Berita  

Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 364

Lampungway.com – Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 364. Pada Kisah dalam Sinopsis Jodha Akbar Episode 363 sebelumnya, Debroo menuliskan tentang bagaimana Salim lebih menyukai Gelang Tarian dari pada Pedang. Hal ini membuat Jalal sedikit kaget, Namun ia mempunyai cara agar Salim berpikir sesuai jalan pikiran Ayahnya. Jalal membuat suatu pertunjukkan pedang bersamaan dengan adanya pertunjukan tari. Hal ini dilakukan Jalal untuk membuktikan bahwa suara pedang lebih nyaring dari pada Musik tarian, Tentu juga agar putranya bisa tertarik dengan pedang dari pada Gelang tarian. Berhasilkah Trik Jalal tersebut? Mari simak Cerita nya kali ini.

Inilah Sinopsis Jodha Akbar Episode 364

Setelah selesai bertarung Jalal mendatangi Salim yang saat itu tengah tegang menyaksikan permainan pedang Ayahnya. Kemudian Jalal berlutut didepan Putra tercintanya. Ayah dan anak itu saling memandang satu sama lain. Sekarang kamu bisa lihat kan kalau suara pedang yang beradu suaranya lebih nyaring dari pada suara gelang kaki? ayah senang kamu tidak melihat ke arah gelang kaki itu, sekarang, dengarkan ayah, ini juga berlaku untuk kalian semua ! ujar Jalal sambil memandang anak anak yang lain. Kalian harus lebih konsentrasi pada pedang kalian dalam kehidupan kalian nanti, kata Jalal. Semua anak yang ada disana termasuk Salim menganggukkan kepala, lalu Jalal berlalu dari sana. Ditenda para Ratu, tampak Hamida sedang berbicara dengan Jodha, Jodha ! suamimu itu, anakku memang unik, dia selalu menemukan cara yang aneh untuk membuat orang lain mengerti, ujar Hamida. Jodha hanya tersenyum mendengarkannya, sementara Rukayah juga ikut tersenyum.
Ditempat dan waktu yang berbeda, Anak anak sedang belajar bahasa Urdu, sang ulama sedang mengajari mereka, tak lama kemudian pelajaran selesai, kemudian kelas pun bubar. Salah satu anak berkata, Tadi waktu di arena, Yang Mulia menunjukkan cara yang menakjubkan yaaa?. Lalu Haidar (anak Adam & Javeda) berkata, Aku juga bisa melakukan seperti itu. sementara itu Salim teringat kata kata ibunya yang menyuruhnya untuk mengembalikan gelang kaki itu kepada pemiliknya. Bergegas Salim menuju ke prajurit yang sedang berjaga disana, Aku ingin keluar istana !, ujar Salim. Pangeran, kami tidak akan membiarkan kamu pergi dari istana karena Yang Mulia tidak mengijinkan kami, ujar prajurit.
Mendengar percakapan Salim dan si prajurit, Murad langsung menghampiri Salim dan berkata, Siapa yang bisa menghentikan kamu, Salim ? kamu adalah seorang pewaris tahta Kerajaan, tapi tolong katakan, kamu mau pergi kemana ?. Lalu Salim menunjukkan gelang kaki yang sedari tadi dibawanya. Aku akan mengembalikkan gelang kaki ini ke pemiliknya karena ibu menyuruhku untuk melakukannya, kata Salim. Salah satu anak menyahut, Tapi prajurit prajurit itu tidak akan membiarkan kita pergi, aku pikir kita harus minta tolong seseorang, kita tinggal menyuruhnya untuk mengembalikan gelang kaki itu ke pemiliknya, ujarnya. Tapi aku tidak tahu nama anak perempuan itu yang punya gelang kaki ini, ujar Salim. Kalau kita tidak diperbolehkan meninggalkan istana lewat pintu gerbang, kita bisa keluar istana secara diam diam, kata Haidar. Jangan ! jangan ! nanti kalo Yang Mulia tahu, dia pasti akan marah, ujar Salim. Tapi, kamu kan perginya karena mau berbuat baik, tidak ada seorangpun yang tahu bahwa kamu telah keluar dari istana, kata Murad. Tapi aku tidak bisa pergi sendiri, kata Salim. Kalau begitu Qutub dan Danial yang akan menemani kamu, ujar Haidar. Aku ? jangan, jangan aku ! Yang Mulia pasti tidak akan suka, kata Qutub. Tidak akan terjadi apa apa, kata Haidar lagi. Lalu bagaimana aku keluar dari sini ? tanya Salim.
