Berita  

Inilah Metode Pengecekan Darah Terbaik, Sebelum Transfusi Darah

Lampungway.com. Inilah Metode Pengecekan Darah Terbaik, Sebelum Transfusi Darah.

Inilah Metode Pengecekan Darah Sebelum Transfusi Darah
Inilah Metode Pengecekan Darah Sebelum Transfusi Darah

Hal ini, dikemukakan oleh peneliti dari Eijkman Institute for Moleculer Biology, Meta Dewi Thedja, yang menyarankan pengecekan ulang darah yang akan ditransfusikan ke dalam tubuh kita atau keluarga.

Menurut Eijkman Institute, tidak semua darah bersih dari penyakit, khususnya virus hepatitis B (HBV) karena ternyata hasil penelitian Eijkman Institute menemukan virus bermutasi dan dapat menyamarkan diri.
Lalu apa yang harus dilakukan sebelum transfusi darah ? cara yang paling ampuh untuk mengecek darah tersebut adalah lewat nucleic acid amplification test (NAT) atau pengujian screening molekuler yang dimodifikasi untuk donor darah. Ternyata cara ini telah diperkenalkan di Indonesia pada 2005.
Cara inilah yang diklaim lebih cepat dan memiliki sensitivitas lebih tinggi ketimbang metode serologi yang umum dipakai di rumah sakit di Indonesia. Seperti NAT, metode serologi juga merupakan metode penyaringan darah. Bedanya, serologi tidak menggunakan reagen yang membuat screening lebih sensitif.
Metode NAT pun tak menghabiskan waktu yang lama. Metode ini hanya akan menghabiskan waktu selama 2 jam, sementara serologi dua kali lipatnya.
Cara mendeteksi virus hepatitis B yang tersamar, ternyata dapat diatasi dengan metode NAT. Dari 7310 sampel darah dari bank darah Palang Merah Indonesia yang sebelumnya dinyatakan bebas virus, ternyata ada 33 persen sampel yang masih menyimpan virus hepatitis B.
Hal itu dibenarkan oleh Yuyun Soedarmono, peneliti dari Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan, yang menyatakan mutasi, virus ini jadi tersamar namun biaya pengujian ini cukup mahal yaitu sekitar Rp 650 ribu per sampel.
Selain itu, tidak semua rumah sakit di Indonesia memiliki teknolgi untuk menerapkan metode NAT. Dari 211 unit transfusi darah yang berada di bawah naungan PMI, baru delapan unit yang mampu melakukan metode NAT. Di antaranya UDD PMI Pusat, DKI Jakarta, Bandung, Semarang, dan Makassar.
Yuyun menyarankan semua orang untuk menerapkan metode NAT sebelum menerima transfusi darah.
Sebelumnya, Eijkman Institute dan PMI mengadakan penelitian gabungan tentang mutasi virus hepatitis B. Menurut studi tersebut, virus ini mengalami mutasi pada gen S. Gen S ialah gen yang berada pada permukaan luar tubuh virus. Sederhananya, gen yang biasa disebut antigen (HBsAg) ini berubah menjadi lebih kuat saat memasuki gen manusia.
Saking kuatnya antigen virus tersebut, kata Susan Irawati, peneliti dari Eijkman Institute, menjelaskan, virus ini jadi sulit dideteksi dengan metode serologi. Metode ini biasanya dapat mendeteksi virus hepatitis B dengan melihat sisi antigennya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *