Lampungway.com – Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 388. Pada Kisah dalam Sinopsis Jodha Akbar Episode 387 sebelumnya, Debroo menuliskan tentang bagaimana Ratu Ruqaiya kebakaran jenggot melihat Raja Jalal mengenakan kembali Mahkota Mariam Uz Zamani kepada Ratu Jodha. Ruqaiya juga sangat khawatir jika Reesham sampai membocorkan rahasia keterlibatanya dalam kejahatan itu. Mari simak kelanjutanya. #389
Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 388
Malam itu Jodha mendatangi Reesham didalam penjara bersama dengan Zakira dan pengawal Kerajaan, Jodha benar benar marah pada Reesham karena Reeshamlah yang telah membuat Salim mengkonsumsi opium, “Reesham, aku tidak pernah memperlakukan kamu dengan buruk, aku selalu mendukungmu, bahkan atas desakanmu aku melawan suamiku sendiri dan menolong Maham Anga di hari terakhirnya, aku tidak tahu ternyata kamu memiliki kebencian yang amat dalam, aku tidak tahu ternyata kamu akan melakukan hal ini pada anakku !” kata Jodha dengan nada tinggi,
“Aku tidak menyesal dengan kesalahan yang aku buat ini, Ratu Jodha … aku setia pada Maham Anga dan aku bangga akan hal itu, aku adalah pelayan Maham Anga bukan pelayan Kesultanan Mughal, jika aku punya kesempatan aku pasti akan menyerang lagi, Yang Mulia Ratu” ujar Reesham dengan nada bangga,
“Reeeessshaaaammmm !!” teriak Jodha sambil menampar muka Reesham cukup keras hingga bibir Reeshampun berdarah , tepat pada saat itu Rukayah juga mau menemui Reesham, tapi kemudian Rukayah segera bersembunyi dan mengawasi mereka dari kejauhan, Rukayah tidak menyangka kalau Jodha akan marah seperti itu.
“Cukup, Reesham ! aku biasanya selalu mengampuni para pengkhianat untuk kebaikan Kesultanan Mughal tapi sekarang tidak lagi ! hari ini seorang ibu berdiri didepan kamu, Reesham ! dan aku tidak akan membiarkan kamu membahayakan anakku !” bentak Jodha. Dari kejauhan Rukayah sangat terkejut melihat amarah Jodha yang diluar dugaannya, “Jika seseorang berusaha untuk mempengaruhi anakku dengan kejahatannya, aku tidak akan memberikan toleransi untuk itu !” kata Jodha.
Sambil terus mengawasi dari kejauhan, dalam hati Rukayah berkata : “Gawat, bisa jadi masalah ini akan terbongkar, bisa jadi Reesham akan menyebutkan namaku sebagai pelakunya” bathin Rukayah gelisah, tapi tak berapa lama kemudian Jodha meninggalkan Reesham diikuti oleh Zakira dan pengawal lainnya.
Setelah Jodha pergi menjauh, Rukayah keluar dari persembunyiannya dan menemui Reesham didalam tahanan, pada sat itu Reesham sedang menangis dan darah dari dalam mulutnya semakin mengucur deras, sementara kedua tangannya diborgol. Begitu melihat Rukayah, Reesham berhenti menangis, “Aku melihat binar ketakutan dimatamu, Ratu Rukayah” kata Reesham, “Apa ? ketakutan ?” ujar Rukayah,
“Yaaa … ketakutan apabila kebenaran itu terungkap bahwa kamulah yang memberikan opium itu ke Salim bukan aku ! apakah kamu kira aku tidak tahu tentang hal itu ?” kata Reesham, “Tapi aku tidak akan menceritakannya pada siapapun karena aku rasa setelah kematianku nanti, ada seseorang yang akan mengambil misi Maham Anga nantinya tapi sekarang aku jadi berfikir untuk mengungkapkan saja kebenarannya, agar ada pesta besar di Kesultanan Mughal !” kata Reesham sambil mengejek Rukayah, sementara Rukayah hanya memandangnya dengan sinis,
“Apakah kamu pikir mereka akan mempercayai kamu ?” tanya Rukayah sinis, “Yaaa … mungkin tidak ! tapi paling tidak akan ada keraguan dibenak setiap orang , keragu raguan atau kecurigaan akan menghancurkan sebuah hubungan !” ejek Reesham lagi, “Kalau kamu akan mengungkapkan kebenaran, kamu lebih baik buka mulutmu !” ujar Rukayah sambil mengeluarkan sebuah botol racun yang sudah dibawanya sedari tadi, ketika Reesham melihat botol racun itu, Reesham sangat ketakutan,
“Ratu Rukayah maafkan aku … maafkan aku Ratu Rukayah, aku cuma bercanda saja tadi … aku tidak akan mengatakan apa apa, aku tidak akan menceritakan apapun, Ratu Rukayah … sungguh” pinta Reesham dengan nada memelas, “Tapi bagaimana kalau kamu buka mulut ? aku tidak bisa mengambil resiko ini, Reesham … lebih baik aku tutup mulutmu saja !” ujar Rukayah sambil memaksa Reesham meminum racun tersebut, Reesham yang tangannya diborgol tidak bisa berbuat apa apa ketika Rukayah memaksanya menelan racun itu, akhirnya Reeshampun tewas seketika itu juga dengan kondisi tubuhnya terkulai kebawah dengan matanya yang terbuka membelalak . Rukayah tersenyum sinis melihatnya, “Sekarang … kamu tidak bisa berkata apa apa lagi, Reesham” ujar Rukayah sambil berlalu dari sana.
