?” tanya Jalal marah, “Semua ini adalah rencana Raja Parog dan saya dibantu oleh orang yang tinggal didepan istana, Yang Mulia” kata Yakub, “Orang yang tinggal di depan istana itu adalah rumah Rashid, Yang Mulia” ujar Todar Maal, semua yang hadir disana semakin terkejut,
“Kalo Rashid memberikan tumpangan pada penghianat ini berarti Rashid pasti juga seorang penghianat, Yang Mulia” sela Rukayah, semua menteri setuju dengan pendapat Rukayah, “Yaa kami yakin, Rashid pasti juga seorang penghianat, Yang Mulia” ujar salah seorang menteri karena dia telah membantu orang ini !” ujar salah satu menteri. Jalal langsung menyuruh prajuritnya untuk membawa Rashid keruang sidang, “Bawa Rashid kesini !” perintah Jalal,
Sementara pada saat itu Rashid pulang kerumahnya, “Zil Bahar, ada berita buruk … Yakub ternyata seorang penghianat dan dia datang kesini untuk membunuh Pangeran Salim ! kita telah dibodohi sama dia !” ujar Rashid, mendengar cerita suaminya Zil Bahar sangat terkejut, “Pantas saja, tempo hari dia meminta aku untuk mengajaknya menemui pangeran Salim” ujar Rashid sambil teringat ketika Yakub bertemu dengan Salim dirumah nenek Fatima dulu,
waktu itu Salim sedang melakukan pekerjaannya dan Yakub tiba tiba mengatakan : “Waaah … kita mungkin nggak punya kesempatan untuk bertemu dengan pangeran Salim lagi nanti” ujar Yakub. Tepat pada saat itu Todar Maal dan para prajurit sudah sampai dirumah Rashid dan langsung menangkap Rashid, Zil Bahar dan Nadira tidak bisa berbuat banyak melihat Rashid ditangkap.
Akhirnya Rashid dihadapkan ke depan Jalal di ruang sidang kerajaan ditemani oleh istrinya Zil Bahar, “Yang Mulia, saya memang memberikan tumpangan untuk Yakub, akan tetapi saya tidak tahu kalo dia datang kesini untuk membunuh Pangeran Salim” ujar Rashid, “Kami telah dibodohi oleh dia, Yang Mulia” ujar Rashid lagi, “Tapi dulu Rashid juga bekerja di Istana Raja Parog, Yang Mulia” sela Todar Maal,
“Yaaa itu benar , saya dulu bekerja disana tapi saya tidak ada kaitannya dengan rencana pembunuhan Pangeran Salim, Yang Mulia … tolong saya mohon … maafkan saya, Yang Mulia” pinta Rashid. “Kami tidak pernah melakukan apapun untuk menyakiti Pangeran Salim, Yang Mulia … kami sangat mencintai Pangeran Salim seperti layaknya anak kami sendiri” sela Zil Bahar sambil menangis,
Sementara itu Jodha yang berada di tempat para Ratu langsung menimpali ucapan Zil Bahar “Dia benar ! karena mereka pernah menyelamatkan Salim sebelumnya” ujar Jodha, “Tapi kesetiaan dapat saja berubah, Ratu Jodha dan mungkin bisa saja mereka melakukan itu semua agar Yang Mulia percaya dengan mereka” kata Rukayah.