Sesaat Haidar menatap keluar kearah pekerja yang sedang membangun konstruksi istana. Aku punya ide bagus, kata Haidar. lalu dia pergi menemui para pekerja yang sedang sibuk membangun konstruksi istana. Dia melihat anak anak para pekerja itu sedang bermain main disana, lalu Haidar memanggil anak anak para pekerja itu dan mengatakan kalo Salim memanggil mereka semua, karena Salim mau memberi mereka hadiah. Sontak semua anak anak itu senang mendengarnya dan pergi mengikuti Haidar. Tak berapa lama kemudian, tampak Haidar sedang mengikat anak anak para pekerja tadi dan mengambil baju baju mereka, Salimpun langsung mengenakan baju tadi begitu pula Danial dan Qutub, mereka melakukan penyamaran, jadi tidak seorangpun yang akan menyadari kalo mereka adalah para pangeran Mughal. Tapi bagaimana kalo aku tertangkap ? tanya Salim was was. Sudah tenang ! tidak ada seorangpun yang akan mengenali mu, kata Murad sambil meratakan lumpur di seluruh muka Salim. Jangan khawatir, kami akan mengurusnya dari sini, ujar Haidar. Salim pun pergi bersama Qutub dan Danial ke luar istana. Sepeninggal Salim dan saudara-saudaranya, Haidar dan Murad sangat senang sekali. Sekarang Yang Mulia pasti akan marah sekali pada Salim, kata Murad. Iya betul ! dia kan mendapat 4 tamparan di pipinya, yang pertama dari ibu ratu Jodha, yang kedua dari Yang Mulia, lalu dari ibu ratu Rukayah dan yang terakhir dari ibu ratu Jodha lagi, ujar Haidar lalu mereka tertawa bersama sama. Sementara itu di pintu gerbang istana, Salim merasa gelisah dan was was, dia takut penyamarannya ini akan terbongkar oleh prajurit yang berjaga disana, bersama kedua saudaranya Qutub dan Danial, Salim keluar dari istana Mughal dengan sepenuh tenaga, dia sangat ketakutan ketika melewati gerbang istana, mereka bertiga menerobos mengikuti rombongan anak anak pekerja yang akan keluar dari istana, sepanjang gerbang istana mereka hanya menunduk saja sambil melewati para prajurit tersebut.
Didalam istana, Jodha menemui Jalal dan mengabarkan kalo Salim menghilang, Tenang, Ratu Jodha, mungkin dia ada disekitar istana, dia pasti tidak jauh jauh dari sini, ujar Jalal. Tidak, Yang Mulia, anakmu tidak berada di istana, aku sudah mencarinya kemana mana, kata Jodha. Tapi kemana dia bisa pergi ? kalo begitu, aku akan memanggil para prajurit untuk mencarinya, ujar Jalal sambil berlalu dari sana. Sementara Jodha perasaannya semakin tidak menentu memikirkan Salim. Kemudian dalam pencarian, Saat itu Jalal sedang bersama Rahim dan Maan Sigh dan tak berapa lama kemudian Murad dan Haidar berpapasan dengan Jalal, Apakah kalian tahu kemana Salim pergi ?, tanya Jalal ke mereka. Tidak, Yang Mulia, kami dari tadi belum bertemu dengan Salim, jawab Haidar. Jalalpun hanya mengatakan, Baiklah !. Kemudian berlalu dari hadapan mereka berdua. Jalal kemudian bertanya pada prajuritnya yang menjaga gerbang istana, Tidak, Yang Mulia, Pangeran Salim tidak melewati gerbang istana, ujar prajurit tersebut. Hmmm, kemana perginya anak itu ? aku harus segera menemukannya dimanapun, ujar Jalal.

Lanjut Halaman Berikutnya –>

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *