Lampungway.com Petinju legendaris dunia, Muhammad Ali, baru saja tiada pada usia 74 tahun usai di rawat selama dua hari di Rumah Sakit Phoenix, Arizona.
Kabar duka meninggalnya Muhammad Ali mendapat reaksi dunia. Beragam ucapan belasungkawa mengalir deras untuk Ali yang tutup usia pada Jumat (3/6/2016) waktu setempat. Rupanya, tanda-tanda kondisi kesehatannya yang makin memburuk hingga sebelum meninggal dunia bisa dilihat dari partisipasinya di Twitter. Karena petinju yang memiliki julukan The Greatest itu terakhir kali berkicau lewat #AliTweetpada 11 Mei 2016.
Yakni ketika Ali mengucapkan selamat ulang tahun kepada vokalis Grup Musik U2, Bono. “Selamat ulang tahun buat sang juara hak asasi manusia dan yang begitu menginspirasi. Bono @u2, terimakasih atas dedikasimu dan kepedulianmu bagi yang membutuhkan,” begitu kata Ali.
Ali merupakan salah satu petinju terbaik di dunia dan selalu dikenang dengan sebutan “The Greatest”. Itulah yang selalu diutarakan legendaris tinju dunia tentang dirinya, serta semua orang sudah tentu akan merujuk kepadanya. Sebelumnya tidak ada yang pernah menyangka jika Ali mampu mendongkrak popularitasnya di olahraga tinju. Padahal di eranya banyak kalangan yang menganggap sebelah mata tentang olahraga yang lebih mengedepankan kekerasan tersebut.
Tapi ketika masih dikenal dengan nama Cassius Marcellus Clay Jr., Ali berhasil menghentikan Sonny Liston di ronde keenam dalam laga perebutan gelar di Miami Beach, Florida, Amerika Serikat, 25 Februari 1964. Padahal saat itu ia dikenal sebagai petinju underdog.
Selain memiliki prestasi besar di atas ring, legenda di kelas berat itu juga dikenal sebagai sosok pejuang hak azasi manusia (HAM) yang sempat menentang pemerintah Amerika Serikat lantaran memberlakukan program wajib militer dalam Perang Vietnam.
Ali juga mendapat sorotan karena sejarah hidupnya yang sangat menarik untuk dikupas. Salah satunya ketika pemilik nama lahir Cassius Marcellus Clay, Jr memeluk agama Islam dan mengubah namanya menjadi Muhammad Ali.
Ali pun kemudian memutuskan menggantung sarung tinjunya pada tahun 1981, tiga tahun sebelum dokter menjatuhkan vonis dirinya mengidap Parkinson hingga ia harus dirawat dirumah sakit Phoenix, Arizona selama dua hari sebeluma khirnya tutup usia. Dan penyakit itulah yang merenggut nyawa sang legenda tinju pada Jumat (3/6/2016) lalu.
Sumber : sports.sindonews.com