Kemudian salah satu menteri berkata : “Yang jelas dia telah membantu penghianat ini, Yang Mulia … jadi dia pasti terlibat dengan kejahatan yang mereka buat” , Rashid benar benar tidak berdaya, dirinya tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan karena Rashid tidak punya bukti yang bisa menunjukkan bahwa dia tidak terlibat dengan aksi yang direncanakan oleh Yakub, sementara Yakub nampak kebingungan sendiri ,
akhirnya Rashid angkat bicara : “Yang Mulia, yaaa secara tidak langsung saya memang membantunya untuk membunuh Pangeran Salim, kalo begitu hukumlah saya, saya terima” ujar Rashid tak berdaya, mendengar pengakuan Rashid Jalalpun langsung berkata : “Keputusanku adalah…” Dengan Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 378 pun berakhir. Ayo simak terus Kisah selanjutnya pada Episode 379 berikutnya Hanya di Lampungway.com
Sementara itu di rumah Rashid, ketika Rashid dan keluarganya mau makan malam, tiba tiba pintu rumah mereka diketuk, rupanya ada yang tamu datang dan ketika Rashid membuka pintu, ternyata salah satu kerabatnya yang bernama Yakub datang berkunjung tapi dalam kondisi terluka parah disekujur tubuhnya, luka sayatan pedang terlihat jelas membekas disana. Tapi Rashid menerima kedatangan Yakub dengan tangan terbuka, “Yakub, bagaimana ini bisa terjadi ? kenapa lukamu parah sekali ?” tanya Rashid
tepat pada saat itu Zil Bahar dan Nadira keluar menemui mereka, “Aku tadi habis bertarung dengan perampok” jawab Yakub berbohong karena pada kenyataannya dia adalah salah satu pemberontak yang lepas dari tangan Jalal tadi. “Kalo begitu ayoo kita tabib” ajak Rashid, “Tidak , tidak usah Rashid … aku tidak apa apa, ini hanya luka kecil, aku cuma mampir sebentar disini” ujar Yakub sambil mengernyit kesakitan, “Tidak Yakub, kamu harus tinggal sementara disini” pinta Zil Bahar kemudian diajaknya Yakub masuk kedalam rumah, didalam rumah Rashid dan Zil Bahar mencoba untuk mengobati luka luka pada tubuh Yakub.
Keesokan harinya diistana Kerajaan Mughal, tampak Jalal dan para ratu serta ibunya sedang berkumpul diruang keluarga mereka “Jalal, mulai saat ini kita tidak bisa membiarkan Salim dalam bahaya, bawa pulang dia, Jalal !” pinta Hamida, “Jangan, jangan ibu !” kata Rukayah lantang, “Kalo Salim kita ajak pulang, ini menandakan bahwa Raja takut pada pemberontak lalu mengubah keputusannya” lanjut Rukayah, sementara itu Jodha dan Jalal hanya diam saja mendengarkan percakapan Hamida dan Rukayah,
“Ini bukan tentang Salim sebagai pewaris tahta kerajaan, Ratu Rukayah … tapi kita tidak bisa membiarkan nyawa Salim dalam bahaya seperti ini terus” ujar Hamida, “Jodha … bicaralah, Salim adalah anakmu” pinta Hamida, Jodha yang ditodong untuk memberikan pendapatnya bingung, sementara Jalal menunggu apa yang akan Jodha katakan, “Aku juga khawatir akan Salim, bu” kata Jodha, “Tapi aku percaya pada keputusan dan keberanian Yang Mulia jadi apapun keputusan yang dia ambil, aku akan menerimanya” lanjut Jodha, Jalal langsung memberikan senyuman manisnya kearah Jodha,
“Ibu, Salim kami adalah seorang yang pemberani, tidak ada seorangpun yang bisa berbuat sesuatu padanya” ujar Jalal sambil bangkit dari kursinya diikuti oleh semua yang hadir disana juga ikut berdiri dari tempat duduknya, “Aku percaya sama Tuhan, bu … aku selalu berdoa untuk Salim, agar Salim baik baik saja dan tentang pemberontak, aku yakin dia pasti akan segera tertangkap” ujar Jalal lagi lalu berlalu dari sana.
Sementara itu dipasar, Todar Maal dan beberapa prajuritnya sedang berada di dalam pasar, “Segera cari pemberontak itu ! dia terluka semalam jadi dia pasti tidak akan pergi jauh dari sini, aku yakin dia masih berada disini ! cari kesetiap rumah penduduk ! kita harus segera menangkapnya !” perintah Todar Maaal pada prajuritnya, prajuritpun segera berhamburan menyebar keseluruh rumah penduduk.