Malam itu Jalal tidak bisa tidur, hatinya gelisah … Jalal termangu didepan jendela kamarnya, tiba tiba Jodha menemuinya, “Yang Mulia … kamu belum tidur ? hari sudah malam” tanya Jodha , “Aku tidak mengantuk, Ratu Jodha” ujar Jalal, “Aku sedang berfikir bagaimana caranya agar Salim belajar latihan berperang dari Todar Maal dan Maan Sigh” ujar Jalal lagi, “Dia hanya seorang anak kecil, Yang Mulia” bela Jodha, “Sekhu Baba bukan anak biasa, Ratu Jodha … tidaklah mudah untuk menjadi seorang Raja, dia harus belajar banyak hal” ujar Jalal,
“Yang Mulia, apakah kamu pernah melihat seekor ikan mengajari anaknya belajar berenang ? tidak kan ? seorang anak belajar dari orang tuanya … sama juga dengan Salim, Salim akan belajar semuanya dibawah bimbinganmu” kata Jodha, “Aku kira aku harus menjauhkan Salim dariku” ujar Jalal, “Kenapa dia harus belajar dari kamu, Yang Mulia ?” tanya Jodha, “Iyaaa itu pasti, Ratu Jodha … aku tidak ingin pengaruhku memberikan rintangan untuk menuju kesuksessannya nanti, Ratu Jodha” ujar Jalal lagi.
“Dia bisa mendapatkan semuanya dengan kemewahan, dia bisa meminta apapun yang dia butuhkan tapi kalau kemudian dia kecanduan, itu tidak benar, Ratu Jodha !” ujar Jalal, Jodha hanya diam saja mendengarkan penjelasan dari suaminya. “Dia bisa belajar pedang dariku tapi dia harus menjadi seorang ahli pedang yang lebih baik daripada aku, dia bisa melukaiku ketika bertarung, itu bisa aku terima tapi ketika ada seseorang yang berusaha melukainya, itu tidak bisa aku terima !” ujar Jalal,
“Dia akan menjadi seperti yang kamu inginkan, Yang Mulia … tapi semua itu butuh waktu, buah akan matang pada waktunya diatas pohonnya, kamu tidak akan mendapat apa apa sebelum tiba saatnya” kata Jodha, Jalal tersenyum mendengar penjelasan istrinya, “Akan tetapi … aku mendapatkanmu sebelum waktunya, Ratu Jodha” ujar Jalal sambil membelai kepala Jodha dan merengkuhnya dalam pelukannya sambil tersenyum bahagia, Jodhapun menurut sambil tersenyum.
Di kamar Salim, saat itu Salim sedang bermain panah sendirian, kamarnya penuh dengan barang barang yang pecah akibat hentakan panah Salim, tak lama kemudian Moti memasuki kamar Salim, “Pangeran … jangan memanah disini, pergilah ke taman dan berlatihlah disana” kata Moti, “Aku adalah pewaris tahta Kerajaan ! aku bisa berbuat apapun sesuka hatiku !” bentak Salim sambil terus memanah, “Iyaaa … tapi ibumu adalah Mariam Uz Zamani dan dia telah meminta kamu untuk bersiap siap dan segera menemuinya” ujar Moti sambil mengambil busur dari tangan Salim tapi kemudian direbut kembali oleh Salim,
“Aku tidak akan pergi kemana mana, tinggalkan aku sendirian !” bentak Salim lagi, “Pangeran, kenapa kamu begitu marah pada ibumu ? dia adalah ibu yang sangat baik, dia selalu memasakan makanan untukmu, menyanyikan lagu sebelum kamu tidur, bagaimana bisa kamu begitu marah pada ibumu yang begitu baik ?” tanya Moti, “Aku tidak mau mendengarnya !” bentak Salim sambil melemparkan sebuah gelas yang langsung mengenai kening Moti hingga mengeluarkan darah, persis pada saat itu Jodha memasuki kamar Salim,
“Salim ! apa yang kamu lakukan barusan !” tanya Jodha, “Apakah kamu akan menghukum aku juga untuk hal ini ?” tanya Salim, “Apakah kamu juga akan melaporkan hal ini ke ayah ? pergilah …. dan lakukan apa yang ibu suka, aku tidak takut !” tantang Salim sambil berlalu dari sana, Jodha benar benar kaget melihat kelakuan Salim yang semakin hari semakin nakal, Jodha segera ingin mengejarnya tapi Moti menghentikan langkah Jodha, “Jodha ! biarkan saja … dia hanya anak anak” kata Moti, “Dia memang seorang anak kecil tapi apakah dengan begitu dia bisa berbuat semaunya ? aku harus menghukumnya untuk perbuatannya ini !” tegas Jodha.
“Dia belum bisa menerima hukuman secepat itu, Jodha … jika kamu menghukumnya sekarang, dia akan menjadi lebih nakal, jangan ceritakan hal ini ke Yang Mulia, Jodha” pinta Moti, “Dengan berjalannya waktu … Salim akan belajar semuanya” kata Moti lagi, “Apa yang harus aku lakukan, Moti ? kelakuannya semakin nakal dari hari ke hari” ujar Jodha sambil memperhatikan luka dikening Moti, “Aku akan mengobati lukamu dengan creamku, Moti “ kata Jodha sambil mengajak Moti ke kamarnya.
Salim mendatangi Rukayah yang sedang bersantai dikamarnya, saat itu Salim datang sambil menangis dan langsung memeluk Rukayah, “Aku tidak suka Mariam Uz Zamani …. aku tidak mau menemuinya” kata Salim sambil menangis, “Ada apa, Salim ? apa yang terjadi ?” tanya Rukayah,
“Aku waktu itu sedang bermain dan tanpa sengaja aku melukai Moti Bai, kemudian Mariam Uz Zamani menegurku, dia dan Yang Mulia Raja hanya bisa menegurku saja …. Kenapa mereka tidak mencintai aku seperti kamu mencintaiku ?” kata Salim lagi, “Dia pasti akan melaporkannya ke Yang Mulia” rengek Salim dalam tangisanya,
“Salim, aku tahu apa yang dilakukan oleh Ratu Jodha itu salah, siapa itu Moti Bai ? dia hanyalah seorang pelayan dan kamu adalah seorang pewaris tahta Kerajaan, kamu bisa berbuat apapun sesuka hatimu pada seorang pelayan, Ratu Jodha memang lebih mementingkan pelayannya ketimbang anaknya sendiri !” ujar Rukayah , “Jangan khawatir, Salim … berhentilah menangis” pinta Rukayah,
“Bagaimana kalau Ratu Jodha menceritakan semuanya ke Yang Mulia ?” tanya Salim, “Yang Mulia pasti akan menjatuhi hukuman lagi padaku, bisa jadi dia akan membuang aku kembali !” kata Salim, “Tidak akan terjadi apa apa, aku ada disini untukmu, aku akan mengatur segalanya” ujar Rukayah sambil meluk Salim dan menyengir sinis seperti biasa.
Siang itu Jodha sedang melakukan pemujaan di taman, dilihatnya Jalal juga berada disana, dari kejauhan mereka saling memandang satu sama lain sambil tersenyum bahagia, kemudian mereka berjalan kearah tengah taman dan bertemu disana. Jodha yang sedari tadi membawa nampan aarti langsung menyodorkannya ke Jalal dan Jalal mengambil asap api anugerah tersebut dan mengusapkannya ke kepalanya sambil terus tersenyum memandangi wajah istrinya.
Tiba tiba terdengar alunan music yang begitu merdu dibalkon istana, “Nampaknya Tansen sedang latihan music dengan lagunya” kata Jalal, “Ayoo … kita lihat, Yang Mulia … aku ingin mendengarkan bhajans” ujar Jodha, Jalalpun setuju, “Ayooo kita kesana !” ajak Jalal. Ketika mereka sampai diteras balkon istana, Jodha dan Jalal sangat terkejut begitu mengetahui bahwa yang bermain alat music adalah Mehtab, anak Bahksi Bano.
Mehtabpun tersenyum bgitu melihat paman dan bibinya datang menemuinya “Ini sebuah keajaiban Tuhan, Ratu Jodha” kata Jalal, “Dia mendengar saja tidak bisa tapi dia bisa memainkan alat music ini dengan indahnya, dia bahkan tidak pernah berlatih music ini sebelumnya” kata Jalal kemudian Jalal memerintahkan pelayanannya untuk memanggil Tansen, tak berapa lama kemudian Tansen datang menemui mereka.
“Tansen, bagaimana Mehtab bisa bermain alat music ini ? padahal dia tidak bisa mendengar, iya kan ?” tanya Jalal, “Dia belajar sangat cepat, Yang Mulia … dia belajar apa yang dia lihat, dia melihat saya bermain musik kemudian mengambil alat music itu dan memainkannya, dia telah belajar dengan hanya melihat saja, Yang Mulia” ujar Tansen. “Kalau begitu, aku meminta kamu untuk melatihnya bermain music, Tansen !” kata Jalal, Tansenpun mengangguk tanda setuju.
Jalal sedang berdandan dibantu oleh para pelayannya ketika Rukayah memasuki kamarnya, “Aku ingin bicara denganmu, Jalal” pinta Rukayah kemudian Jalal menyuruh semua pelayannya pergi meninggalkan mereka berdua, “Ada apa Rukayah ?” tanya Jalal, “Tolong … jangan marahi, Salim, aku tahu dia telah melakukan kesalahan dan kamu akan menghukumnya tapi dia hanya seorang anak kecil” bela Rukayah, “Apa yang kamu katakan, Rukayah ? kesalahan apalagi yang dia perbuat ?” tanya Jalal penasaran, “Apaaa ?? Jadi Ratu Jodha belum menceritakannya ke kamu tentang hal ini ? kalo begitu aku pergi saja …” ujar Rukayah sambil berbalik hendak meninggalkan Jalal, “Berhenti !” kata Jalal menghentikan langka h Rukayah, Rukayah tersenyum sinis mendengarnya, inilah saat yang tepat untuk memisahkan Jalal dan Jodha yaitu dengan cara membuat mereka saling bertengkar satu sama lain, Rukayah menyeringai senang.
“Katakan ! apa yang Ratu Jodha sembunyikan dariku ?? katakan padaku yang sebenarnya Rukayah ?” pinta Jalal, kemudian Rukayah berbalik kembali kearah Jalal, “Sebenarnya, tadi Salim melukai Moti Bai, Jalal … secara tidak sengaja, aku kira Ratu Jodha akan menceritakannya padamu tentang hal ini, aku seharusnya tidak menceritakan soal ini ke kamu, Jalal … kalau Ratu Jodha juga tidak menceritakannya “ kata Rukayah sambil mengitari dibelakang Jalal, Jalal hanya diam mendengarkan cerita Rukayah, ada perasaan tidak suka ketika mengetahui Jodha menyembunyikan sesuatu darinya. “Maksudku ….tolong jangan hukum Salim, Jalal … dia hanyalah anak anak” pinta Rukayah memelas. Jalal hanya diam saja dengan muka marahnya yang kembali menghiasi raut wajahnya kemudian Jalal segera berlalu meninggalkan Rukayah, sementara Rukayah tersenyum girang, dalam hatinya berkata : “Sekarang pekerjaanku telah selesai ! sekarang kemarahan Jalal akan menyelesaikan semua pekerjaanku !” bathinnya sambil menyengir sinis.
Dikamar Jodha, Jodha dan Moti sedang melakukan pemujaan pada Dewa Kahnaa, “Moti, lihat … hari ini Kahnaa kelihatan indah sekali” kata Jodha, tepat pada saat itu Jalal memasuki kamar Jodha, Moti langsung bangkit dan memberikan salam ke Jalal sementara Jodha masih asyik merapikan kuil Dewa Kahnaa, “Moti, bagaimana kamu dapat luka dikeningmu itu ?” tanya Jalal sambil menatap Moti tajam, Moti yang ditanya seperti itu kebingungan mencari jawabannya,
“Eeeh …. Ini saya terpeleset di taman, Yang Mulia” jawab Moti sambil memegangi luka dikeningnya sementara Jodha hanya diam saja mendengarkan percakapan mereka sambil terus merapikan kuil Dewa Khanaa. “Aku pikir ada seseorang yang melemparkan sesuatu ke wajahmu, Moti … menyembunyikan kesalahan seorang Pangeran itu bukan hal yang baik, kamu sudah seperti bibi untuk Salim, kamu harus mengerti itu, sekarang … kamu boleh pergi” kata Jalal, Motipun berlalu dari sana meninggalkan Jodha dan Jalal, sementara itu Jodha yang sedari tadi duduk dibawah didepan kuil Dewa Kahna berdiri dan menghampiri kearah Jalal.
“Ratu Jodha, aku tahu kalau kamu sangat mencintai Salim, akan tetapi menyembunyikan kesalahannya itu tidak benar ! kamu jangan terlalu memanjakannya” kata Jalal dengan nada marah, Jodha hanya diam saja mendengarkan kata kata suaminya, “Kamu memutuskan untuk tidak menceritakan soal ini ke aku kan ? okee … tapi ketika Moti berbohong padaku tadi, kamu diam saja … kapan kamu bisa mengerti kalau Salim adalah pewaris tahta Kerajaan ? Ratu Rukayah sudah menceritakan semuanya ke aku, hari ini Salim melukai Moti … bagaimana kalo suatu saat nanti dia menyakiti rakyatnya ?” kata Jalal dengan nada tinggi,
“Yang Mulia , aku telah menegur Salim … tapi kamu tahu apa yang dia katakan ke aku ? dia bilang aku akan melaporkan semua ini ke kamu dan kamu akan menghukumnya, Salim belum bisa menerima kesalahannya yang dulu, itulah sebabnya aku tidak menceritakannya ke kamu karena nanti kamu pasti akan menghukumnya” ujar Jodha, “Moti memang sudah seperti bibinya Salim, itulah mengapa dia juga diam” ujar Jodha lagi, “Jadi apa yang aku lakukan ini salah ? jika dia tidak bisa mengerti dengan cara halus, kita harus keras padanya, Ratu Jodha !” kata Jalal dengan nada marah.
“Dia telah melukai Moti, itu adalah sebuah kekerasan … apa yang akan dia perbuat dimasa depannya ? aku akan menghukumnya, Ratu Jodha !” kata Jalal lagi dengan nada tinggi, “Ini bukan sebuah cara untuk menyelesaikan masalah, Yang Mulia” bela Jodha, “Aku harus menghukum pewaris tahta Kerajaan untuk kesalahannya, aku akan menghukumnya ! pelayan ! panggil Sekhu Baba kesini !” perintah Jalal, Jodhapun kaget mendengarnya. Dengan Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 388 pun berakhir. Ayo simak terus Kisah selanjutnya pada Episode 389 berikutnya Hanya di Lampungway.com
“Aku tidak menyesal dengan kesalahan yang aku buat ini, Ratu Jodha … aku setia pada Maham Anga dan aku bangga akan hal itu, aku adalah pelayan Maham Anga bukan pelayan Kesultanan Mughal, jika aku punya kesempatan aku pasti akan menyerang lagi, Yang Mulia Ratu” ujar Reesham dengan nada bangga,
“Reeeessshaaaammmm !!” teriak Jodha sambil menampar muka Reesham cukup keras hingga bibir Reeshampun berdarah , tepat pada saat itu Rukayah juga mau menemui Reesham, tapi kemudian Rukayah segera bersembunyi dan mengawasi mereka dari kejauhan, Rukayah tidak menyangka kalau Jodha akan marah seperti itu.
“Cukup, Reesham ! aku biasanya selalu mengampuni para pengkhianat untuk kebaikan Kesultanan Mughal tapi sekarang tidak lagi ! hari ini seorang ibu berdiri didepan kamu, Reesham ! dan aku tidak akan membiarkan kamu membahayakan anakku !” bentak Jodha. Dari kejauhan Rukayah sangat terkejut melihat amarah Jodha yang diluar dugaannya, “Jika seseorang berusaha untuk mempengaruhi anakku dengan kejahatannya, aku tidak akan memberikan toleransi untuk itu !” kata Jodha.
Sambil terus mengawasi dari kejauhan, dalam hati Rukayah berkata : “Gawat, bisa jadi masalah ini akan terbongkar, bisa jadi Reesham akan menyebutkan namaku sebagai pelakunya” bathin Rukayah gelisah, tapi tak berapa lama kemudian Jodha meninggalkan Reesham diikuti oleh Zakira dan pengawal lainnya.
Setelah Jodha pergi menjauh, Rukayah keluar dari persembunyiannya dan menemui Reesham didalam tahanan, pada sat itu Reesham sedang menangis dan darah dari dalam mulutnya semakin mengucur deras, sementara kedua tangannya diborgol. Begitu melihat Rukayah, Reesham berhenti menangis, “Aku melihat binar ketakutan dimatamu, Ratu Rukayah” kata Reesham, “Apa ? ketakutan ?” ujar Rukayah,
“Yaaa … ketakutan apabila kebenaran itu terungkap bahwa kamulah yang memberikan opium itu ke Salim bukan aku ! apakah kamu kira aku tidak tahu tentang hal itu ?” kata Reesham, “Tapi aku tidak akan menceritakannya pada siapapun karena aku rasa setelah kematianku nanti, ada seseorang yang akan mengambil misi Maham Anga nantinya tapi sekarang aku jadi berfikir untuk mengungkapkan saja kebenarannya, agar ada pesta besar di Kesultanan Mughal !” kata Reesham sambil mengejek Rukayah, sementara Rukayah hanya memandangnya dengan sinis,
“Apakah kamu pikir mereka akan mempercayai kamu ?” tanya Rukayah sinis, “Yaaa … mungkin tidak ! tapi paling tidak akan ada keraguan dibenak setiap orang , keragu raguan atau kecurigaan akan menghancurkan sebuah hubungan !” ejek Reesham lagi, “Kalau kamu akan mengungkapkan kebenaran, kamu lebih baik buka mulutmu !” ujar Rukayah sambil mengeluarkan sebuah botol racun yang sudah dibawanya sedari tadi, ketika Reesham melihat botol racun itu, Reesham sangat ketakutan,
“Ratu Rukayah maafkan aku … maafkan aku Ratu Rukayah, aku cuma bercanda saja tadi … aku tidak akan mengatakan apa apa, aku tidak akan menceritakan apapun, Ratu Rukayah … sungguh” pinta Reesham dengan nada memelas, “Tapi bagaimana kalau kamu buka mulut ? aku tidak bisa mengambil resiko ini, Reesham … lebih baik aku tutup mulutmu saja !” ujar Rukayah sambil memaksa Reesham meminum racun tersebut, Reesham yang tangannya diborgol tidak bisa berbuat apa apa ketika Rukayah memaksanya menelan racun itu, akhirnya Reeshampun tewas seketika itu juga dengan kondisi tubuhnya terkulai kebawah dengan matanya yang terbuka membelalak . Rukayah tersenyum sinis melihatnya, “Sekarang … kamu tidak bisa berkata apa apa lagi, Reesham” ujar Rukayah sambil berlalu dari sana.
