Lampungway.com – Sebelum kematian Rani Andriani, ia sempat berpuasa 40 hari lamanya. Menurut pihak keluarga, puasa rani bertujuan supaya grasinya dapat diterima oleh Presiden. Sebelum dieksekusi, keluarga menceritakan wajah Rani terlihat cerah dan bercahaya. Rani Adriani sendiri telah dieksekusi mati di hadapan regu tembak yang berlangsung malam dini hari tadi.
Raut wajah yang cerah itu terlihat saat adik Rani, Popi menjenguk kakaknya di LP Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Jelang menghadapi regu tembak, Rani tampak ceria dan tidak terbesit sekalipun memperlihatkan wajah sedihnya.
“Rani sudah ikhlas sudah tegar, tapi sudah bersih mukanya,” ungkap Yuki kepada wartawan di kediaman keluarga, Ciranjang, Cianjur, Jawa Barat, Minggu (18/1).
Dia meyakini, raut wajah yang bersih tersebut timbul berkat ibadah puasa uang dijalaninya selama 40 hari. Meski berpuasa, Yuki membantah puasa itu dilakoninya untuk mempersiapkan diri menghadapi eksekusi, tapi harapan agar grasi yang diajukannya diterima presiden.
“Popi bilang dia itu enggak kuat, kemudian lari ke kamar mandi, dan menangis. Pas balik, Rani tanya ‘kenapa lama?’, Popi jawab ‘sakit perut’, dia alasannya makan bakso,” bebernya.
Dari cerita tersebut, Popi bercerita kepada keluarga bahwa Rani sudah tegar menghadapi hukumannya. Sebab, saat berjumpa, Rani tetap tertawa dan bercanda dalam pertemuan terakhir mereka pada Sabtu (17/1) siang.
“Popi kemarin besuk Sabtu, jam setengah 1 siang. Besuk terakhir. Cuma 15 menit. Popi lihatnya Rani ketawa, padahal posisinya sedang menunggu, mau sedih atau enggak. Popi sudah hancur, dia juga sudah diwanti-wanti jangan nangis sama kalapas, karena Rani sudah ikhlas sudah tegar,” ujarnya.
Rani merupakan putri pertama dari pasangan Andi dan Nani. Pasangan itu memiliki tiga orang anak, dan Popi merupakan adik bungsu, sedangkan adik keduanya tinggal dan bekerja di Batam.