Sedangkan pada saat itu dirumah Rashid, saat itu Rashid hendak berangkat kerja ke istana, “Yakub, aku harus pergi dulu, aku mau berangkat kerja” kata Rashid tepat pada saat itu Nadira datang menemui mereka, “Ayaaah … ayaaah …. diluar banyak tentara Mughal, kelihatannya mereka sedang mencari seseorang” ujar Nadira, “Hmm … pasti mereka sedang mencari pemberontak, ya sudahlah … Nadira, paman Yakub ini teman ayah, tolong rawat dia yaaa, ayah mau kerja dulu” kata Rashid sambil berlalu dari sana,
sementara itu Yakub langsung panic begitu mendengar tentara Mughal sedang mencari seseorang, dengan tertatih tatih Yakub berusaha mengintipnya dari belakang jendela, sedangkan Nadira merasa bingung dengan apa yang dilakukan Yakub, dalam hati Yakub berkata ”Aku tidak tahu apakah aku disini aman atau tidak” bathin Yakub sambil mengambil segelas air minum dari dalam tempayan dan memimumnya sampai habis, tepat pada saat itu tentara Mughal sudah sampai dirumah Rashid dan meminta untuk dibukakan pintu,
pada awalnya Yakub melarang Nadira untuk membukakan pintu tapi Nadira nekat, dia tetap membuka pintu untuk tentara Mughal, “Siapa diaa ?” tanya salah seoang prajurit begitu memasuki rumah Nadira, “Dia adalah teman ayahku” jawab Nadira, “Bagaimana dia dapat luka luka itu ?” tanya prajurit lagi, “Semalam dia diserang oleh perampok” jawab Nadira tenang sementara Yakub kelihatan gugup dan tegang begitu para tentara itu datang, “Dimana saja barang bawaannya ?” tanya tentara lagi, kemudian mereka mulai mencari cari barang bawaan Yakub dan akhirnya mereka menemukannya didalam lemari Rashid, para tentara tersebut menemukan sebuah surat didalam barang bawaan Yakub, sebuah surat yang bertuliskan tentang pembunuhan Salim, “Ini pasti pemberontak yang kita cari ! tangkap dia !” ujar salah satu prajurit dan merekapun menangkap Yakub.
Siang itu Jalal mengadakan pertemuan dengan para menteri dan ratunya diruang sidang kerajaan, “Ketika salah seorang keluarga kerajaan dalam bahaya bagaimana bisa rakyat biasa melindunginya, oleh karena itu aku akan memperketat penjagaan” ujar Jalal tepat pada saat itu salah seorang prajurit masuk ke ruang sidang, “Maafkan hamba Yang Mulia, hamba ingin memberitahukan bahwa kami sudah menangkap pemberontak yang akan menyerang Pangeran Salim tadi malam” kata prajurit,
Jalal dan semua hadir disana terkejut, “Bawa masuk orang itu kesini !” perintah Jalal, prajurit itu segera menuruti perintah Jalal. Para prajurit kemudian membawa Yakub si pemberontak untuk menghadap ke Jalal, ketika dalam perjalanan menuju ke ruang sidang, Rashid melihat Yakub dirantai dan digiring oleh beberapa prajurit Jalal, Rashid sangat ingin tahu apa yang terjadi pada Yakub sehingga dia dirantai seperti seorang penjahat,
“Tuan, apa yang terjadi pada orang itu ?” tanya Rashid penasaran pada salah seorang prajurit yang berada didekatnya, “Dia adalah penghianat kerajaan, semalam dia mencoba untuk membunuh Pangeran Salim, jadi saat ini dia akan dihadapkan pada Yang Mulia Raja” jawab prajurit tersebut, Rashid sangat terkejut mendengar penjelasan prajurit itu. Rashidpun kembali teringat ketika dulu Yakub dan istrinya datang ke Agra dan menginap dirumah Rashid, mereka menghabiskan waktu bersama sama.