Malam itu Jalal tidak bisa tidur, hatinya gelisah … Jalal termangu didepan jendela kamarnya, tiba tiba Jodha menemuinya, “Yang Mulia … kamu belum tidur ? hari sudah malam” tanya Jodha , “Aku tidak mengantuk, Ratu Jodha” ujar Jalal, “Aku sedang berfikir bagaimana caranya agar Salim belajar latihan berperang dari Todar Maal dan Maan Sigh” ujar Jalal lagi, “Dia hanya seorang anak kecil, Yang Mulia” bela Jodha, “Sekhu Baba bukan anak biasa, Ratu Jodha … tidaklah mudah untuk menjadi seorang Raja, dia harus belajar banyak hal” ujar Jalal,
“Yang Mulia, apakah kamu pernah melihat seekor ikan mengajari anaknya belajar berenang ? tidak kan ? seorang anak belajar dari orang tuanya … sama juga dengan Salim, Salim akan belajar semuanya dibawah bimbinganmu” kata Jodha, “Aku kira aku harus menjauhkan Salim dariku” ujar Jalal, “Kenapa dia harus belajar dari kamu, Yang Mulia ?” tanya Jodha, “Iyaaa itu pasti, Ratu Jodha … aku tidak ingin pengaruhku memberikan rintangan untuk menuju kesuksessannya nanti, Ratu Jodha” ujar Jalal lagi.
“Dia bisa mendapatkan semuanya dengan kemewahan, dia bisa meminta apapun yang dia butuhkan tapi kalau kemudian dia kecanduan, itu tidak benar, Ratu Jodha !” ujar Jalal, Jodha hanya diam saja mendengarkan penjelasan dari suaminya. “Dia bisa belajar pedang dariku tapi dia harus menjadi seorang ahli pedang yang lebih baik daripada aku, dia bisa melukaiku ketika bertarung, itu bisa aku terima tapi ketika ada seseorang yang berusaha melukainya, itu tidak bisa aku terima !” ujar Jalal,
“Dia akan menjadi seperti yang kamu inginkan, Yang Mulia … tapi semua itu butuh waktu, buah akan matang pada waktunya diatas pohonnya, kamu tidak akan mendapat apa apa sebelum tiba saatnya” kata Jodha, Jalal tersenyum mendengar penjelasan istrinya, “Akan tetapi … aku mendapatkanmu sebelum waktunya, Ratu Jodha” ujar Jalal sambil membelai kepala Jodha dan merengkuhnya dalam pelukannya sambil tersenyum bahagia, Jodhapun menurut sambil tersenyum.
Di kamar Salim, saat itu Salim sedang bermain panah sendirian, kamarnya penuh dengan barang barang yang pecah akibat hentakan panah Salim, tak lama kemudian Moti memasuki kamar Salim, “Pangeran … jangan memanah disini, pergilah ke taman dan berlatihlah disana” kata Moti, “Aku adalah pewaris tahta Kerajaan ! aku bisa berbuat apapun sesuka hatiku !” bentak Salim sambil terus memanah, “Iyaaa … tapi ibumu adalah Mariam Uz Zamani dan dia telah meminta kamu untuk bersiap siap dan segera menemuinya” ujar Moti sambil mengambil busur dari tangan Salim tapi kemudian direbut kembali oleh Salim,
“Aku tidak akan pergi kemana mana, tinggalkan aku sendirian !” bentak Salim lagi, “Pangeran, kenapa kamu begitu marah pada ibumu ? dia adalah ibu yang sangat baik, dia selalu memasakan makanan untukmu, menyanyikan lagu sebelum kamu tidur, bagaimana bisa kamu begitu marah pada ibumu yang begitu baik ?” tanya Moti, “Aku tidak mau mendengarnya !” bentak Salim sambil melemparkan sebuah gelas yang langsung mengenai kening Moti hingga mengeluarkan darah, persis pada saat itu Jodha memasuki kamar Salim,
“Salim ! apa yang kamu lakukan barusan !” tanya Jodha, “Apakah kamu akan menghukum aku juga untuk hal ini ?” tanya Salim, “Apakah kamu juga akan melaporkan hal ini ke ayah ? pergilah …. dan lakukan apa yang ibu suka, aku tidak takut !” tantang Salim sambil berlalu dari sana, Jodha benar benar kaget melihat kelakuan Salim yang semakin hari semakin nakal, Jodha segera ingin mengejarnya tapi Moti menghentikan langkah Jodha, “Jodha ! biarkan saja … dia hanya anak anak” kata Moti, “Dia memang seorang anak kecil tapi apakah dengan begitu dia bisa berbuat semaunya ? aku harus menghukumnya untuk perbuatannya ini !” tegas Jodha.
“Dia belum bisa menerima hukuman secepat itu, Jodha … jika kamu menghukumnya sekarang, dia akan menjadi lebih nakal, jangan ceritakan hal ini ke Yang Mulia, Jodha” pinta Moti, “Dengan berjalannya waktu … Salim akan belajar semuanya” kata Moti lagi, “Apa yang harus aku lakukan, Moti ? kelakuannya semakin nakal dari hari ke hari” ujar Jodha sambil memperhatikan luka dikening Moti, “Aku akan mengobati lukamu dengan creamku, Moti “ kata Jodha sambil mengajak Moti ke kamarnya.