Sementara itu Yakub telah dihadapkan pada Jalal, “Siapa saja yang terlibat denganmu ?” tanya Jalal marah, “Semua ini adalah rencana Raja Parog dan saya dibantu oleh orang yang tinggal didepan istana, Yang Mulia” kata Yakub, “Orang yang tinggal di depan istana itu adalah rumah Rashid, Yang Mulia” ujar Todar Maal, semua yang hadir disana semakin terkejut,
“Kalo Rashid memberikan tumpangan pada penghianat ini berarti Rashid pasti juga seorang penghianat, Yang Mulia” sela Rukayah, semua menteri setuju dengan pendapat Rukayah, “Yaa kami yakin, Rashid pasti juga seorang penghianat, Yang Mulia” ujar salah seorang menteri karena dia telah membantu orang ini !” ujar salah satu menteri. Jalal langsung menyuruh prajuritnya untuk membawa Rashid keruang sidang, “Bawa Rashid kesini !” perintah Jalal,
Sementara pada saat itu Rashid pulang kerumahnya, “Zil Bahar, ada berita buruk … Yakub ternyata seorang penghianat dan dia datang kesini untuk membunuh Pangeran Salim ! kita telah dibodohi sama dia !” ujar Rashid, mendengar cerita suaminya Zil Bahar sangat terkejut, “Pantas saja, tempo hari dia meminta aku untuk mengajaknya menemui pangeran Salim” ujar Rashid sambil teringat ketika Yakub bertemu dengan Salim dirumah nenek Fatima dulu,
waktu itu Salim sedang melakukan pekerjaannya dan Yakub tiba tiba mengatakan : “Waaah … kita mungkin nggak punya kesempatan untuk bertemu dengan pangeran Salim lagi nanti” ujar Yakub. Tepat pada saat itu Todar Maal dan para prajurit sudah sampai dirumah Rashid dan langsung menangkap Rashid, Zil Bahar dan Nadira tidak bisa berbuat banyak melihat Rashid ditangkap.
Akhirnya Rashid dihadapkan ke depan Jalal di ruang sidang kerajaan ditemani oleh istrinya Zil Bahar, “Yang Mulia, saya memang memberikan tumpangan untuk Yakub, akan tetapi saya tidak tahu kalo dia datang kesini untuk membunuh Pangeran Salim” ujar Rashid, “Kami telah dibodohi oleh dia, Yang Mulia” ujar Rashid lagi, “Tapi dulu Rashid juga bekerja di Istana Raja Parog, Yang Mulia” sela Todar Maal,
“Yaaa itu benar , saya dulu bekerja disana tapi saya tidak ada kaitannya dengan rencana pembunuhan Pangeran Salim, Yang Mulia … tolong saya mohon … maafkan saya, Yang Mulia” pinta Rashid. “Kami tidak pernah melakukan apapun untuk menyakiti Pangeran Salim, Yang Mulia … kami sangat mencintai Pangeran Salim seperti layaknya anak kami sendiri” sela Zil Bahar sambil menangis,
Sementara itu Jodha yang berada di tempat para Ratu langsung menimpali ucapan Zil Bahar “Dia benar ! karena mereka pernah menyelamatkan Salim sebelumnya” ujar Jodha, “Tapi kesetiaan dapat saja berubah, Ratu Jodha dan mungkin bisa saja mereka melakukan itu semua agar Yang Mulia percaya dengan mereka” kata Rukayah.
Kemudian salah satu menteri berkata : “Yang jelas dia telah membantu penghianat ini, Yang Mulia … jadi dia pasti terlibat dengan kejahatan yang mereka buat” , Rashid benar benar tidak berdaya, dirinya tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan karena Rashid tidak punya bukti yang bisa menunjukkan bahwa dia tidak terlibat dengan aksi yang direncanakan oleh Yakub, sementara Yakub nampak kebingungan sendiri ,
akhirnya Rashid angkat bicara : “Yang Mulia, yaaa secara tidak langsung saya memang membantunya untuk membunuh Pangeran Salim, kalo begitu hukumlah saya, saya terima” ujar Rashid tak berdaya, mendengar pengakuan Rashid Jalalpun langsung berkata : “Keputusanku adalah…” Dengan Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 378 pun berakhir. Ayo simak terus Kisah selanjutnya pada Episode 379 berikutnya Hanya di Lampungway.com