Salim mendatangi Rukayah yang sedang bersantai dikamarnya, saat itu Salim datang sambil menangis dan langsung memeluk Rukayah, “Aku tidak suka Mariam Uz Zamani …. aku tidak mau menemuinya” kata Salim sambil menangis, “Ada apa, Salim ? apa yang terjadi ?” tanya Rukayah,
“Aku waktu itu sedang bermain dan tanpa sengaja aku melukai Moti Bai, kemudian Mariam Uz Zamani menegurku, dia dan Yang Mulia Raja hanya bisa menegurku saja …. Kenapa mereka tidak mencintai aku seperti kamu mencintaiku ?” kata Salim lagi, “Dia pasti akan melaporkannya ke Yang Mulia” rengek Salim dalam tangisanya,
“Salim, aku tahu apa yang dilakukan oleh Ratu Jodha itu salah, siapa itu Moti Bai ? dia hanyalah seorang pelayan dan kamu adalah seorang pewaris tahta Kerajaan, kamu bisa berbuat apapun sesuka hatimu pada seorang pelayan, Ratu Jodha memang lebih mementingkan pelayannya ketimbang anaknya sendiri !” ujar Rukayah , “Jangan khawatir, Salim … berhentilah menangis” pinta Rukayah,
“Bagaimana kalau Ratu Jodha menceritakan semuanya ke Yang Mulia ?” tanya Salim, “Yang Mulia pasti akan menjatuhi hukuman lagi padaku, bisa jadi dia akan membuang aku kembali !” kata Salim, “Tidak akan terjadi apa apa, aku ada disini untukmu, aku akan mengatur segalanya” ujar Rukayah sambil meluk Salim dan menyengir sinis seperti biasa.
Siang itu Jodha sedang melakukan pemujaan di taman, dilihatnya Jalal juga berada disana, dari kejauhan mereka saling memandang satu sama lain sambil tersenyum bahagia, kemudian mereka berjalan kearah tengah taman dan bertemu disana. Jodha yang sedari tadi membawa nampan aarti langsung menyodorkannya ke Jalal dan Jalal mengambil asap api anugerah tersebut dan mengusapkannya ke kepalanya sambil terus tersenyum memandangi wajah istrinya.
Tiba tiba terdengar alunan music yang begitu merdu dibalkon istana, “Nampaknya Tansen sedang latihan music dengan lagunya” kata Jalal, “Ayoo … kita lihat, Yang Mulia … aku ingin mendengarkan bhajans” ujar Jodha, Jalalpun setuju, “Ayooo kita kesana !” ajak Jalal. Ketika mereka sampai diteras balkon istana, Jodha dan Jalal sangat terkejut begitu mengetahui bahwa yang bermain alat music adalah Mehtab, anak Bahksi Bano.
Mehtabpun tersenyum bgitu melihat paman dan bibinya datang menemuinya “Ini sebuah keajaiban Tuhan, Ratu Jodha” kata Jalal, “Dia mendengar saja tidak bisa tapi dia bisa memainkan alat music ini dengan indahnya, dia bahkan tidak pernah berlatih music ini sebelumnya” kata Jalal kemudian Jalal memerintahkan pelayanannya untuk memanggil Tansen, tak berapa lama kemudian Tansen datang menemui mereka.
“Tansen, bagaimana Mehtab bisa bermain alat music ini ? padahal dia tidak bisa mendengar, iya kan ?” tanya Jalal, “Dia belajar sangat cepat, Yang Mulia … dia belajar apa yang dia lihat, dia melihat saya bermain musik kemudian mengambil alat music itu dan memainkannya, dia telah belajar dengan hanya melihat saja, Yang Mulia” ujar Tansen. “Kalau begitu, aku meminta kamu untuk melatihnya bermain music, Tansen !” kata Jalal, Tansenpun mengangguk tanda setuju.
Jalal sedang berdandan dibantu oleh para pelayannya ketika Rukayah memasuki kamarnya, “Aku ingin bicara denganmu, Jalal” pinta Rukayah kemudian Jalal menyuruh semua pelayannya pergi meninggalkan mereka berdua, “Ada apa Rukayah ?” tanya Jalal, “Tolong … jangan marahi, Salim, aku tahu dia telah melakukan kesalahan dan kamu akan menghukumnya tapi dia hanya seorang anak kecil” bela Rukayah, “Apa yang kamu katakan, Rukayah ? kesalahan apalagi yang dia perbuat ?” tanya Jalal penasaran, “Apaaa ?? Jadi Ratu Jodha belum menceritakannya ke kamu tentang hal ini ? kalo begitu aku pergi saja …” ujar Rukayah sambil berbalik hendak meninggalkan Jalal, “Berhenti !” kata Jalal menghentikan langka h Rukayah, Rukayah tersenyum sinis mendengarnya, inilah saat yang tepat untuk memisahkan Jalal dan Jodha yaitu dengan cara membuat mereka saling bertengkar satu sama lain, Rukayah menyeringai senang.
“Katakan ! apa yang Ratu Jodha sembunyikan dariku ?? katakan padaku yang sebenarnya Rukayah ?” pinta Jalal, kemudian Rukayah berbalik kembali kearah Jalal, “Sebenarnya, tadi Salim melukai Moti Bai, Jalal … secara tidak sengaja, aku kira Ratu Jodha akan menceritakannya padamu tentang hal ini, aku seharusnya tidak menceritakan soal ini ke kamu, Jalal … kalau Ratu Jodha juga tidak menceritakannya “ kata Rukayah sambil mengitari dibelakang Jalal, Jalal hanya diam mendengarkan cerita Rukayah, ada perasaan tidak suka ketika mengetahui Jodha menyembunyikan sesuatu darinya. “Maksudku ….tolong jangan hukum Salim, Jalal … dia hanyalah anak anak” pinta Rukayah memelas. Jalal hanya diam saja dengan muka marahnya yang kembali menghiasi raut wajahnya kemudian Jalal segera berlalu meninggalkan Rukayah, sementara Rukayah tersenyum girang, dalam hatinya berkata : “Sekarang pekerjaanku telah selesai ! sekarang kemarahan Jalal akan menyelesaikan semua pekerjaanku !” bathinnya sambil menyengir sinis.
Dikamar Jodha, Jodha dan Moti sedang melakukan pemujaan pada Dewa Kahnaa, “Moti, lihat … hari ini Kahnaa kelihatan indah sekali” kata Jodha, tepat pada saat itu Jalal memasuki kamar Jodha, Moti langsung bangkit dan memberikan salam ke Jalal sementara Jodha masih asyik merapikan kuil Dewa Kahnaa, “Moti, bagaimana kamu dapat luka dikeningmu itu ?” tanya Jalal sambil menatap Moti tajam, Moti yang ditanya seperti itu kebingungan mencari jawabannya,
“Eeeh …. Ini saya terpeleset di taman, Yang Mulia” jawab Moti sambil memegangi luka dikeningnya sementara Jodha hanya diam saja mendengarkan percakapan mereka sambil terus merapikan kuil Dewa Khanaa. “Aku pikir ada seseorang yang melemparkan sesuatu ke wajahmu, Moti … menyembunyikan kesalahan seorang Pangeran itu bukan hal yang baik, kamu sudah seperti bibi untuk Salim, kamu harus mengerti itu, sekarang … kamu boleh pergi” kata Jalal, Motipun berlalu dari sana meninggalkan Jodha dan Jalal, sementara itu Jodha yang sedari tadi duduk dibawah didepan kuil Dewa Kahna berdiri dan menghampiri kearah Jalal.
“Ratu Jodha, aku tahu kalau kamu sangat mencintai Salim, akan tetapi menyembunyikan kesalahannya itu tidak benar ! kamu jangan terlalu memanjakannya” kata Jalal dengan nada marah, Jodha hanya diam saja mendengarkan kata kata suaminya, “Kamu memutuskan untuk tidak menceritakan soal ini ke aku kan ? okee … tapi ketika Moti berbohong padaku tadi, kamu diam saja … kapan kamu bisa mengerti kalau Salim adalah pewaris tahta Kerajaan ? Ratu Rukayah sudah menceritakan semuanya ke aku, hari ini Salim melukai Moti … bagaimana kalo suatu saat nanti dia menyakiti rakyatnya ?” kata Jalal dengan nada tinggi,
“Yang Mulia , aku telah menegur Salim … tapi kamu tahu apa yang dia katakan ke aku ? dia bilang aku akan melaporkan semua ini ke kamu dan kamu akan menghukumnya, Salim belum bisa menerima kesalahannya yang dulu, itulah sebabnya aku tidak menceritakannya ke kamu karena nanti kamu pasti akan menghukumnya” ujar Jodha, “Moti memang sudah seperti bibinya Salim, itulah mengapa dia juga diam” ujar Jodha lagi, “Jadi apa yang aku lakukan ini salah ? jika dia tidak bisa mengerti dengan cara halus, kita harus keras padanya, Ratu Jodha !” kata Jalal dengan nada marah.
“Dia telah melukai Moti, itu adalah sebuah kekerasan … apa yang akan dia perbuat dimasa depannya ? aku akan menghukumnya, Ratu Jodha !” kata Jalal lagi dengan nada tinggi, “Ini bukan sebuah cara untuk menyelesaikan masalah, Yang Mulia” bela Jodha, “Aku harus menghukum pewaris tahta Kerajaan untuk kesalahannya, aku akan menghukumnya ! pelayan ! panggil Sekhu Baba kesini !” perintah Jalal, Jodhapun kaget mendengarnya. Dengan Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 388 pun berakhir. Ayo simak terus Kisah selanjutnya pada Episode 389 berikutnya Hanya di Lampungway.com